6

"Papa memanggilku?" tanya dokter Hendri pada sang papa Bastian wirawan saat masuk keruangan papanya sambil langsung duduk.

"Hendri, kamu anak papa satu satunya, kamu sudah lama menikah, lima tahun itu bukan waktu yang singkat, tapi kamu belum mau memberi papa seorang cucu, papa sangat menginginkan cucu dari kamu Hendri . Papa ini sudah tua, papa takut kalo papa nanti meninggal tapi tidak sempat melihat cucu papa." ucap Bastian sedih

"Papa ngomong apaan sih, sedikasih nya sama Allah aja pa. Kalau belum dikasih ya mau gimana?" Jawab Hendri enteng sambil memainkan ponselnya.

Hati Hendri juga sedih kalau membahas soal anak, dia juga menginginkan seorang anak, tapi Vivi istrinya belum mau punya anak, bahkan untuk berhubungan badan pun mesti Vivi yang minta sesuai jadwal kalau dia lagi masa tidak subur dan juga dia memakai kontrasepsi.

"Kok aku teringat cewek itu ya" batin Hendri yang tiba tiba bayangan ara melintas dipikirannya hingga suara bariton papa mengalihkan ia dari lamunannya.

"Apa yang kamu pikirkan? sehingga papa ngomong kamu gak respon". tanya papa Bastian heran melihat Hendri melamun sesekali terbit senyuman dibibir Hendri.

*********

"Papa tadi bicara sama aku, papa dan mama menginginkan cucu".Ucap Hendri sambil menatap pada Vivi yang sedang berhias didepan kaca.

Vivi hanya membalas perkataan suami nya hanya dengan senyuman sambil berjalan kearah Hendri dan duduk di samping Hendri.

"Sayang, aku kan sudah berkali kali bilang kalau aku belum mau mempunyai anak, aku sibuk, aku masih mau bekerja dan mengejar karir aku". Jawab vivi dengan santai seolah bukan beban dan tanpa memikirkan perasaan suami dan mertuanya.

******

Suara bel berbunyi menandakan selesai sudah mata pelajaran di kampus X, semua siswa siswi bersiap siap akan pulang.

"Sabila, temenin gue ke rumah sakit Medika yok" ajak Ara

"Ngapain kerumah sakit? bukankah bang Azka Uda pulang ya? atau kamu lagi sakit?" tanya Sabila beruntun sambil meletakkan punggung tangan ny ke dahi Ara.

"Gue gak sakit bila". Jawab Ara menepis tangan bila dari kening nya.

"Gue mau mengantarkan makan siang buat dokter tampan." Jawab Ara senyum senyum membayangkan senyum manis dokter tampan.

"Ha. nganterin makan siang? emang dia laki lo, hingga Lo repot repot antar makan siang."

"Calon laki gue". Jawab Ara tertawa

Kini Ara pergi kerumah sakit ditemani Sabila, mereka saat ini sudah sampai di halaman rumah sakit.

Tok tok tok.. suara pintu diketok.

"Assalamualaikum dokter". Ucap Ara sambil mendorong pintu ruangan dokter Hendri dan masuk begitu aja.

"Kamu! sedang apa kamu disini?" tanya Hendri yang heran akan Ara yang datang dan nyelonong masuk tanpa izin.

"Hehehe" Ara tertawa tipis sambil memberikan bekal makan siang pada Hendri". Ini dok ada makan siang buat dokter". Jawab Ara meletakkan kotak bekal di atas meja kerja Hendri.

"Dimakan ya dok, ini spesial ara masak dengan cinta untuk dokter".

Hendri hanya melongo mendengar ungkapan Ara barusan.

"Kalo gitu Ara permisi dulu ya dokter tampan assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Hendri hanya bisa menggeleng dengan kelakuan ara, dan tersenyum ketika melihat bekal makan siang nya.

"Berasa bekal dari istri" batin Hendri

"Astaghfirullah" kaget Hendri memegangi dadanya ketika Ara muncul lagi membuka pintu dan memanggil Hendri.

"Dokter tampan! Sarangheo". Ucap Ara menyatukan jari telunjuk dan jempolnya mengarah Hendri, setelah mengatakan kalimat itu dia bergegas pergi meninggalkan Hendri yang masih mematung kaget karena kemunculannya lagi dan ungkapan ny.

.

.

.

**********

Mohon dukungan nya ya semua🙏🙏🥰🥰

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***