Episode 3: Menyembuyikan Hubungan

"Saksi Sah?"

"Sah?"

"Alhamdulilah, sekarang kalian berdua sudah resmi menjadi pasangan suami istri,"

Ijab Kabul antara Alena dan Sean itu, entah bagaimana berlangsung dengan cukup lancar.

Sesungguhnya, Alena merasa sangat gugup karena tidak menyangka bahwa sekarang dirinya sudah menikah.

Namun, jelas sekali ini bukan pernikahan yang dirinya inginkan.

Jadi setelah ijab kabul itu, tidak ada acara cium tangan atau cium kening, dua orang itu hanya segera menandatangani buku nikah.

"Bener, setelah pernikahan ini kalian berdua tidak bisa bercerai dalam waktu satu tahun, ini adalah surat perjanjian kalian, kami tidak butuh dengan kalian mencoba beberapa trik murahan," kata kepala desa menyerahkan selembar kertas lagi Untuk ditandatangani oleh sepasang pasutri itu.

Alena dan Sean, yang melihat itu merasa terdiam namun memang merasa tidak memiliki pilihan lain mereka mau tidak mau segera tanda tangan agar urusan di sana cepat selesai.

Dan setelah masalah itu selesai, dua orang itu, segera diberikan surat nikah, dan ada sesi foto, yang di foto oleh salah satu warga menggunakan ponsel Julio.

Julio sendiri, yang melihat ada barang bukti di ponselnya jelas merasa takut, nanti Bagaimana jika dirinya malah salah mengirim salah satu foto ini kepada Kakaknya?

Akhhh...

Sial!

Kenapa pula adiknya ini malah melibatkan dirinya dalam hal ilegal semacam ini?

Akhhh, dirinya bisa mampus jika ketahuan, terutama oleh Ayah dan Kakaknya Alex.

Alena lalu menatap sebuah buku nikah yang ada di tangannya yang memang berisi oleh namanya.

Ini merupakan sebuah bukti pokok bahwa dirinya saat ini sudah resmi menikah.

Acara pernikahan itu, juga segera berakhir setelah penyerahan buku nikah itu, dan setelah itu, Alena dan Sean segera menuju ke ruang ganti untuk kembali memakai baju masing-masing.

Dan sekarang, yang ada di gedung itu tinggal mereka bertiga.

Julio yang melihat pasangan pengantin baru itu, merasa jika mereka berdua sepertinya juga membutuhkan waktu untuk berbicara satu sama lain.

"Baiklah, aku akan menunggu di luar aku pikir kalian berdua setidaknya butuh waktu untuk berbicara,"

Bahkan tanpa menunggu persetujuan Alena, Julio sudah pergi lebih dulu dari tempat itu.

Alena sebenarnya merasa sangat tidak senang jika dirinya harus berada di satu ruangan dengan Sean, dan sekarang ketika hanya ada mereka berdua dirinya tidak tahu harus berkata apa.

Sekarang mereka berdua sudah menikah, namun tetap saja Alena tidak akan menganggap pria yang ada di depannya ini sebagai Suaminya.

Tapi bahkan mereka berdua saat ini tidak bisa langsung bercerai minimal harus menunggu selama satu tahun, dirinya juga tidak ingin jika hubungan mereka ini diketahui oleh siapapun termasuk dengan keluarga mereka.

"Aku ingin mempertegas soal hubungan kita, pernikahan ini kita berdua sama-sama tahu jika ini adalah sebuah kesalahan, aku yakin ini bahwa kamu juga tidak ingin pernikahan ini untuk diketahui oleh siapapun termasuk oleh keluargamu bukan Sean? Begitu pula denganku aku juga tidak ingin pernikahan ini diketahui oleh siapapun,"

Sean mendengarkan gadis yang ada di hadapannya itu berbicara, lalu segera berkata,

"Kamu benar, kita memang sebaiknya merahasiakan hubungan ini dan nantinya akan bercerai tanpa masalah setelah 1 tahun,"

"Ya, itu juga rencana yang aku miliki. Mari kita berdua sama-sama tidak menganggap pernikahan ini sebagai suatu pernikahan, hubungan kita akan tetap seperti sebelumnya seperti orang asing," kata Alena lagi.

