Alena yang melihat adegan pertengkaran itu segera menghampiri Kakaknya, Alex mencoba untuk menenangkan kakaknya itu.
"Sudahlah, Kak Alex sebaiknya kakak tidak perlu memikirkan si Sean itu, hanya membuang-buang energi kakak aja,"
Alex lalu segera menatap kearah adiknya itu,
"Hah, aku hanya tidak mengira kamu harus satu kampus dengan orang sialan itu, mana kalian malah satu jurusan lagi,"
"Dunia memang terlihat begitu sempit, Kak Alex. lagipula memang kampus yang aku masuk di merupakan kampus ternama sebenarnya cukup wajar untuk bertemu dengan dia di kampus itu mengingat kata kakak dia sebenarnya cukup pintar,"
Alex yang mendengar Adiknya itu malah terlihat memuji Sean, jelas merasa kesal lagi,
"Kamu pikir orang itu pintar? Dia itu hanya psikopat busuk yang tidak punya hati, ingat pesanku bahkan walaupun kamu satu jurusan dengannya jangan pernah kamu terlibat hubungan apapun dengannya,"
Istri, Alex, Natasya itu mencoba untuk menenangkan suaminya sekali lagi.
"Sudahlah, Alex dengarkan saja itu kata adikmu jangan membuang-buang energi seperti itu untuk marah padanya,"
Alex yang di nasehati oleh dua wanita penting dalam hidupnya itu akhirnya hanya bisa menghela nafas dan menormalkan kembali ekspresinya.
"Hanya, Aku sangat membenci orang itu,"
Natasya lalu mencoba untuk mengalihkan pembicaraan,
"Ah, ya Alena mana kakakmu Julio?"
Alena lalu segera teringat jika kakaknya alat ini berniat menjemput dirinya dan Julio.
Namun kalau di pikir-pikir lagi, dirinya belum melihat Kakaknya Julio itu dari tadi.
"Aku juga tidak tahu di mana dia,"
Alex yang mendengar itu sekali lagi menghela nafas, dan berkata
"Sudahlah, dia itu memang selalu suka seperti itu, biarkan saja dia. Sebaiknya kamu segera ke mobil saja, bersama kami,"
"Eh? Tapi Kak Julio..."
"Alena, Mama sebenernya ingin segera bertemu denganmu inilah alasan kenapa kami menyemputmu,"
"Mama? Memang ada apa dia mencariku?"
"Katanya sih kamu ingin diajak dalam acara Reuni atau sesuatu,"
Alena yang mendengar itu segera terkejut,
"Lah? Reuni? Kenapa tidak Kakak saja yang diajak?"
"Mama ingin mengajak satu-satunya Putrinya, yaitu kamu,"
"Iya, Alena sudahlah, ikut saja nanti," kata Natasya mencoba membujuk Alena.
"Baiklah-baiklah, Aku akan ikut,"
Setelah itu, tidak banyak hal yang terjadi selama perjalanan, hingga Alena sudah tiba rumah.
Sampai di rumah, Mama Alena, yaitu Emelin langsung segera memeluk putrinya itu,
"Astaga Alena, kamu itu akhirnya tiba juga, Mama sangat merindukanmu,"
"Ayolah Mama, ini hanya beberapa hari saja aku pergi kemping,"
"Tapi tetap saja Mama menjadi kesepian tanpa kamu dan Julio di Rumah. Owh iya mana Julio? Aku tidak melihatnya dari tadi?"
"Kak Julio sepertinya masih memiliki banyak urusan dengan teman-temannya kampus sudahlah biarkan saja,"
"Ya sudah biarkan saja, oh iya kamu sudah dengarkan dari Kakakmu bahwa kamu akan ikut Mama nanti ke Acara Reunian?"
"Kak Alex sudah cerita soal itu, kalau aku boleh tahu ini reuni apa ya?"
"Ini reuni SMA, ada beberapa angkatan yang di undang kali ini, ini akan menjadi acara besar. Kamu tahu kan, jika Papa dan Mamamu satu SMA? Ah, takdir yang mempertemukan kami dulu,"
Alena hanya bisa mengangguk mendengar mamanya itu mulai menceritakan kisah cintanya dengan Papanya ketika SMA, yang terlihat sangat romantis.
Sebuah cinta pertama, yang menjadi nyata setelah berpisah bertahun-tahun.
Ini membuat Alena juga menjadi teringat tentang seseorang, ketika dirinya masih SMA.
Dulu, dirinya sering bertemu seorang pemuda misterius di Perpustakaan, awalnya itu adalah pertemuan tanpa segaja, sampai mereka mulai berkenalan, dan memang mereka berdua kebetulan suka membaca buku.
Sebuah kenangan manis ketika Alena memikirkannya.
"Alena? Kamu tidak dengar apa kata-kata Mama?"
"Mama udah sering menceritakan soal kisah cinta Mama itu, Aku sudah tahu,"
"Hah, kamu ini ya. Baiklah sebaiknya kamu segera siap-siap saja mandi-mandi dulu, atau apa Acaranya nanti siang,"
"Apa? Kenapa begitu cepat?"
"Sayangnya Mama sempat lupa untuk memberitahu sebelumnya,"
"Namun kenapa Mama hanya ingin mengajakku?"
"Dulu, Mama pernah mengajak putra-putra Mama, bukankah sekarang saatnya Mama harus menunjukkan Putri Mama yang cantik ini?"
"Ah, Mama ini,"
Dari luar, Alex yang sudah selesai memarkirkan mobilnya, segera bergabung bersama mereka untuk mengobrol mereka, di ikuti juga oleh Natasya yang membawa sepasang gaun indah.
"Mama, lihat Aku sudah memilihkan gaun untuk Mama pakai dan Alena, untuk yang akan Papa pakai, nanti akan diambilkan Pelayan di mobil," kata Natasya dengan senang.
Emelin lalu segera mendatangi Menantu Perempuannya itu,
"Astaga, Natasya seleramu itu memang sangat bagus, kamu ini benar-benar Menantu yang sangat bisa di andalkan, Mama sempat cemas dan binggung memilih baju, karena acaranya cukup mendadak,"
Keluarga itu, benar-benar sangat rukun, saling mengobrol bersama dengan ceria.
Alena sendiri, segera mengambil salah satu gaun itu dan menuju ke kamarnya untuk bersiap siap.
Disana, Alena mulai melepaskan jaket yang dipakainya dan berniat untuk mandi segera.
Baru setelah itu, ketika Alena hendak melepaskan pakaiannya, dirinya ingat jika dirinya memakai sebuah Liontin.
Kalung ini cukup panjang, sampai Alena bisa melihat Liontin kotak sederhana bertuliskan nama itu.
Ada ukuran nama Sean disana, sebuah nama yang tidak dia sukai.
Yang mengingatkannya juga tentang perikanannya dengan pemuda itu.
Sial, sekarang bukan saatnya memikirkan hal itu.
Alena mecoba menghapus nama itu dari benaknya, terlalu menyebalkan, apalagi mereka sering bertemu ketika acara kemping, sekarang adalah saat dimana dirinya tidak perlu menatap wajah menyebabkan itu.
Alena cukup senang, karena setelah acara kemping ini adalah hari libur, jadi sementara dirinya tidak akan melihat wajah itu.
Namun harapan hanyalah sebuah harapan.
Ketika Alena dan orang tuanya itu, pergi ke tempat Reuni, Alena melihat sosok yang familiar.
Itu...
Sean?
Dia bersama dengan orang tuanya?
Mereka kebetulan berpapasan di dekat untuk masuk.
Sean dan rombongannya itu, terlihat sedang bercakap-cakap asik dengan beberapa orang disana.
"Perkenalkan, semua ini Putraku Sean Xavier Surgesif, dia ini selalu juara di kelasnya sejak muda, dan sekarang sudah membantu Ayahnya bekerja di salah satu cabang Perusahaan sebagai CEO," kata salah satu wanita itu, yang terlihat seperti Ibu Sean, sedang memperkenalkan putranya pada teman-teman.
"Astaga, Isabella, kamu ternyata memiliki seorang putra yang sangat tampan, apalagi dia pintar,"
Isabella yang mendengar pujian itu jelas merasa sangat bangga.
Sampai kemudian, tatapan matanya beralih kearah pintu masuk, dimana ada wajah-wajah yang familiar, ekpersinya segera menjadi buruk.
Sean juga memperhatikan bagaimana ekpersi Mamanya berubah itu, soekarno melihat ke arah di mana Mamanya melihat.
Ada wajah-wajah yang familiar juga disana.
Tatapan Sean bertemu dengan tatapan Alena.
Alena hanya merasa nasipnya buruk, kenapa pula musti bertemu dengan setan yang satu itu kemanapun dirinya pergi?
Yang di sapa oleh Isabella adalah teman-teman sekelasnya dulu, dan tentu saja mereka juga kebetulan teman sekelas Ayah Alena, jadi mereka yang melihat pasangan Antony dan Emelin, segera menyapa mereka dengan hangat.
"Astaga, Antony dan Istrinya sudah datang, mari kalian ke sini juga," kata salah satu orang di rombongan itu.
Emelin segera menyeret suami dan putrinya itu kesana, menahan rasa kesalnya melihat wanita yang di bencinya itu.
"Selamat siang," sapa Ayah Alena, Antony pada teman-temannya itu.
"Astaga, kalian teman-teman lama suamiku saat SMA bukan? Sudah lama tidak semua tidak bertemu, sangat sayang, di pertemuan yang indah ini harus ada beberapa pemadangan yang merusak suasana hatiku," kata Emelin mencoba bersikap ramah.
Isabella, yang merasa di singgung itu segera berkata,
"Harusnya Aku yang merasa tidak nyaman ketika menatap beberapa orang menyebalkan pakai datang segala, Ah dan kali ini kamu membawa Putrimu? Astaga, Aku melihat, Putrimu ini sama denganmu Emelin, sama-sama memiliki selera yang buruk, lihatlah penampilannya yang sangat sederhana itu, apakah dia tidak bisa berdandan?"
Alena memang kurang suka memakai make up tebal, hanya memakai base make up sederhana, namun bukan berarti Alena jelek, penampilannya menujukan keanggunan, dan karisma tersendiri.
Baru setelah itu, orang-orang disana ingat bahwa hubungan dua keluarga itu buruk.
Setelah semua, dulu Isabella itu pernah menjadi mantan Pacar Antony, Suami Emelin, dan ada berbagai kasus setelah nya yang membuat perselisihan hebat dulu.
Alena yang mana kak perselisihan di depannya hanya merasa cukup pusing.
Karena sepertinya, Ibunya Sean ini sama menyebalkannya seperti Putranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments