Alexa terus berjalan menuju ruang kerjanya, sesekali mengangguk untuk menanggapi sapaan dari para bawahan yang dia lewati.
Hari ini Alexa berangkat ke kantor satu mobil dengan Ziko, tapi berpisah di depan karena tujuan dan kesibukan yang berbeda.
"Nona?"
Langkah Alexa yang hendak masuk lift berhenti mendengar panggilan Sean. "Kenapa?" tanyanya tapi tatapan fokus kedepan.
"Hari ini tidak ada rapat apapun, hanya memeriksa beberapa berkas penting setelahnya tidak ada lagi," lapor Sean.
"Lalu?"
"Apa anda ingin jalan-jalan sebentar setelah makan siang?" tanya Sean.
Kali ini Alexa memutar kepalanya untuk menatap Sean. "Kau mengajak saya jalan-jalan atau menyuruh?"
"Mengajak Nona, sebagai teman."
"Ah sebagai teman." Alexa tertawa. "Kenapa tidak, kita akan pergi setelah makan siang. Akan kuserahkan semua pekerjaan pada Ziko dan Jesika agar mereka tidak punya waktu bersama," gumam Alexa tersenyum licik.
Mulai melangkahkan kakinya memasuki lift bersama Sean. Tidak ada pembicaraan yang terjadi di dalam lift hingga keduanya sampai di lantai paling atas.
"Bagaimana pergerakan Ziko dan kekasihnya?" tanya Alexa duduk di kursi kebesaraanyya.
"Sepertinya mereka lagi bertengkar Nona."
"Bagus, saya menyukai pertengkaran."
***
Jam makan siang sebentar lagi tiba, semua berkas penting telah Alexa periksa dan Acc. Sisa diserahkan kepihak yang bersangkutan.
Wanita bemata indah itu bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan seraya membawa beberapa map di tangannya.
Meletakkan map tersebut di atas meja Jesika yang tampak sibuk dengan layar komputer di hadapanya.
"Apa ini Nona?" tanya Jesika.
"Pekerjaan. Semuanya harus selesai hari ini saya tidak mau tahu," jawab Alexa dan berlalu pergi dengan senyum kemenangan.
Berbeda dengan Jesika yang kini memasang wajah kesal. Dia dan Ziko baru saja berbaikan beberapa menit yang lalu, dan akan berencana makan siang bersama. Tapi sepertinya rencana itu akan gagal sebab pekerjaan yang menumpuk tiba-tiba.
"Dasar atasan sialan! Kau lihat saja nanti apa yang terjadi," geram Jesika mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Jesika, ayo!"
Bukannya menjawab, jesika menatap sinis Ziko yang baru saja mengajaknya pergi.
"Kamu tidak lihat apa yang ada di hadapanku hah?" kesalnya.
"Kenapa kau marah-marah padahal aku cuma bertanya? Apa tidak bisa menjawab dengan benar?" tanya Ziko dengan tatapan tidak suka.
Lama-lama pria itu tidak akan betah berada di samping Jesika jika terus begini.
"Aku tidak bisa makan siang bersama Ziko. Alexa baru saja memberiku banyak pekerjaan," keluh Jesika.
"Alexa?"
"Hm, sampai kapan aku diperlakukan tidak adil seperti ini? Dia enak-enak akan makan siang bersama Sean, sementara aku?"
"Sean?" dari banyaknya kata yang dikeluarkan Jesika, hanya nama Sean yang hinggap di telinga Ziko.
"Alexa dan Sean makan siang bersama?" tanya Ziko memastikan.
"Iya, kenapa sih? Kok wajahnya kayak kesal?"
"Ti-tidak ada. Kerjakanlah pekerjaanmu, aku akan mengurus sesuatu dulu." Ziko segera meninggalkan Jesika yang kesal dengan pekerjaanya.
Pria itu langsung menghubungi Alexa untuk memastikan sesuatu. Entah ada apa dengan dirinya, tapi mengetahui Alexa akan makan siang bersama Sean membuatnya sangat kesal.
"Kamu dimana?" tanya Ziko setelah sambungan telpon terhubung.
"Di jalan sama Sean, kenapa?"
"Kalian akan makan siang bersama? Berdua saja?"
"Hm, kenapa memangnya? Sean asistenku Sayang, jadi tidak masalah. Kau juga bisa makan siang bersama ...."
"Tidak! Kau melarang aku dekat dengan perempuan tapi kau sendiri jalan bersama pria lain!" Nada bicara Ziko meninggi dan terdengar kesal.
Membuat Alexa yang berada di seberang telpon tersenyum senang.
"Kamu cemburu?"
"Aku suamimu!"
"Tenang saja Ziko, hatiku cuma buat kamu kok. Jadi jangan khawatirkan apapun. Sampai jumpa dirumah Sayang. Dadah."
Alexa mematikan sambungan telpon sepihak membuat Ziko semakin kesal.
"Bisa-bisanya dia menutup telpon begitu saja!"
"Kenapa sangat kesal mendengar Alexa dan Sean makan siang bersama? Bukannya kamu tidak menyukai Alexa?" tanya Jesika yang ternyata sejak tadi mengikuti Ziko.
"Ak-aku ... Aku tidak mencintainya Jesika! Jadi berhenti menuduhku! Aku hanya takut kalau saja dia jatuh cinta pada Sean bukan padaku. Kalau itu terjadi maka rencana kita akan gagal!" Ziko lagi-lagi mepertegas bahwa dia tidak mencintai Alexa.
Meski sulit dipungkiri hatinya selalu mengatakan yang sebaliknya.
"Jangan sampai kamu mencintainya Ziko." Jesika langsung memeluk Ziko cukup erat. Sangat diuntungkan mereka berada di ruangan yang jarang dilalui oleh siapapun.
"Jangan khawatir, aku cuma mencintaimu Jesi."
"Kalau begitu kapan kita akan menikah?" tanya Jesika, dia mendongak untuk menatap manik tajam Ziko.
"Nanti setelah aku berhasil merebut semuanya. Aku mau kita dan anak-anak kita nanti hidup tanpa kekurangan apapun."
"Bagaimana kalau kita menikah secara diam-diam saja dulu? Biar nanti setelah rencana kita berhasil, kita tinggal menikmatinya saja?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Dewi Anggya
suka² mu laaaaaah jess
2023-11-18
1
Suherni 123
masa ga ada yang curiga di kantor nya tuh
2023-08-26
2
zhao zhein
terlalu bertele2..padahal dari awal nikah bsa langsung ambil sikap buat nendang dua siluman ular.dan pecat secara tidak hormat.otomatis langsung jd gembel.🤣🤣🤣alexsa jg bodoh.dia ngasih mahkotanya demi rencana ga jelas.dan slalu ngasih tubuhnya secara cuma cuma.emng gak jijik berbagi tubuh sma wanita lain.🤣🤣🤣
2023-08-18
1