Episode 20: Terbawa Suasana

Ini adalah hari yang baru, seperti biasanya, Alena memutuskan untuk pergi ke kampus.

Namum berbeda dengan hari hari sebelumnya saat ini telah yang dia masuki sedang heboh karena sesuatu.

Itu karena beberapa orang sedang bergosip, Alena penasaran itu segera bertanya pada salah satu temannya.

"Fanni, aku lihat suasana kelas hari ini sedikit berbeda dengan biasanya ada apa?"

Fanni yang ditanya itu, lalu segera menjawab,

"Yahh, aku tahu kamu mungkin tidak suka bergosip. Tapi Aku akan mengatakannya, sebenanya saat ini orang-orang menjadi heboh karena Sean sebentar lagi akan bertunangan dalam waktu dekat, banyak hati-hati yang patah setelah mendengar ini, bagaimanapun juga Idola Kampus, tiba-tiba Bertunangan,"

Alena sejujurnya tidak merasa terkejut ketika mendengar itu, lagipula anjingnya bahkan pernah bertemu dengan Sean dan Calon Tunangannya itu saat dua orang itu sedang memilih cincin pertunangan mereka.

Alena jelas tidak mau terlalu memikirkan soal pertunangan dua orang itu, tapi tetap saja, itu sedikit membuat dirinya merasa terganggu.

"Hah, ternyata orang-orang bergosip tentang hal-hal yang tidak penting,"

Fanni yang mendengar respon temannya itu hanya tertawa dan berkata,

"Sudah Aku duga, kamu akan mengatakan seperti itu,"

"Lagipula, kenapa semua orang bisa tahu hal itu?"

"Tentu saja karena Sean mengundang beberapa teman sekelasnya, sebelumnya di Kelas sebelumnya dimana kamu tidak ada, Sean membagikan undangan untuk teman-temannya,"

Alena baru ingat, memang ada kelas dimana dirinya dan Sean beda kelas, jadi Sean membagikan undangan disana?

"Lihatlah, orangnya sekarang malah datang," kata Fanni lagi, sambil menunjuk ke arah pintu.

Dimana bintang utama dari gosip itu datang, Sean mulai memasuki ruangan kelas itu.

Sean kebetulan duduk tidak jauh dari Alena, bersama teman-temannya, begitu Sean datang salah satu teman Sean jelas menanyakan soal gosip itu.

"Sean, aku dengar kamu ingin bertunangan?"

"Ya, seperti yang kalian kira,"

"Wow, Aku begitu terkejut kamu tiba-tiba ingin bertunangan sejak kapan kamu bahkan memiliki Pacar?"

Sean yang ditanya itu merasa sedikit canggung, perlahan menatap kearah gadis yang duduk di deretan depan tidak begitu jauh darinya, berasa sedikit ragu apakah akan mengatakannya atau tidak.

"Ini adalah perjodohan orang tua,"

Teman Sean itu, lagu segera menunjukkan ekspresi keterkejutannya dan berkata,

"Astaga, apakah masih jaman untuk di jodohkan di jaman ini?"

"Sudahlah, Aku tidak ingin membahasnya lagi,"

"Ngomong-ngomong, kamu tidak memberiku undangannya?"

Sean lalu segera membuka Tasnya dan membagikan salah satu undangan.

Sayangnya, percakapan segera berakhir karena dosen sudah segera datang.

Dosen yang ada didepan, lalu segera menyuruh para mahasiswa dan mahasiswi untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing karena sekarang ada tugas kelompok dan harus berdiskusi secara kelompok.

Ekpersi Alena dan Sean jelas menjadi buruk ketika mendengar kata kelompok, karena lagi-lagi di kelas itu mereka berdua satu kelompok.

Tapi sayangnya ketika kelompok mereka berkumpul bukannya membahas soal materi kuliah namun salah satu teman segera bertanya tanpa segan-segan,

"Sean, apakah kamu tidak berniat mengundang kamu untuk pergi ke pesta Pertunangan mu? Aku lihat kamu tadi membagikan Undangan,"

"Itu benar Sean, kamu akan mengundang kami bukan?"

