Suasana pertemuan antara Emelin dan Isabella itu, jelas terlihat sangat tegang.
Kedua-duanya mulai berdebat,
"Kamu berani sekali membicarakan soal Putriku, kamu tidak berhak mengejeknya seperti itu, harusnya kamu yang sadar diri, lihat Putramu itu, walaupun dia memiliki penampilan yang baik sangat sayang dia memiliki hati yang busuk, sebusuk kamu dan Ayahnya,"
"Apa? Aku hanya mengatakan bahwa Putrimu cukup buruk dalam penampilannya yang terlihat biasa-biasa saja, itu mungkin gan buruk yang berasal dari Ibunya,"
Antony disana, mencoba menenangkan Istrinya itu, begitu pula Alena yang meminta agar Mamanya itu tidak terlalu termakan ucapan wanita yang ada di depannya itu.
"Sudahlah, Mama jangan dengarkan tong kosong berbunyi nyaring seperti itu, Bukankah buang-buang waktu saja jika kita meneladani orang semacam itu?" Kata Alena dengan pelan.
Namun walaupun pelan hal itu tetap bisa didengar oleh Isabella, membuat dirinya kesal.
"Cih, tidak Putri dan Ibunya dua-duanya ternyata sama saja tidak sopan,"
Alena yang di singgung itu, segera tersenyum dan berkata,
"Maaf, Tante Bukankah dari awal tante yang mulai marah-marah? Aku hanya merasa, jika hal-hal ini tidak diperlukan lagi pula sebentar lagi sepertinya acara akan dimulai tidak baik jika terus emosi seperti itu nanti Tante bisa cepat tua loh,"
Sean yang melihat Mamanya emosi itu, mencoba menenangkannya agar tidak menjadi tambah marah, karena dirinya tahu, hal-hal itu jelas malah membuat reputasi Keluarga mereka menjadi buruk.
Sean menatap Ayahnya yang saat ini tersenyum, dan mulai berpura-pura menyapa Ayah Alena itu.
"Pak Antony, Kebetulan sekali kita bertemu di sini, sudah lama tidak bertemu, bagaimana kabarnya? Terkahir kita bertemu di Tender Perusahaan M bukan? Ah, sangat sayang sekali, saat itu perusahaanku yang menang,"
Ayah, Sean adalah Geovanni Dirgantara, yang selalu memiliki senyuman memikat, dan bertingkah baik di depan, namun memiliki banyak kejahatan dan kebusukan di belakang.
Ayah Alena, Antony yang mendapat sapaan provokasi itu, jelas tidak terpengaruh jika dirinya emosi dirinya yang akan kalah, jadi dirinya menjabat tangan Geovanni.
"Tentu saja Aku dan keluargaku baik-baik saja, bagaimanapun juga belakagan Aku dan Putraku Alex memang sedang sibuk mengurusi Proyek dari Pemerintah yang kami menangkan, jadi cukup sulit melunakkan waktu di acara sosial, bisa menenangkan Proyek besar itu jelas merupakan sebuah kesempatan bagus, maaf dulu telah mengalahkan Perusahaan Kalian,"
Geovanni merubah ekpersinya, menjadi kekesalan, namun itu hanya sepintas, dan menjabat tangan Antony.
Jelas ada beberapa percikan ketika dua pria itu saling menatap, penuh kebencian satu sama lain.
Isabella yang melihat tanda dari suaminya itu segera menjadi tenang dan diam, tidak ada yang baik jika membuat suaminya marah.
Jabat tangan itu tidak berlangsung lama, sampai Geovanni berkata lagi,
"Astaga, ternyata kamu memiliki seorang putri yang cukup baik, secantik Ibunya, sangat sayang Putraku Sean sudah memiliki Tunangan,"
Antony segera membalas,
"Hahaha, Alena tentu saja tidak bisa bersama dengan Putra anda, selera Putriku soal Pria cukup tinggi,"
Alena sebenanya cukup kaget ketika mendengar kata-kata Ayah Sean itu, soal Sean yang sudah memilki Tunangan?
Sungguh?
Bukankah itu artinya dirinya menikahi tunangan orang?
