Rencana Perjodohan

Ana menyeka keringat di dahinya karena hangat sinar matahari pagi menjelang siang. Ana sedang menanam bunga dan mengatur tanaman di halaman belakang. Selama satu minggu ini, ia bekerja dengan sangat baik. Bibi Mey menyuruh Ana untuk membersihkan rumah dan mencuci pakaian. Sedangkan bagian memasak dan belanja kebutuhan rumah bagian Bibi Mey.

"Ayo, masuk Ana. Hari sudah semakin panas." kata Bibi Mey sembari mengemas peralatan menanam yang mereka gunakan.

Setelah melakukan tugasnya, Ana kemudian membantu Bibi Mey di taman belakang. Pekerjaan di sini tidak terlalu banyak, karena selama satu minggu ini majikan mereka tidak pulang ke rumah. Ana senang sekali bekerja di rumah Sky bersama Bibi Mey.

*

"Mama ! mama !

Suara teriakan Cindy menggema di seluruh ruangan. Sepertinya wanita itu hobi sekali berteriak kepada mamanya.

Anita yang sedang membaca majalah di ruang tengah jadi terganggu dengan suara teriakan Cindy. Kemudian ia berjalan menuju dapur di mana Cindy berada.

"Apa si berisik sekali, Cindy."

"Tidak ada makanan ? mama tidak masak ?" tanya Cindy ketika tidak menemukan sesuatu yang bisa ia makan.

"Tidak." jawab Anita santai.

"Ah yang benar saja, ma. Ini sudah jam makan siang. Aku sudah lapar." keluh Cindy yang sedang merasa kelaparan.

"Bahan makanan kita sudah habis dan mama tidak punya uang untuk membelinya." Cindy terperangah mendengar apa yang baru saja mamanya katakan.

"Lagian kenapa kau tidak pergi bekerja hari ini ? malah baru bangun tidur jam segini." Anita melirik putrinya dengan sinis.

"Aku di berhentikan kemarin." Cindy mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan dengan membawa segelas air putih.

"Astaga, Cindy. Kau memang anak yang tidak berguna sama sekali." Anita menghempaskan majalah di tangannya di depan Cindy karena benar-benar merasa geram dengan anaknya itu.

Selama dua bulan ini, Cindy sudah beberapa kali di terima bekerja dan semuanya hanya bertahan selama tiga hari dan paling lama satu minggu. Selain tidak bisa bekerja, Cindy juga seorang yang pemalas. Karena itulah dia selalu diberhentikan. Hobinya hanya berfoya-foya dan menghabiskan uang, sama seperti ibunya, Anita.

Anita memijit kepalanya yang terasa pusing memikirkan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka kedepannya. Harta peninggalan dari suaminya semuanya sudah habis terjual untuk menopang gaya hidup mewah mereka berdua. Tidak seperti yang ia ceritakan kepada Marcelino tempo hari tentang harta yang habis terjual untuk membayar hutang almarhum Hendro.

Anita kemudian masuk ke kamar untuk menggambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Apa kau punya pekerjaan untuk ku ?" tanya Anita begitu panggilannya terhubung.

Wanita di seberang sana terkekeh mendengar pertanyaan Anita.

"Apa kau lupa berapa usia mu sekarang ?"

Anita mendengus, tidak suka mendengar pertanyaan yang berupa sindiran untuknya. Anita akui, sekarang dia bukanlah wanita muda dan cantik seperti dulu. Usianya kini sudah hampir lima puluh tahun, siapa yang akan mau memakai jasanya lagi. Jika memang ada, bayaran yang ia terima hanya cukup untuk makan sehari.

"Lagi pula untuk apa kau bersusah payah kerja. Bukankah kau masih memiliki seorang lagi putri yang cantik ? bawa saja dia pada ku dan aku akan memberi uang yang kau butuhkan. Meskipun tidak sebanyak yang sebelumnya." lanjut wanita itu lagi.

Anita hanya terdiam sambil memikirkan tawaran dari wanita di seberang sana.

Sementara itu, Marcelino dan Helena saat ini tengah membahas tentang rencana untuk menjodohkan Sky dengan putri almarhum Hendro.

"Tapi, mama lihat Cindy itu ..."

"Hel, jangan terlalu cepat menilai orang. Kita kan belum mengenal lebih dekat dengan Cindy dan Anita." Marcelino memotong perkataan Helena.

Mengingat hubungan persahabatannya dengan Hendro di masa lalu, membuat Marcelino ingin sekali membantu anak dan istri sahabatnya itu dengan menjadikan Cindy sebagai menantu. Setidaknya kehidupan Cindy dan Anita akan terjamin.

"Apa Al mau menerima Cindy ?" tanya Helena tidak yakin jika putranya itu akan mau dengan wanita seperti Cindy.

"Kita bisa bicarakan dulu hal ini dengan Al." jawab Marcelino.

"Bagai mana jika Al tidak mau ?" Helena masih merasa enggan untuk menerima Cindy karena itulah dia berharap Sky tidak akan menyetujui rencana papanya.

"Jika Al tidak mau maka dengan sangat terpaksa papa .." Marcelino menggantung kalimatnya sehingga membuat Helena penasaran.

"Papa apa ? papa mau menikahi Cindy atau Anita gitu ?" Helena menatap tajam ke arah suaminya.

"Awas ya jika papa mempunyai niat seperti itu. Mama akan potong itu dan jadikan makanan buaya." ancam Helena dengan di sertai wajah yang galak. Sehingga membuat Marcelino bergidik negeri, membayangkan jika istrinya itu akan benar-benar melakukan seperti apa yang di katakan.

Terpopuler

Comments

Nicky Nick

Nicky Nick

hahaaaa bnr bu hellen potong aja biar ga' bisa berdiri tegak lg 😌😄

2024-11-09

0

yulia nisma

yulia nisma

bosen bngt bacanya. gak jauh2 dr perjodohan..ceo...kontrak nikah....ddduuhh author2 kok pada kompak yaaaaa....bye-bye

2024-05-18

1

Em Mooney

Em Mooney

yach... kok mlh sm cindil, itu kn ank tikus nanti digrogoti hartamu

2024-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!