Terlihat orang-orang itu benar-benar antusias untuk mendapatkan undangan Pertunangan Sean.

Alena yang ada disana memutuskan untuk diam, seolah benar-benar tidak peduli dengan itu.

Sean sendiri, segera mengeluarkan beberapa undangan dari Tasnya, namun bahkan sebelum dirinya membiarkannya salah satu teman sudah mengambil undangan itu dan mulai membagikannya ke anggota kelompok yang lain.

Alena yang tiba-tiba mendapatkan surat undangan di tangannya itu segera memiliki ekspresi yang rumit.

Sean awalnya tidak memiliki niat untuk mengundang gadis itu, dan sekarang ketika tatapan mereka bertemu, Sean segera memalingkan wajahnya karena entah kenapa merasa bersalah dengan Alena.

"Wow, Acaranya beberapa hari lagi? Begitu cepat?"

"Ya, begitulah,"

Setelah beberapa orang mulai mengajukan pertanyaan akhirnya mereka mulai membahas materi kuliah hari itu.

Dan Alena entah kenapa merasa lega, setelah topik pembicaraan soal pertunangan Sean berakhir.

Sebelumnya kelas berakhir, Sean sempat mencegah Alena untuk pergi, karena memiliki sesuatu yang ingin dikatakan.

"Aku rasa tidak ada yang perlu untuk dikatakan,"

"Kenapa kamu begitu dingin?"

Alena yang mendengar itu hanya menghela nafas dan berkata,

"Lalu reaksi apa yang kamu harapkan dariku? Aku tahu udah tahu lebih awal soal pesta pertunangan mu itu, kamu pikir aku peduli dengan hal itu? Karena Aku tahu kamu benar-benar bregsek, kamu yang melarang kulakukan ini dan itu namun malah kamu sendiri di yang Bertunangan,"

Begitu mengatakan itu, Alena segera pergi dari sana.

Perasaan Alena entah kenapa menjadi cukup tidak nyaman setelah membahas hal-hal itu.

Hah, Alena lalu segera menuju ke perpustakaan, namun tentu saja orang yang dicari nya tidak ada.

Alena hanya duduk disalah satu kursi, mencoba untuk menenangkan dirinya.

Sampai sekitar setengah jam berlalu, seorang pemuda menghampiri Alena.

"Alena? Kamu disini? Aku pikir kamu memiliki kelas hari ini?"

"Hah, terlalu malas untuk mengikuti kelas sore,"

Ya, Alena sedang tidak memiliki mood untuk melihat wajah Sean.

"Ingin membolos kelas?"

Alena yang mendengar ide itu benar-benar merasa cukup kaget, namun rasa itu bukan ide yang terlalu buruk.

"Tentu, kurasa tidak apa-apa untuk membolos sesekali,"

Pemuda itu lalu segera mengandeng tangan Alena, dan mulai mengajaknya ke suatu tempat.

Hari itu, Alena benar-benar merasa senang, segera melupakan perasaannya yang rumit dan gangguan-gangguan sebelumnya soal Sean.

Hanya berharap mereka bisa segera bercerai, dan tidak lagi memiliki beberapa hubungan.

Saat ini, mereka berdua baru saja ada di taman kota, setelah sebelumnya mereka pergi makan di cafe.

Taman itu cukup sepi, kurang lebihnya ada mereka berdua dan beberapa penjual makanan di sekitar sana.

"Apakah kamu mau Es Krim?" Tawar pemuda itu.

"Ya, boleh juga, Aku ingin rasa coklat,"

"Tentu, Aku akan memesankannya, kamu tunggu saja di sini,"

Penjual es krim kebetulan tidak begitu jauh dan tidak antri, jadi pemuda itu dengan cepat membawa Es Krim mereka.

Seperti yang Alena duga, Es Krim yang di pesan pemuda itu adalah Es Krim Vanilla.