"Kali ini aku setuju denganmu agar tidak ada orang yang curiga kita harus tetap terlihat memiliki hubungan seperti sebelumnya, kamu juga sebaiknya menyimpan buku nikah mu itu aman-aman jangan sampai itu ketahuan, terutama oleh kakakmu itu,"

"Aku jelas tidak ingin kakakku sampai tahu jika aku harus menikah dengan penjahat brengsek sepertimu, yang pernah mencoba untuk mencelakakan Kakakku,"

"Apa? Kamu tidak memiliki bukti apapun untuk bisa menuduhku," kata Sean lagi mencoba mengelak dari tuduhan itu selama tidak ada bukti kongkrit, dirinya jelas tidak ingin mengaku.

"Baik sepakat kalau begitu, ini hanya sebuah pernikahan di atas kertas, tidak lebih dan tidak kurang, tidak akan pernah merubah hubungan awal kita,"

Setelah mengatakan itu, Alena segera berniat untuk pergi dari ruangan itu namun tangannya tiba-tiba dicegah oleh Sean, Alena lalu segera berbalik sambil menepis tangan itu.

"Apalagi sekarang?"

"Kalung yang aku berikan itu kamu simpan baik-baik dan jangan sampai hilang, setelah kita bercerai kamu wajib untuk mengembalikan kalung itu padaku,"

Alena lalu teringat soal Maskawin yang Sean berikan, hal-hal yang bahkan tidak bisa disebut dengan mas kawin yang layak.

Alena lalu mengeluarkan kalung itu dari saku bajunya lalu segera memakainya,

"Setahuku, mas kawin itu adalah sesuatu yang sudah diberikan kepada mempelai wanita, dan menjadi hak miliknya tidak bisa lagi diambil oleh pengantin Pria, ini sekarang adalah milikku jadi terserah aku apakah aku akan mengembalikannya padamu atau tidak," kata Alena dengan ekpresi cukup puas, apalagi setelah melihat wajah pria yang ada di hadapannya itu sekarang terlihat pucat, karena sepertinya kalung ini adalah sesuatu yang sangat berharga.

"Kamu sungguh berani!!"

Namun Alena tidak mendengarkan tentang bagaimana Sean marah dia hanya segera keluar dari ruangan itu, pergi kearah Julio, dan bersiap pergi dari sana.

Sean hanya bisa menatap dengan kesal kepergian mereka berdua.

Awas saja itu Alena sialan!

Lihat saja nanti!

Percakapan itu berakhir begitu saja, namun setidaknya sebuah kesepakatan untuk menyembunyikan hubungan itu sudah dibuat.

Dan begitu mereka tiba di tempat kamping, seolah-olah kejadian sebelumnya tidak pernah terjadi, Sean bersikap seperti biasanya kembali bersama teman-temannya, begitu pula dengan Alena.

Tidak ada hal-hal lain yang terjadi selama kamping selama seharian itu, karena toh acara itu akan segera berakhir mereka saat ini sedang berkemas-kemas dan berencana untuk pulang pagi nanti, yang di percepat karena masalah cuaca yang kabarnya besok akan buruk.

Malam itu, diadakan acara api unggun yang meriah, orang-orang mulai menikmati acara malam itu dengan senang, berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.

Alena dan Sean kebetulan adalah anggota panitia, jadi mereka berkeliling untuk memimpin Acara.

Agar acara lebih meriah, ada Indiah secara random di bagian panitia, agar memulai dansa malam itu.

Sangat kebetulan, nama Alena dan Sean yang terpilih.

Beberapa anggota panitia yang sudah tahu soal hubungan mereka jelas merasa tegang ketika dua nama itu disebut.

