Episode 15: Berkebalikan

Alena sendiri merasa cukup terteguh dengan hal yang dirinya lakukan yang mana malah mengamati Sean diam-diam.

Ya, kenapa pula dirinya mesti repot-repot tahu soal apa yang Sean suka?

Ini jelas tidak ada hubungannya dengan dirinya sendiri.

Hanya kebetulan Alena teringat soal, seseorang yang tidak menyukai minum kopi.

"Astaga ternyata tugas yang diberikan Dosen lebih merepotkan daripada yang kita kira, kita harus membuat laporan soal wawancara dan penelitian, lalu di presentasikan," kata salah satu teman sekelompok Alena yang terlihat sekarang mulai mengeluh.

"Dan lagi kita tidak tahu kapan kita akan maju presentasi itu akan di undi setiap minggunya," kata salah satu teman yang lainnya.

"Jadi memang ada baiknya jika kita segera mempersiapkannya dari sekarang, lebih cepat selesai lebih baik jadi kita tidak lagi memiliki begitu banyak beban dan bisa mengerjakan tugas matakuliah lainnya."

Alena yang mendengar usul salah satu teman kelompoknya itu jelas merasa setuju.

Dirinya ingin segera tugas ini selesai, jadi paling tidak dirinya tidak perlu lagi berurusan dengan Sean dalam kelas ini.

Walaupun masih harus melihat wajahnya setiap hari namun tidak perlu dekat dengannya itu adalah hal yang baik.

"Bagaimana kalau kita mengerjakan sore ini langsung saja? Lebih cepat lebih baik bukan?" tanya Alena.

Teman-teman satu kelompok itu mulai memeriksa jadwal mereka masing-masing.

Karena ini masih awal semester jadi mereka tidak memiliki jadwal kegiatan yang padat.

"Itu terdengar ide yang bagus aku setuju, bagaimana dengan yang lainnya?"

Yang lain terlihat mengangguk juga karena memiliki waktu kosong juga nanti sore.

Dan setelah diputuskan akhirnya mereka sepakat untuk bertemu nanti jam lima sore untuk bertemu di Cafe depan kampus.

Sean yang ditanya itu juga, mengagauk setuju.

"Ya aku memiliki waktu luang dari sore sampai malam mari menyicil mengerjakannya aku akan mencoba menyiapkan materinya nanti,"

Mendegar itu, salah satu anggota kelompok terlihat sangat senang,

"Astaga sudah diduga dari Mahasiswa teladan kampus kita, kamu begitu rajin Sean,"

Sean hanya tersenyum setelah mendengar pujian dari teman-temannya itu.

Alena sendiri yang melihat senyuman dari pemuda itu yang terlihat sekali sangat dibuat-buat dan penuh kepura-puraan merasa ingin muntah karena merasa sangat muak.

Pemuda yang ada di sampingnya ini benar-benar memiliki akting yang baik berpura-pura memiliki wajah malaikat namun aslinya busuk.

Pertemuannya masih nanti jam 5, ini 1 jam lebih lambat daripada dirinya keluar dari kelas sore.

Mungkin dirinya mencoba peruntungan untuk pergi ke perpustakaan?

Barangkali dirinya bisa bertemu dengan Xavier, Minggu lalu pemuda itu sangat sibuk jadi mereka belum sempat bertemu lagi.

####

Sore itu, Alena tidak buru-buru untuk keluar dari kelasnya setelah mata kuliah selesai hari itu, dirinya mengobrol di kelas dengan teman-temannya.

Itu juga tidak berlangsung lama menghabiskan waktu sekitar 20 menit, Alena dan teman-temannya terlihat asyik mengobrol satu sama lainnya.

"Baiklah mari kita berbicara lagi lain waktu aku ada kegiatan lain hari ini," kata Fanni menutup percakapan dengan teman-temannya itu.

Alena juga menyetujui usulan Fanni, dan segera mengucapkan perpisahan dengan teman-temannya.

Alena kemudian menatap ke arah jam tangannya, harusnya Masih Ada waktu 40 menit sebelum jam janji pertemuan, Alena jelas segera menuju ke perpustakaan.

Dia berkeliling perpustakaan sebentar sampai dirinya melihat sosok yang familiar duduk di ujung perpustakaan.

"Xavier? Kamu sudah lama di sini?"

Pemuda itu lalu menatap ke arah Alena tersenyum dan berkata,

"Tidak juga aku juga baru saja sampai di sini,"

"Bolehkah aku duduk di sampingmu?"

"Astaga, kamu tidak perlu untuk minta izin segala, kamu bisa langsung duduk di sana,' katanya dengan ramah.