"Kamu ternyata memang sangat menyukai rasa Vanilla?" Kata Alena sambil menerima es krim coklat tangannya.

"Ya, kamu benar, ini cukup enak. Kamu tidak ingin mencobanya?" Tanya pemuda itu yang saat ini mulai memakan es krim itu.

"Mencoba rasa lain juga cukup enak, rasa coklat ini cukup enak," kata Alena, sambil mulai memakan es krim miliknya.

Pemuda itu, lalu tertawa dan berkata,

"Apakah kamu memberiku tawaran untuk mencobanya?"

Alena yang menikmati Es Krimnya itu, cukup terkejut dengan kata-kata itu.

Jelas, sedikit berbeda ketika hanya berbagai minuman, ini berbagai Es Krim yang baru saja dirinya makan.

Apakah tidak apa-apa?

Namun sebelum Alena menjawab, pemuda itu sudah lebih dulu mendekatkan wajahnya pada Alena, lalu segera mulai mencicipi Es Krim coklat yang ada tepat di depan Alena.

Jarak mereka saat itu cukup dekat, hampir membuat jantung Alena copot.

"Ini enak," kata pemuda itu berikutnya.

Alena yang menjadi sadar tentang hal itu, segera memukul pemuda itu dengan ringan,

"Kamu itu jangan mengagetkan ku seperti itu,"

Pemuda itu, lalu segera menatap kearah Alena menunjukkan ekspresi bingung.

"Apakah kamu ingin mencoba Es krim vanila yang aku miliki?" Kata pemuda itu setelah memakan beberapa Es Krim Vanilla di depannya itu, membuat beberapa bagian bibirnya terkena Es Krim.

Alena sendiri menjadi salah tingkah, dan salah menatap kearah bibir pemuda itu.

Mulai memikirkan, bagaimana rasa dari bibir itu?

Yang sepertinya tidak kalah manis dari Es Krim yang pemuda itu makan.

Wajah Alena benar-benar memerah karena pikirannya benar-benar melenceng.

Sungguh, dirinya tidak pernah memiliki perasaan semacam ini pada Pria lain sebelumnya.

Hanya pada pemuda yang ada didepannya ini...

Seolah pemuda yang ada didepannya itu, menyadari kemana arah tatapan Alena.

"Kamu ingin mencobanya? Rasa Es Krim ini?"

Kata-kata itu seperti semacam godaan untuk Alena, membuat Alena secara refleks langsung mengagguk.

Dan tepat setelah itu, yang Alena rasakan adalah sentuhan dari sebuah bibir hangat, yang juga ada rasa manis dari Es Krim Vanilla disana.

Alena baru saja menjadi kaget dengan tembakan pemuda yang ada didepannya itu...

Mulai memikirkan, bahwa mungkin gak hanya dirinya yang memiliki perasaan ini?

Namun kecupan itu, hanya berlangsung dengan singkat, dan pemuda itu segera melepaskannya dan berkata,

"Apakah itu enak?"

Alena jelas tidak merasa puas dengan godaan kecil itu, lalu segera menarik pemuda itu lebih dekat kearahnya.

"Aku belum puas,"

Kali ini giliran Alena yang memulai ciuman itu, tanpa malu-malu pada pemuda itu.

Itu mungkin karena bawaan hati, atau rasa frustasi Alena, yang mulai terbawa suasana dalam hal ini.

Dirinya ingin mulai lupakan semua hal rumit dalam hidupnya.

Dari Pernikahannya yang aneh dengan Sean.

Pertunangan Sean yang tinggal beberapa hari lagi...

Juga soal ciuman pertamanya yang di rebut degan paksa oleh pemuda brengsek bernama Sean itu.

Saat ini dirinya hanya ingin memiliki sebuah kenangan indah bersama pemuda yang didepannya ini...

Karena dirinya tidak tahu kapan pemuda itu tiba-tiba menghilang lagi, sama seperti saat mereka SMA.

Banyak penyesalan yang Alena miliki saat itu, termasuk dirinya yang tidak sempat untuk mengungkapkan perasaannya.