Namun, anggota lainnya juga pada peserta yang tidak tahu apa-apa itu segera berteriak gembira dan menyeluruh mereka sekarang ketengah untuk mulai berdansa.

"Mari Kak Sean! Kak Alena! Mulai maju ke depan!"

Orang-orang sudah menjadi heboh.

Ekpersi Alena jelas menunjukkan rasa tidak senang, namun melihat dirinya malah didorong teman-temannya yang sepertinya sangat suka melihat dia menderita dengan cara harus berdansa dengan musuhnya itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Begitupula dengan Sean, yang juga segera maju ke depan

Tatapan mereka sepintas bertemu, mereka berdua sudah resmi menikah, namun benar-benar seolah hal-hal sebelumnya adalah sebuah mimpi buruk, dan sekarang begitu jalan mereka kembali ke hubungannya yang semula.

Namun tetap saja, untuk Alena sekarang rasanya aneh untuk menatap pemuda yang ada di depannya itu.

Sean, yang paling pertama mengulurkan tangannya, dan Alena menerima luluran tangan itu, musik sudah mulai dinyanyikan dan kedua orang itu sekarang mulai berdansa.

Alena, diam-diam emang menatap pemuda yang ada di depannya ini memikirkan hal-hal yang terjadi sebelumnya, tak pernah mengira jika sekarang pemuda yang ada di depannya itu merupakan suaminya.

"Kenapa kamu melihat ku seperti itu?" Sean bertanya karena penasaran, rasanya cukup aneh ditatap oleh gadis yang ada di depannya itu.

"Siapa yang menatap mu? Aku hanya merasa sangat sial kenapa harus berdansa denganmu,"

"Hah, harusnya yang merasa sial karena berdansa dengan mu,"

Alena yang kesal itu, segera menggunakan kakinya untuk menginjak kaki Sean, membuat Sean kesakitan.

"Ups, kakiku tergelincir,"

Sean mencoba menahan itu dan tidak lagi mengatakan apapun, saat ini mereka di tatap oleh orang banyak, beberapa pasangan lain panitia secara random juga ada yang mulai berdansa.

Namun injakan kaki Alena, tidak selesai disana, itu ada injakan kedua, dan tiga, membuat Sean mulai kehabisan kesabaran.

"Apa-apaan sih kamu? Pasti kamu segaja!"

"Aku sudah bilang sebelumnya kakiku hanya sedikit tergelincir,"

Alena benar-benar menikmati menyiksa pemuda yang ada di depannya itu.

Sekarang giliran Sean yang mulai untuk membalas, dia menarik pinggang Alena lebih dekat, berniat memutar gadis itu, dalam gerakan yang cepat, membuat Alena kehilangan keseimbangan nya dan hampir jatuh, dan berakhir dengan Alena mempererat pelukannya pada Sean.

Sean juga terkejut dengan gerakan Alena tiba-tiba, padahal dirinya segaja membuat gerakan cepat agar gadis itu jatuh dan malu sendiri lagi, mana tahu gadis itu malah memeluknya dengan erat.

Jarak mereka saat ini sangat dekat, hingga bisa mencium aroma masing-masing, Alena mau tidak mau merasa sedikit berbedebar ketika dihadapkan dengan jarak yang begitu dekat dengan seorang pria, dirinya tidak pernah begitu dekat dengan pria manapun selama ini.

Tatapan mereka saling bertemu sekarang, mulai tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Ketika menatap Sean dari dekat, Alena menjadi ingat, jika harusnya malam ini adalah malam pertama mereka.

Wajah Alena segera berubah menjadi sedikit memerah karena merasa pikirannya terlalu menjadi sesat.

Sean, walau dalam kegelapan melihat sedikit perubahan warna wajah Alena.

"Kenapa denganmu? Apakah kamu sekarang akhirnya ingat jika Aku suamimu? Ini adalah malam pertama kita setelah semua,"

Sean hanya ingin mengatakannya untuk membuat gadis yang ada di depannya itu malu.

"Cih, Siapa yang sudi melakukannya dengan Pria bekas seperti mu?"

"Siapa yang kamu bilang bekas hah?"

Alena lalu segera tertawa lagi, dan berkata,

"Jadi kamu masih perjaka? Seorang Sean yang di kelilingi oleh banyak wanita?"

Sean yang ditanya itu segera langsung diam karena memberikan jawaban apapun akan tetap merasa menjatuhkan martabatnya.

Dia hanya berkata,

"Siapa pula yang sudi melakukannya denganmu pula,"

Dua orang itu, sekali lagi hanya menatap masing-masing dengan penuh kebencian sampai sesi dansa mereka selesai.

Alena sendiri, segera mencuci tangannya setelah acara dansa itu, merasa jijik dengan tangannya yang tadi berpegangan dengan Pria sampah itu.

Sean melihat bagaimana Alena cuci tangan di pinggiran dengan air minum itu dengan kesal.

Dan itu juga akhir dari malam itu.

Di pagi hari, sayangnya terjadi sebuah keributan, ini bermula ketika Kakak Alena, Alexander Smith dan Istrinya, Natasya datang ke tempat kemping itu untuk menjemput Alena dan Julio.

Alexander yang berpapasan dengan Sean, jelas merasa kesal, terutama tentang bagaimana Sean menyapa ramah Istrinya, Natasya.

"Kak Natasya, Aku lihat kakak semakin hari semakin cantik,"

"Terimakasih, Sean, kamu terlalu melebih-lebihkan,"

Alex yang baru sampai disana, tidak suka bagaimana Sean itu, berbicara begitu manis seolah mengoda Istrinya itu.

"Dasar Brengsek! Berhenti kamu mengoda Istri orang!" Kata Alex kesal.

Sean lalu segera ingat, jika ada Alex tidak jauh dari sana.

"Pfff... Apa? Kenapa kamu marah? Apakah kamu merasa terlalu rendah dari pada Aku?"

"Kamu itu memang bocah brengsek yang tidak tahu malu!"

"Wow, makasih atas pujiannya, Kakak Alexander Smith,"

"Cih, jangan pernah memanggilku dengan nada sok akrab seperti itu benar-benar membuatku jijik,"

"Astaga, Kak Alex aku hanya mencoba bersikap ramah,"

Natasya mencoba membujuk Alex untuk pergi dari sana, sebelum terlalu banyak keributan.

Karena dirinya tahu, Sean adalah tipe orang yang paling bisa membuat orang emosi dengan kata-katanya.

"Sudahlah, sayang mari kita sebaiknya mencari Alena dan Julio saja,"

Tatapan Alex lalu segera kembali menatap Sean dan berkata,

"Kamu lihat saja nanti aku jelas tidak akan membiarkanmu hidup tenang, setelah apa yang pernah kamu lakukan padaku aku pasti akan menemukan semua bukti-bukti nya,"

"Astaga, Aku takut.... Coba saja cari jika memang ada pin-nya," Kata Sean dengan nada menghina.

Alena kebetulan melihat dari agak jauh tentang dua pria itu berselisih.

Memang, jika sampai Pernikahannya dengan Sean sampai terbongkar, ini mungkin akan menjadi lebih buruk daripada yang dirinya kita.

Ya, memang lebih baik untuk menyembunyikan semua rahasia ini dalam-dalam.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni

Dwi Winarni

pasti kebongkar wong sudah diatur sama authornya kok

2023-05-15

0

Sampai Sini Ya Kak,, Klo Kurang Bilang Ya,, Aku Akan Setia Membaca Ini,, Klo Kamu Minta 😁👍

2023-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Tertangkap Basah
2 Episode 2: Menikah
3 Episode 3: Menyembuyikan Hubungan
4 Episode 4: Hubungan Buruk
5 Episode 5: Kebencian
6 Episode 6: Tidak Terduga
7 Episode 7: Ingin Tahu
8 Episode 8: PDKT
9 Episode 9: Rencana Sean
10 Episode 10: Kebetulan?
11 Episode 11: Sebuah Hubungan
12 Episode 12: Tidak Terduga
13 Episode 13: Provokasi
14 Episode 14: Cinta Pertama
15 Episode 15: Berkebalikan
16 Episode 16: Misteri Kalung
17 Episode 17: Jadi Penasaran
18 Episode 18: Mereka Dekat?
19 Episode 19: Saingan
20 Episode 20: Terbawa Suasana
21 Episode 21: Sebuah Nasehat
22 Episode 22: Keinginan
23 Episode 23: Kekecewaan
24 Episode 24: Kamu Milikku
25 Episode 25: Kekasih
26 Episode 25: Liam Xavier Dirgantara
27 Episode 26: Haruskah Percaya?
28 Episode 27: Terasa Aneh
29 Episode 28: Terlihat Berbeda?
30 Episode 29: Rencana Vano
31 Episode 30: Tidak Suka
32 Episode 32: Perasaan Rumit
33 Episode 33: Cemburu?
34 Episode 34: Kurang Ajar!!!
35 Episode 35: Penyelidikan
36 Episode 36: Bentrokan
37 Episode 37: Siapa Kamu?
38 Episode 38: Kisah Masalalu
39 Episode 39: Keputusan Alena
40 Episode 40: Tidak Adil
41 Episode 41: Keraguan
42 Episode 42: Kemarahan
43 Episode 43: Bimbang
44 Episode 43: Masalah
45 Episode 44: Semakin Rumit
46 Episode 45: Kegilaan
47 Episode 46: Pilihan Sean (Part 1)
48 Episode 47: Pilihan Sean (Part 2)
49 Episode 48: Tidak Bisa Kehilanganmu
50 Episode 49: Keputusan Keluarga
51 Episode 50: Pilihan Terbaik
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1: Tertangkap Basah
2
Episode 2: Menikah
3
Episode 3: Menyembuyikan Hubungan
4
Episode 4: Hubungan Buruk
5
Episode 5: Kebencian
6
Episode 6: Tidak Terduga
7
Episode 7: Ingin Tahu
8
Episode 8: PDKT
9
Episode 9: Rencana Sean
10
Episode 10: Kebetulan?
11
Episode 11: Sebuah Hubungan
12
Episode 12: Tidak Terduga
13
Episode 13: Provokasi
14
Episode 14: Cinta Pertama
15
Episode 15: Berkebalikan
16
Episode 16: Misteri Kalung
17
Episode 17: Jadi Penasaran
18
Episode 18: Mereka Dekat?
19
Episode 19: Saingan
20
Episode 20: Terbawa Suasana
21
Episode 21: Sebuah Nasehat
22
Episode 22: Keinginan
23
Episode 23: Kekecewaan
24
Episode 24: Kamu Milikku
25
Episode 25: Kekasih
26
Episode 25: Liam Xavier Dirgantara
27
Episode 26: Haruskah Percaya?
28
Episode 27: Terasa Aneh
29
Episode 28: Terlihat Berbeda?
30
Episode 29: Rencana Vano
31
Episode 30: Tidak Suka
32
Episode 32: Perasaan Rumit
33
Episode 33: Cemburu?
34
Episode 34: Kurang Ajar!!!
35
Episode 35: Penyelidikan
36
Episode 36: Bentrokan
37
Episode 37: Siapa Kamu?
38
Episode 38: Kisah Masalalu
39
Episode 39: Keputusan Alena
40
Episode 40: Tidak Adil
41
Episode 41: Keraguan
42
Episode 42: Kemarahan
43
Episode 43: Bimbang
44
Episode 43: Masalah
45
Episode 44: Semakin Rumit
46
Episode 45: Kegilaan
47
Episode 46: Pilihan Sean (Part 1)
48
Episode 47: Pilihan Sean (Part 2)
49
Episode 48: Tidak Bisa Kehilanganmu
50
Episode 49: Keputusan Keluarga
51
Episode 50: Pilihan Terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!