Bahkan walaupun itu hanya pernikahan di atas kertas.
Geovanni jelas merasa kesal bagaimana Pria di depannya itu mencoba merendahkan putranya.
"Sean juga memiliki selera yang cukup tinggi, Tunangannya saat ini Kuliah di Universitas ternama di Amerika,"
"Owh? Benarkah? Sepertinya kami sangat menyukai calon Menantu Perempuanmu itu,"
"Tentu saja Pak Antony, Aku pasti akan mengundangmu saat Pesta mereka nanti, lagipula Tunangan Putraku, masih memiliki hubungan saudara dengan Pak Antony, dia Neila Anderson, Putri Pamanmu Viktor,"
Alena yang mendengar itu jelas cukup kaget, dirinya tahu jika Kakeknya Thomas punya saudara tiri bernama Viktor Anderson, yang juga Paman Ayahnya, dulu pernah melakukan penghianatan dan diusir dari Keluarga Anderson.
Dan sekarang beberapa musuh berkomplot menjadi satu.
"Putri Paman Viktor? Owh, Aku tidak menduganya,"
Geovanni merasa muak terus memasang senyuman di sini jadi dia segera mengakhiri percakapan dan mencari alasan untuk pergi.
Diam-diam sebelum Sean ikut pergi dengan orang tuanya, itu dirinya menatap kearah Alena.
Tatapan mereka bertemu, tatapan yang penuh dengan perasaan rumit.
Alena jelas menunjukkan ekpersi kebencian pada Sean.
Dirinya merasa sangat kesal, bagaimana Sean yang sudah memiliki Tunangan itu menikah dengannya, yang menunjukkan seberapa tidak setianya pria itu pada tunangannya, bahkan walaupun pernikahan mereka adalah paksaan setidaknya, Sean bisa berargumen awalnya jika dia memiliki Tunangan.
Hah
Pria sampah dan tidak setia semacam itu...
Benar-benar terlalu menyebalkan.
"Hah, Alena aku memberitahu padamu Kamu jangan dekat-dekat dengan mereka, lihatlah sikap mereka tadi, benar-benar tidak tahu malu," kata Emelin pada Putrinya itu.
"Iya, Mama. Aku memang tidak memiliki niat untuk dekat dengan mereka,"
"Ya, bahkan jika Anak bernama Sean itu cukup tampan, kamu jangan sampai terpesona padanya,"
"Astaga, Mama ini bicara Apa? Tentu saja aku tidak akan,"
Emelin lalu segera menunjukkan kekhawatirannya,
"Kamu lihat juga Ayahnya? Senyumannya itu penuh tipuan, Mama takut, Putranya juga sama seperti Ayahnya itu, yang penuh tipu muslihat, bisa saja nanti kamu di tipu oleh Putranya,"
Alena yang mendengar itu segera menjadi terdiam.
Dirinya menjadi teringat tentang dirinya yang ada di sebuah kamar bersama dengan Sean.
Jangan bilang, itu adalah sesuatu yang disengaja untuk membuat dirinya malu?
Atau Sean ingin melakukan hal buruk padanya?
Tapi...
Dirinya awalnya tengelam di sungai, jadi kenapa?
Bajunya sudah diganti dan menjadi kering.
Alena memikirkan tentang, mungkin Sean sudah melihat segalanya?
Dan melakukan hal-hal yang tidak-tidak ketika dirinya tidak sadar?
Kemarahan memenuhi hati Alena sekarang, sialan!
Sean itu, ternyata memang sangat tidak tahu malu!
Akhhh....
Tubuhnya sudah di lihat oleh seorang Pria sekarang...
Astaga...
Ini terlalu memalukan jika dipikirkan.
Sean sialan!
"Ya, Mama jelas aku tidak akan berurusan dengannya,"
Ini adalah tekat Alena.
Toh Pernikahan mereka hanya ada di atas kertas, dirinya pasti tidak akan berhubungan atau dekat-dekat dengan pemuda itu, kecuali saat mereka menandatangani surat perceraian nantinya.
Ya, hanya satu tahun...
Harusnya tidak apa-apa untuk menahan ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments