Seperti Bidadari

Setelah makan malam Marcelino membicarakan tentang rencana untuk mengenalkan Sky dengan Cindy.

"Pa, ma, Sky tidak suka di jodoh-jodohkan seperti ini." Sky sangat kesal setiap kali orang tuanya membahas tentang perjodohan.

"Papa tidak memaksa mu untuk menikah. Kau bisa berkenalan dulu dengan Cindy." Marcelino tidak mau langsung menjodohkan Sky, karena ia tahu sangat berat ketika harus menikah dengan orang yang tidak kita cintai. Apalagi jika tidak saling mengenal. Seperti yang pernah ia rasakan dulu dan Marcelino tidak akan membuat Sky begitu.

"Jangan lupa pulang ke rumah untuk makan malam bersama besok." Marcelino mengingatkan. Ia sudah membicarakan tentang hal ini kepada Anita dan mereka akan datang besok malam di kediaman Marcelino dan Helena.

Sky hanya mengangguk, menuruti permintaan sang papa sebelum ia pergi meninggalkan keduanya.

*

Matahari bersinar dengan cerah, secerah senyuman Ana di pagi hari. Selesai membersihkan diri, Ana memulai tugasnya dengan penuh semangat. Pertama-tama, ia pergi ke kamar utama untuk membersihkan ruangan kamar milik sang Tuan.

Seseorang di balik selimut mengerjabkan mata saat cahaya matahari menyinari wajahnya. Dalam keadaan setengah sadar, dia seperti melihat seorang bidadari yang sangat cantik muncul melalui cahaya itu. Sky langsung terbangun dan mengusap mata berulang ulang untuk memastikan jika ia tidak sedang bermimpi.

"Aaahhh !"

Ana berteriak saat berbalik dan melihat ada seseorang di sana. Suara teriakan itu benar-benar membuat kesadaran Sky kembali sepenuhnya. Aku sedang tidak bermimpi. Batin Sky saat suara itu begitu memekakkan telinganya.

Tadi malam setelah berbicara dengan kedua orang tuanya, Sky memilih pulang ke rumah pribadinya. Saat ia sampai di rumah, Sky langsung menuju ke ruangan kerjanya. Lebih baik ia menyibukkan pikirannya dengan pekerjaan dari pada memikirkan tentang permintaan kedua orang tuanya itu.

Ana tidak tahu jika Sky sedang tidur di kamar. Pasalnya dia tidak melihat kapan majikannya itu pulang ke rumah.

"Ma maaf, Tuan. Sa saya tidak tahu jika anda ada di kamar." kata Ana gelagapan karena takut, sudah menganggu tidur sang majikan. Kemudian ia tergesa-gesa keluar dari kamar meninggalkan Sky yang masih tertegun.

Sampai pintu tertutup Sky masih mematung di atas tempat tidurnya. Siapa wanita itu ? tanyanya dalam hati. Mungkin Sky sudah lupa kejadian dua minggu yang lalu. Dia menyuruh Tom untuk menjadikan Ana sebagai pembantu di rumah ini. Sky kemudian beranjak dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi.

Ana bergegas menata makanan di atas meja. Ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar tidak bertemu dengan Sky yang mungkin sebentar lagi akan turun untuk sarapan. Tapi sayangnya Ana sudah terlambat. Sky tiba-tiba saja sudah ada di meja makan. Ana langsung menundukkan kepalanya saat ia melihat tatapan mengintimidasi dari Sky.

Ana kemudian meninggalkan ruang makan setelah memberi hormat kepada sang majikan. Sky memperhatikan punggung Ana yang berjalan semakin menjauh. Sejak tadi Sky terus memperhatikan wajah Ana. Apa benar wanita ini yang menyelamatkannya malam itu ? Tapi, mengapa terlihat sangat berbeda sekali. Tidak terlihat seperti wanita malam.

Tentu saja, karena sekarang dia seorang pembantu. Bukan lagi wanita malam. Sky menjawab sendiri pertanyaan dalam hatinya.

Usai sarapan, Sky pergi ke rumah sakit dan bekerja seperti biasa. Sore nanti ia akan pulang ke rumah orang tuanya dan makan malam di sana.

Sementara itu di sebuah butik, Anita dan Cindy sedang memilih pakaian untuk mereka kenakan malam ini. Cindy bingung dan bertanya dari mana mamanya mendapatkan uang untuk membeli pakaian ini. Bukankah beberapa waktu yang lalu mamanya mengatakan tidak punya uang sama sekali. Bahkan untuk membeli makanan pun tidak punya.

"Mama meminjam kepada teman mama." jawab Anita sambil tengah fokus memilih gaun.

Cindy menatap penuh selidik mendengar perkataan sang mama. Teman yang mana lagi ? Semua teman-teman Anita sudah tidak mau meminjamkan mereka uang lagi karena uang yang mereka pinjam sebelumnya belum di kembalikan sama sekali.

"Teman mama siapa ?" tanya Cindy memastikan. Ia tidak mau di bohongi lagi oleh sang mama karena ujung-ujungnya para rentenir yang datang ke rumah menagih dirinya yang selalu di jadikan jaminan.

"Sudahlah jangan bertanya terus. Cepat cari gaun yang bagus untuk mu. Kau harus tampil cantik malam ini dan buat anaknya teman Hendro itu menyukai mu, lalu menikahi mu. Jadi kau bisa membayar uang yang mama pinjam ini."

Cindy memutar matanya jengah mendengar omelan Anita. Sang mama selalu saja begitu. Menyuruhnya bekerja dan bahkan merayu pria kaya agar bisa mendapatkan uang untuk membayar hutang.

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

waduh... udah tersepona

2024-02-25

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

semoga Cindy tak seperti ma²nya

2024-01-27

1

Susi Ismi

Susi Ismi

anak sama ibu 11-12 emang, sama2 picik

2024-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!