Jadi kali ini...

Walaupun sini sedikit di awal..

Ciuman itu berlangsung cukup lama, keduanya seolah-olah terlalu terbawa dalam suasana.

Sampai ciuman itu akhirnya dilepaskan, dan keduanya mulai saling menatap dalam diam karena tidak tahu harus berkata apapun.

"Xavier itu...."

Pemuda itu, lalu segera tersenyum, dan berkata,

"Maaf karena melakukan ini tiba-tiba, ini mungkin bukan waktu yang tepat... Aku... Saat ini Aku tidak memiliki banyak waktu, Aku akan mengatakannya disaat kita bertemu selanjutnya..."

Alena menjadi kaget, ketika pemuda itu mulai berdiri, dan terlihat seolah-olah ingin pergi dari tempat itu.

"Xavier tunggu...."

"Lena... Di waktu berikutnya kita bertemu aku akan mengatakannya dengan benar, jadi tunggu Aku oke?" Kata Pemuda itu, lalu segera berlari dan menjauh dari tempat itu seolah-olah sedang dikejar oleh sesuatu.

Alena sendiri, tidak tahu harus merespon seperti apa ketika pemuda itu pergi.

'Xavier' sekarang mulai menjauh dari Alena, ketempat yang cukup jauh sehingga gadis itu tidak bisa mengejarnya lagi.

Pemuda itu, lalu segera menatap ke arah jam tangan miliknya, dan mulai menghitung mundur waktu yang tersisa.

Sangat beruntung dirinya ingat waktu dengan tepat, atau kalau tidak...

Hal berikutnya yang terjadi...

Pemuda itu, lalu mulai menghitung mundur waktu yang tersisa.

3

2

1

Lalu seolah-olah pemuda itu, mulai merasa kehilangan keseimbangan.

"Huh? Dimana ini?" Kata pemuda itu tiba-tiba yang malah terlihat binggung sekarang.

"Ah, apa-apa dengan kacamata aneh ini, dan bahkan pakaian aneh ini," kata pemuda itu lalu mulai melepaskan kacamatanya.

"Sungguh? Kenapa belakangan ini sering terjadi, sial. Hal-hal menjadi cukup kacau, dan kenapa sekarang Aku ada di taman?"

Pemuda itu lalu segera mengambil ponselnya, yang mati, dan tepat ketika dirinya menyalakannya, sudah ada banyak pesan dari teman-temannya.

'Sean, kenapa kamu tidak masuk kelas hari ini? Hey?'

Pemuda itu menatap ponselnya dengan heran setelah membaca pesan itu.

Teman-temannya menanyakan kenapa dirinya bolos dan tidak masuk kelas.

Ini tidak seperti dirinya ingin membolos atau sesuatu.

Hanya...

Sean benar-benar binggung soal apa yang terjadi.

"Sepertinya, Aku harus pergi Konsultasi lagi, 'diriku' yang lain, benar-benar banyak mengambil alih belakangan membuatku merasa sangat terganggu..."

Pemuda itu, lalu kembali meletakan kacamatanya di tasnya, dan sekarang baru menyadarinya, jika mulutnya terasa sangat manis.

Apakah ini rasa vanilla?

Ada sedikit campuran coklat disana.

Akkhh, rasa manis ini benar-benar mengagu, dirinya pertama harus mencari air minum dulu.

