"Siapa wanita itu? kamu mencintai nya?" tanya nya lagi membuat Hendri langsung menoleh.
"Papa tau selama ini kamu dekat dengan seseorang, papa melihat kamu selalu tersenyum bila bersamanya. bahkan mama kamu juga tau".
Selama ini Wirawan dan Indri tahu kedekatannya dengan Ara, mereka membiarkan itu karena mereka melihat kebahagiaan di diri Hendri, bahkan mereka pun akan setuju jika Hendri ingin hidup bersama Ara.
Bertepatan itu juga mama Indri masuk, betapa hancur nya ia melihat putra semata wayang nya patah hati.
"Tapi itu sudah tak ada gunanya pa, ma, dia sudah pergi!" ucapnya dengan suara bergetar.
"Dan juga gak mungkin untuk aku mengejarnya, aku sadar aku tidak pantas untuk nya". ucapnya lagi.
**
"Ra, plis Ra jangan tinggalin aku Ra pliss" Hendri memanggil Ara dalam tidur nya, sudah berhari hari setiap Hendri tidur selalu memanggil Ara, Vivi yang mendengar Hendri memanggil wanita lain dalam tidur nya hatinya merasa perih, luka.
"Tiaraaaa......" jeritnya seketika terbangun dari tidurnya. Keringat bercucuran dan nafas yang terengah engah seperti orang yang sedang ketakutan. Saat nafas sudah teratur pengelihatannya teralihkan mengarah Vivi yang duduk memandanginya dengan serius.
"Siapa wanita itu?" tanya Vivi
"Mmm maaf, bukan siapa siapa" jawab Hendri.
"Sudah beberapa hari ini kamu tidur mengigau manggil-manggil nama dia terus, kamu bilang bukan siapa-siapa?". tanya Vivi dengan sedikit emosi. Hendri yang malas meladeni Vivi segera keluar menuju ruang kerjanya dan tertidur disana.
******
Dikamar yang sederhana dengan suasana lampu yang remang remang terlihat seorang gadis dengan mukenah nya sholat malam tengah duduk bersimpuh mengarah kiblat memanjatkan doa kepada sang pencipta.
"Ya Allah ya Rabb engkau yang maha pemilik hati, berikanlah kelapangan hati hamba. Untuk menerima kenyataan ini ya Rab, bantu hamba untuk melupakannya ya Rabb, sesungguhnya hanya kepadamu hamba memohon" ucap Ara dalam doa nya.
selanjutnya ia membaca Alqur'an sembari menunggu waktu subuh,
***
seperti hari hari biasa Ara melaksanakan aktifitas nya, namun dia tidak semangat dan seceria biasa saat sebelum kejadian terakhir dengan dokter Hendri,Ara sekarang lebih pendiam, dan gak banyak berinteraksi dengan orang selain dengan abangnya dan Sabila.
"Ra gimana tugas dari buk Wina Uda siap belom?" Tanya Sabila karena ia khawatir Ara akan lupa pada tugas kuliah nya karena kondisi Ara yang sekarang memang prihatin.
"Udah, gua gak lupa kali bil.."
"Syukurlah kalo lu ingat" jawab bilah dengan cengiran.
"Pulang kuliah kita ngemall yuk, refreshing dikit ni otak, cuci mata!" ajak sabilah
"Ayok, Lo yang traktir ya!"
"Beresss..gua akan traktir apapun buat adik ipar gua" jawab bilah dengan tawa mereka berdua pecah.
**
Saat di mall " bil, kemana sih?m uter muter aja dari tadi gak jelas!". dumel Ara kesal karena Sabila hanya muter muter keliling tanpa ada yang dibeli. "ya gak ada yang cocok gimana dong! jawab bilah enteng.
"gua Uda lapar ni, makan yok!" ajak Ara menarik tangan bilah menuju cafe yang ada di mall itu.
Sementara menunggu pesanan siap mereka membahas tentang materi yang tadi mereka pelajari, hingga obrolan mereka terhenti karena mendengar suara seseorang memanggil, suara yang sangat dikenal terutama Ara.
Deg...
Mendengar seseorang memanggilnya seketika jantung Ara berdetak kencang .
"Ara" panggilnya
Ya, Hendri yang kebetulan juga ada di cafe itu melihat Ara berada disana, melihat Hendri yang semakin mendekat kearah nya, Ara bergegas bangkit dan hendak pergi dari situ, tapi dicegah oleh Hendri dengan memegang tangan Ara.
"Ra please jangan menghindar!" ujar Hendri
"maaf dok, lepasin tangan saya, kita gak halal bersentuhan" ujar Ara menepis tangan Hendri dan hanya maaf yang di ucapkan Hendri.
"Ra, aku mau bicara sama kamu!
"Maaf dok, aku gak bisa, permisi Assalamualaikum!" ucap Ara sembari pergi dari cafe itu.
"Hei ra, tungguin gua" ucap Sabila berlari menyusul Ara.
Hendri yang melihat kepergian Ara hanya berdiri terpaku, melihat Ara yang bersikap datar dan dingin kepadanya membuatnya hancur, seolah dunianya kosong, hampa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sandisalbiah
si plonga plongo... ke istri kamu aja kamunya gak bisa tegas jd suami, Ndri ..
2024-08-06
0
itanungcik
kejer terus ara hendri..
2024-03-08
3