Alena jelas menyukai sikap ramah dari pemuda itu, berbeda dari seseorang yang langsung marah-marah ketika dirinya duduk di sampingnya, yaitu Sean, yang sempat komplain beberapa kali karena dirinya duduk di sampingnya, padahal ya tidak ada pilihan lain karena mereka satu kelompok.

Alena lalu segera duduk di sana dan mengeluarkan laptop yang ada di tasnya, mungkin mencoba mencari bahan materi untuk diskusi nanti juga?

Alena menatap ke arah samping di mana pemuda di sampingnya itu juga terlihat cukup fokus dengan hal-hal yang dia kerjakan di laptopnya.

"Apakah kamu sedang mengerjakan tugas?"

"Ya, ada beberapa hal yang memang harus aku selesaikan," kata pemuda itu.

Setelahnya hanya ada beberapa percakapan sebentar hingga masing-masing dari mereka mulai fokus pada laptop masing-masing mengerjakan tugas.

Keheningan antara keduanya ini cukup membuat Alena merasa senang, beginilah dulu cara mereka berdua menghabiskan waktu bersama.

Mereka masing-masing akan fokus dengan buku yang mereka baca, lalu terkadang mereka akan membicarakan beberapa hal soal kegiatan sehari-hari atau menceritakan soal buku apa yang barusan dibaca.

Keheningan yang sangat nyaman yang begitu Alena rindukan.

Sampai kemudian, Alena diam-diam menatap ke arah pemuda yang ada di sampingnya yang saat ini sedang minum minuman.

Apakah itu minuman Vanilla Cream yang ada di cafe depan?

Pemuda itu, selalu segera tersadar ketika dirinya ditatap oleh gadis di sampingnya itu.

"Ah maafkan aku Alena aku tidak tahu jika kamu akan ke sini, jadi tadi aku hanya membeli satu minuman di cafe depan,"

"Tidak apa-apa aku tidak begitu haus, setelah ini juga aku akan pergi ke cafe depan untuk mengerjakan tugas bersama teman-temanku,"

"Namun tetap saja aku merasa sedikit tidak nyaman, kamu bisa mencoba minumanku jika kamu tidak keberatan,"

Alena yang mendapatkan tawaran ramah itu jelas tidak bisa menolak, mengambil cup itu, dan meminum untuk dua serumputan.

Bohong sebenarnya jika dirinya tidak haus, dirinya sebenarnya cukup haus jadi meminum minuman barusan benar-benar sangat menyegarkan.

Sebenarnya rasa vanila ini cukup menyegarkan dan enak, jadi nanti ketika di cafe dirinya bisa mencoba menu ini?

Tidak apa-apa untuk memilih menu yang berbeda.

####

Sore itu sesuai jatwal perjanjian, Alena sudah datang ke cafe lebih dulu sambil menunggu teman-teman yang lain datang.

Satu persatu mereka juga datang, sampai waktu menunjukkan pukul setegah enam, seseorang yang menjanjikan akan membawa materi belum juga datang.

"Lah? Sean kok belum datang juga? Apakah ada yang memiliki nomornya? Coba tanyakan apakah dia jadi datang atau tidak," protes salah satu anggota kelompok.

Alena juga jadi merasa kesal tentang bagaimana pemuda itu malah tidak datang tepat waktu.

"Sean itu, omongannya memang tidak bisa dipercaya," kata Alena mencoba mengkritiknya.

Namun mana tahu, tiba-tiba suara pemuda yang cukup familiar terdengar,

"Siapa yang kamu bilang omongannya tidak bisa dipercaya?"

Itu adalah Sean, yang saat ini memiliki penampilan yang cukup berantakan dan sepertinya cukup buru-buru ketika perjalanan kesini.

"Sean? Kamu akhirnya datang kami kira kamu tidak datang," kata salah satu teman.

"Menurutmu ini sudah jam berapa?" protes Alena.

"Tentu saja aku datang, tadi memang sempat ada masalah ketika aku ada di jalan,"

Mereka lalu segera duduk di sana, dan tentu saja semua orang sudah memesan minum.

Sean sendiri, juga segera memesan minum.

"Double Shots Iced Shaken Espresso,"

Setelah memesan, Sean lalu kembali duduk dan fokus pada topik diskusi mereka.

Sampai kemudian, Sean menatap tentang minuman yang diminum oleh Alena.

"Astaga, Alena kamu membeli Vanilla Cream di Cafe semacam ini? Apakah kamu tidak bisa minum kopi? Astaga, untuk memilih menu yang begitu manis seperti itu,"

Alena yang kena komplain itu jelas menjadi cukup marah.

"Itu terserah aku mau minum apapun,"

"Tapi, astaga Vanilla Crem, hanya membayangkan rasanya yang begitu manis saja aku sangat tidak suka,"

"Siapa pula yang menawarimu untuk meminum ini? Hmph," kata Alena kesal.

Alena benar-benar tidak mengerti soal Sean itu, sikapnya padanya benar-benar sangat tidak sopan.

Bahkan mengkritik soal minuman yang dirinya minum.

Sean sepertinya memang sangat tidak menyukai rasa vanilla cream atau bagaimana?

Sungguh berkebalikan dengan Xavier bukan?

Sena menyukai Kopi, Xavier tidak.

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni

Dwi Winarni

kok lama bngt adegan mesranya

2023-05-15

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Tertangkap Basah
2 Episode 2: Menikah
3 Episode 3: Menyembuyikan Hubungan
4 Episode 4: Hubungan Buruk
5 Episode 5: Kebencian
6 Episode 6: Tidak Terduga
7 Episode 7: Ingin Tahu
8 Episode 8: PDKT
9 Episode 9: Rencana Sean
10 Episode 10: Kebetulan?
11 Episode 11: Sebuah Hubungan
12 Episode 12: Tidak Terduga
13 Episode 13: Provokasi
14 Episode 14: Cinta Pertama
15 Episode 15: Berkebalikan
16 Episode 16: Misteri Kalung
17 Episode 17: Jadi Penasaran
18 Episode 18: Mereka Dekat?
19 Episode 19: Saingan
20 Episode 20: Terbawa Suasana
21 Episode 21: Sebuah Nasehat
22 Episode 22: Keinginan
23 Episode 23: Kekecewaan
24 Episode 24: Kamu Milikku
25 Episode 25: Kekasih
26 Episode 25: Liam Xavier Dirgantara
27 Episode 26: Haruskah Percaya?
28 Episode 27: Terasa Aneh
29 Episode 28: Terlihat Berbeda?
30 Episode 29: Rencana Vano
31 Episode 30: Tidak Suka
32 Episode 32: Perasaan Rumit
33 Episode 33: Cemburu?
34 Episode 34: Kurang Ajar!!!
35 Episode 35: Penyelidikan
36 Episode 36: Bentrokan
37 Episode 37: Siapa Kamu?
38 Episode 38: Kisah Masalalu
39 Episode 39: Keputusan Alena
40 Episode 40: Tidak Adil
41 Episode 41: Keraguan
42 Episode 42: Kemarahan
43 Episode 43: Bimbang
44 Episode 43: Masalah
45 Episode 44: Semakin Rumit
46 Episode 45: Kegilaan
47 Episode 46: Pilihan Sean (Part 1)
48 Episode 47: Pilihan Sean (Part 2)
49 Episode 48: Tidak Bisa Kehilanganmu
50 Episode 49: Keputusan Keluarga
51 Episode 50: Pilihan Terbaik
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1: Tertangkap Basah
2
Episode 2: Menikah
3
Episode 3: Menyembuyikan Hubungan
4
Episode 4: Hubungan Buruk
5
Episode 5: Kebencian
6
Episode 6: Tidak Terduga
7
Episode 7: Ingin Tahu
8
Episode 8: PDKT
9
Episode 9: Rencana Sean
10
Episode 10: Kebetulan?
11
Episode 11: Sebuah Hubungan
12
Episode 12: Tidak Terduga
13
Episode 13: Provokasi
14
Episode 14: Cinta Pertama
15
Episode 15: Berkebalikan
16
Episode 16: Misteri Kalung
17
Episode 17: Jadi Penasaran
18
Episode 18: Mereka Dekat?
19
Episode 19: Saingan
20
Episode 20: Terbawa Suasana
21
Episode 21: Sebuah Nasehat
22
Episode 22: Keinginan
23
Episode 23: Kekecewaan
24
Episode 24: Kamu Milikku
25
Episode 25: Kekasih
26
Episode 25: Liam Xavier Dirgantara
27
Episode 26: Haruskah Percaya?
28
Episode 27: Terasa Aneh
29
Episode 28: Terlihat Berbeda?
30
Episode 29: Rencana Vano
31
Episode 30: Tidak Suka
32
Episode 32: Perasaan Rumit
33
Episode 33: Cemburu?
34
Episode 34: Kurang Ajar!!!
35
Episode 35: Penyelidikan
36
Episode 36: Bentrokan
37
Episode 37: Siapa Kamu?
38
Episode 38: Kisah Masalalu
39
Episode 39: Keputusan Alena
40
Episode 40: Tidak Adil
41
Episode 41: Keraguan
42
Episode 42: Kemarahan
43
Episode 43: Bimbang
44
Episode 43: Masalah
45
Episode 44: Semakin Rumit
46
Episode 45: Kegilaan
47
Episode 46: Pilihan Sean (Part 1)
48
Episode 47: Pilihan Sean (Part 2)
49
Episode 48: Tidak Bisa Kehilanganmu
50
Episode 49: Keputusan Keluarga
51
Episode 50: Pilihan Terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!