17

Sudah dua bulan ini Hendri mencoba mengejar Ara, menemui nya di kampus, dirumah, mengirimi nya berbagai hadiah tetap saja Ara tidak mau menerima cinta nya. Saat ini pun ia sedang berada dirumah Ara, dia menunggu Ara di depan rumah tapi Ara tetap tidak mau bertemu dengannya, padahal hari sudah larut malam.

" Ra,lo gak kasian apa Ama tu dokter yang nunggu di luar, malah Uda malam lagi," ucap Azka menghampiri adiknya di kamar nya.

" Lo temuin lah dia,bosen gua tiap hari lihat dia kemari" tambah nya

"Bang, apa yang harus Ara katakan sama dokter Hendri? Ara uda bilang Ara gak bisa menerimanya, Ara gak mau dikatain pelakor." Tanya Ara yang minta pendapat azka.

"Sebagai cowok sih gua juga kasian ma dia, tapi gua juga gak mau lah adek gua yang cantik dan Sholeha ini jadi yang kedua". Ucap Azka sambil mengusap kepala Ara yang masih berlapis hijab, "Tapi itu terserah keputusan mu, pilihan mu, kalo kamu mau jadi yang kedua ya gak apa", tambah nya lagi.

Ara menghirup napas panjang dan menghembuskan ya, segera ia keluar untuk menemui Hendri. Saat Ara keluar membuka pintu, ia kaget dan sedih melihat penampilan Hendri, wajah sedikit pucat, kurus, kusut.

"Ara, aku ingin bicara Ra, tolong dengerin aku pliss"! ucap Hendri dengan senyum senang melihat Ara keluar menemui nya, saat itu juga Suara perut Hendri berbunyi meronta minta diisi, dia memang tidak memperhatikan makannya sejak mencoba mengejar Ara, bahkan kadang juga tidak makan.

"kruuuuuikk"

"Dokter lapar?" tanya Ara sedikit prihatin mendengar nya.

"hmm,,,iya" jawab nya malu

"Ya udah sekarang ayo kita cari makan, aku temenin, mungkin masih ada warung yang buka". Ucap Ara.

Hendri hanya mengangguk setuju Ara mengajaknya makan, dan bergegas masuk mobil bersama Ara, senyum bahagia terbit di bibirnya .

"kenapa belom makan uda jam segini?" tanya Ara tanpa melihat Hendri yang sedang fokus menyetir.

"Aku memang jarang tepat waktu makan, bahkan juga lupa makan karena aku selalu memikirkan mu Ra," jawab nya.

Mendengar itu Ara langsung menoleh ke Hendri". Jangan bodoh, kalo kamu sakit gimana? kamu itu seorang dokter, seharusnya lebih paham apa resiko nya kalo kamu sering telat makan, bahkan gak makan juga". Omel Ara pada Hendri , tapi Hendri hanya tersenyum menatap Ara.

"Kenapa kamu senyum senyum? ada yang lucu omongan ku tadi?". Ucap Ara heran melihat Hendri mala senyum senyum saat diomeli.

"Makasih ya, kamu masih peduli sama aku" ucap Hendri.

Sesaat hening tanpa ada yang bersuara hingga mobil berhenti tepat di warung yang buka dua puluh empat jam, dan mereka berdua turun dan memesan makanan. Hendri makan sangat lahap, ada aura bahagia di wajahnya saat makan dengan Ara, sesekali Hendri melirik Ara dan tersenyum, mereka masih belum ada yang memulai pembicaraan hingga habis sudah makanan mereka.

"Sekarang uda kenyang kan? ayok pulang, aku mau istirahat". Ucap Ara segera hendak pergi,

"Tunggu dulu Ra, aku ingin bicara, kamu belum jawab aku Ra, aku mencintaimu Ra, aku ingin hidup bersamamu sampai menua Ra, aku sangat mencintai mu," ucap Hendri

"Jujur, sampai saat ini pun aku masih sangat mencintai mu dokter, tapi maaf dokter, aku gak bisa, aku gak mau jadi yang kedua, aku gak mau disebut pelakor nantinya". Ucap arah sedih bahkan air mata nya pun jatuh mengalir membasahi pipi.

"Kalo kamu gak mau jadi yang kedua aku bisa menjadikan mu satu satu nya Ra" ucap Hendri lagi.

mendengar pernyataan Hendri Ara merasa kaget.

" Kalo begitu kamu egois dokter, itu istri mu, dia tidak bersalah disini, kita lah yang salah disini, salah akan perasaan kita, dan aku lebih bersalah, kalo saja aku tidak hadir di kehidupan kalian, mungkin rasa ini gak akan ada." Jawab Ara

"Tapi kamu kan tahu Ra, aku gak pernah ada perasaan cinta dengan Vivi, aku gak pernah merasakan nyaman, bahagia bersamanya seperti aku dengan mu Ra, kamu wanita pertama yang membuat aku bisa merasakan cinta. Bersama mu aku bahagia, damai, itu yang kurasakan saat ini Ra". Ucap Hendri sendu dan bibir bergetar sambil memegangi dadanya.

"Sebaiknya dokter lupakan perasaan dokter yang pernah ada saat ini, dokter pasti bisa melupakan aku, begitu pun aku pasti bisa melupakan dokter". Ucap Ara.

"Dan sebaik nya kita pulang," tambahnya lagi dan langsung bergegas ke mobil Hendri. Hendri hanya memandangi Ara dengan sendu, hati nya hancur saat Ara menyuruh nya melupakan cinta nya.

Didalam mobil hanya keheningan yang ada, tanpa ada yang bersuara, pandangan Ara hanya mengarah luar jendela mobil tidak mau melihat Hendri hingga mobil yang mereka naiki pun sampai depan rumah Ara.

"Dokter pasti bisa melupakan aku, dan" ucap Ara menjedah ucapan nya.

"Dan terima kasih sudah mencintai aku, dan kisah kita sudah berakhir sampai disini". Lanjutnya meneruskan ucapan nya tadi, . Segera ia keluar dari mobil Hendri dan masuk kerumah, air mata nya tumpah saat dia sampai kekamar nya, dia menangis tersedu sedu, hatinya sakit setelah mengucapkan perpisahan pada Hendri.

.

.

.

*******

Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers🥰🥰

like ,coment,and share ya😊

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

pilihan yg bijak si yg Ara buat.. emang gak baik jd org ketiga dlm rumah tangga mereka.. pasti selalu di cap buruk olah masyarakat

2024-08-06

0

fee2

fee2

nyesek ya berliku jalan cintanya...

2024-02-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!