Tidak Tertarik

Pukul lima sore, Sky sudah tiba di rumah. Ia tidak melihat kedua orang tuanya di sana. Sky langsung menuju ke kamarnya di lantai dua. Ia merebahkan tubuhnya yang lelah di atas tempat tidur. Sekelebat bayangan wajah cantik Ana muncul setiap kali Sky memejamkan mata. Sepanjang hari ini Sky terus terbayang senyuman wanita malam itu.

"Mengapa aku teringat dengan wajah itu ?" Sky mengusap kasar wajahnya sambil bermonolog sendiri.

Pria itu lantas bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan berharap bisa menghilangkan bayangan yang menganggu pikirannya.

*

"Apa benar ini alamatnya, ma ?" tanya Cindy memastikan jika rumah mewah yang ada di depannya ini adalah benar rumah Marcelino. Orang yang mengundang mereka untuk makan malam.

"Ya iyalah. Mana mungkin supir taksinya salah." dalam hati Anita berharap agar memang benar ini rumahnya Marcelino, teman almarhum suaminya.

Di lihat dari rumahnya saja, sudah pasti mereka orang kaya. Anita kemudian tersenyum senang mengingat kata Marcelino yang ingin mengenalkan putra mereka dengan Cindy. Bayangan hidup mewah kini sudah di depan mata. Sekarang hanya tinggal bagaimana ia akan memanfaatkan keluarga kaya itu.

"Ayo, jalan." Anita menarik tangan Cindy yang sejak tadi masih menatap takjub dengan bangunan rumah mewah itu.

"Selamat malam, Nyonya. Silahkan masuk." sapa pelayan yang membukakan pintu untuk Anita.

Anita tidak menjawab salam pelayan itu. Bahkan tersenyum pun tidak. Baginya tidak perlu untuk tersenyum dan menjawab sapaan dari pelayanan. Jadi dia terus berjalan masuk dengan gaya seperti nyonya-nyonya besar.

Pelayan kemudian menuntun Anita dan Cindy ke ruang makan di mana Marcelino dan Helena sudah ada di sana.

"Selamat datang di rumah kami." Helena menyambut ramah kedua orang tamunya malam ini. Kemudian ia mempersilakan Anita dan Cindy duduk di kursi yang telah di sediakan.

"Terima kasih, Nyonya Helena, Tuan Marcell." balas Anita. Sementara Cindy masih clingak clinguk mencari sosok pria yang dikatakan oleh ibunya. Putra dari tuan Marcelino. Semoga saja dia tampan seperti ayahnya. Cindy tersenyum sopan kearah Marcelino dan Helena.

Sky berjalan dengan santai menuju ke arah meja makan. Semua orang sepertinya sudah ada. Sky memperhatikan sekilas kedua orang tamu yang di undang oleh orang tuanya. Yang satu sepertinya seumuran dengan mamanya dan yang satu lagi masih muda.

"Al, ini kenalkan, Tante Anita dan putrinya Cindy." kata Helena kepada Sky.

"Alensky." kata Sky menjabat tangan Anita. Sementara Cindy tampak sumringah dan tidak dapat menyembunyikan senyumannya ketika melihat pria tampan di depannya. Di luar ekspektasi Cindy, ternyata putra Tuan Marcelino jauh lebih tampan dari ayahnya.

Setelah selesai makan malam, di lanjutkan dengan duduk santai di ruang keluarga disertai obrolan ringan antara Anita dan Helena. Sedangkan Sky hanya duduk diam melihat ke arah televisi yang entah menayangkan acara apa dan Sky tidak terlalu peduli. Ia hanya sebatas menghormati tamu yang ada di sana. Sementara Cindy sejak tadi terus mencuri pandang kearah Sky.

Pukul sembilan malam, Anita dan Cindy pulang dengan di antar oleh supir Marcellino. Sky menghela napas lega setelah kedua orang wanita itu pergi. Jujur, Sky sangat tidak suka dengan Cindy yang terus melihatnya dan seolah mencari perhatiannya.

"Al, mau kemana ?" tanya Marcellino yang melihat Sky ingin pergi dari sana.

"Aku mau keluar pa." jawab Sky malas.

"Duduk dulu sebentar. Papa mau bicara." dan Sky kembali duduk di tempatnya semula menunggu apa yang ingin di bicarakan oleh papanya.

"Sekarang kau sudah dewasa dan cukup matang untuk menikah. Papa hanya mengenalkan mu dengan Cindy. Jika kau sudah punya pilihan sendiri, bawalah datang menemui kami." kata Marcelino hati-hati agar Sky tidak merasa di paksa untuk segera menikah.

"Baik, pa. Akan aku pikirkan dulu." balas Sky sebelum beranjak meninggalkan kedua orang tuanya.

Helena menatap putranya yang berjalan menaiki tangga. Diam-diam Helena tersenyum dalam hati. Ia sangat bersyukur karena Sky tidak menunjukkan ketertarikannya pada Cindy. Karena sebenarnya ia juga kurang suka dengan putri Hendro itu.

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

good job sky

2024-02-25

0

Em Mooney

Em Mooney

hadewh... udah jd gembel aj masih belagu nit

2024-02-25

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

halu...mimpi aja terus...g bakalan kesampaian😏

2024-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!