Terpopuler

Comments

Tika Naya

Tika Naya

alter ego kan

2025-01-30

0

D

D

penasaran banget endingnya:(

2024-12-19

0

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

Sean punya kepribadian ganda atau gimana sih Thor🤔

2023-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Tertangkap Basah
2 Episode 2: Menikah
3 Episode 3: Menyembuyikan Hubungan
4 Episode 4: Hubungan Buruk
5 Episode 5: Kebencian
6 Episode 6: Tidak Terduga
7 Episode 7: Ingin Tahu
8 Episode 8: PDKT
9 Episode 9: Rencana Sean
10 Episode 10: Kebetulan?
11 Episode 11: Sebuah Hubungan
12 Episode 12: Tidak Terduga
13 Episode 13: Provokasi
14 Episode 14: Cinta Pertama
15 Episode 15: Berkebalikan
16 Episode 16: Misteri Kalung
17 Episode 17: Jadi Penasaran
18 Episode 18: Mereka Dekat?
19 Episode 19: Saingan
20 Episode 20: Terbawa Suasana
21 Episode 21: Sebuah Nasehat
22 Episode 22: Keinginan
23 Episode 23: Kekecewaan
24 Episode 24: Kamu Milikku
25 Episode 25: Kekasih
26 Episode 25: Liam Xavier Dirgantara
27 Episode 26: Haruskah Percaya?
28 Episode 27: Terasa Aneh
29 Episode 28: Terlihat Berbeda?
30 Episode 29: Rencana Vano
31 Episode 30: Tidak Suka
32 Episode 32: Perasaan Rumit
33 Episode 33: Cemburu?
34 Episode 34: Kurang Ajar!!!
35 Episode 35: Penyelidikan
36 Episode 36: Bentrokan
37 Episode 37: Siapa Kamu?
38 Episode 38: Kisah Masalalu
39 Episode 39: Keputusan Alena
40 Episode 40: Tidak Adil
41 Episode 41: Keraguan
42 Episode 42: Kemarahan
43 Episode 43: Bimbang
44 Episode 43: Masalah
45 Episode 44: Semakin Rumit
46 Episode 45: Kegilaan
47 Episode 46: Pilihan Sean (Part 1)
48 Episode 47: Pilihan Sean (Part 2)
49 Episode 48: Tidak Bisa Kehilanganmu
50 Episode 49: Keputusan Keluarga
51 Episode 50: Pilihan Terbaik
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1: Tertangkap Basah
2
Episode 2: Menikah
3
Episode 3: Menyembuyikan Hubungan
4
Episode 4: Hubungan Buruk
5
Episode 5: Kebencian
6
Episode 6: Tidak Terduga
7
Episode 7: Ingin Tahu
8
Episode 8: PDKT
9
Episode 9: Rencana Sean
10
Episode 10: Kebetulan?
11
Episode 11: Sebuah Hubungan
12
Episode 12: Tidak Terduga
13
Episode 13: Provokasi
14
Episode 14: Cinta Pertama
15
Episode 15: Berkebalikan
16
Episode 16: Misteri Kalung
17
Episode 17: Jadi Penasaran
18
Episode 18: Mereka Dekat?
19
Episode 19: Saingan
20
Episode 20: Terbawa Suasana
21
Episode 21: Sebuah Nasehat
22
Episode 22: Keinginan
23
Episode 23: Kekecewaan
24
Episode 24: Kamu Milikku
25
Episode 25: Kekasih
26
Episode 25: Liam Xavier Dirgantara
27
Episode 26: Haruskah Percaya?
28
Episode 27: Terasa Aneh
29
Episode 28: Terlihat Berbeda?
30
Episode 29: Rencana Vano
31
Episode 30: Tidak Suka
32
Episode 32: Perasaan Rumit
33
Episode 33: Cemburu?
34
Episode 34: Kurang Ajar!!!
35
Episode 35: Penyelidikan
36
Episode 36: Bentrokan
37
Episode 37: Siapa Kamu?
38
Episode 38: Kisah Masalalu
39
Episode 39: Keputusan Alena
40
Episode 40: Tidak Adil
41
Episode 41: Keraguan
42
Episode 42: Kemarahan
43
Episode 43: Bimbang
44
Episode 43: Masalah
45
Episode 44: Semakin Rumit
46
Episode 45: Kegilaan
47
Episode 46: Pilihan Sean (Part 1)
48
Episode 47: Pilihan Sean (Part 2)
49
Episode 48: Tidak Bisa Kehilanganmu
50
Episode 49: Keputusan Keluarga
51
Episode 50: Pilihan Terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!