Alexa duduk tenang di samping Ziko, begitupun dengan Jesika yang duduk di seberang meja. Ketida manusia itu tengah menikmati makan malam bersama tanpa ada pertengkaran di dalamnya.
Diam-diam Alexa tersenyum ketika terbesit ide untuk memanas-manasi Jesika di meja makan.
"Aauuuwww," rintih Alexa menjatuhkan sendok di tangannya, hingga sedikit kuah panas menyiram pahanya.
"Pelan-pelan Lexa." Ziko refleks berdiri dan membersihkan paha Alexa yang terkena kuah panas.
"Perih Sayang, aku harus gimana?" tanya Alexa manja. Akhirnya trik yang dia gunakan berhasil, yaitu membuat Ziko perhatian padanya di depan Jesika.
Alexa tahu betul bahwa Jesika sangat cemburuan jika melihatnya dengan Ziko bersama, apalagi jika Ziko lebih perhatian padanya.
"Tunggu bentar ya, aku ambil kompres dulu buat ...."
"Biar saya saja yang mengobati, Tuan lebih baik makan saja," sahut Jesika.
"Tidak perlu, saya bisa sendiri," sahut Ziko langsung mengendong tubuh Alexa meninggalkan meja makan dan tentu saja itu membuat Jesika sangat kesal.
Berbeda dengan Alexa yang sangat senang. Dia pura-pura meringis setelah Ziko menunrunkannya di atas ranjang.
"Makanya kalau makan hati-hati Lexa. Tau sendiri kulit kamu sensitif, makannya pakai melamun seperti itu!" omel Ziko yang benar-benar khawatir melihat kulit Alexa memerah.
"Aku tidak bisa fokus karena ada Jesika di meja makan. Sudah aku bilang aku cemburu Ziko."
"Jesika akan pulang, jadi isitrahat lah," sahut Ziko.
Pria itu segera meninggalkan kamar dan menemui Jesika yang ternyata masih duduk di meja makan.
"Jesika sebaiknya kamu ...."
"Kau berencana mengusirku setelah bermesraan, Ziko? Apa kau tidak menghargai aku sebagai kekasihmu? Kau mengendong Alexa tepat di depanku!" bentak Jesika langsung berdiri, tanpa tahu tempat.
"Diamlah Jesika, apa kau lupa ada di rumah siapa? Ada banyak pasang mata dan telinga yang bakal mendengar ...."
"Aku tidak peduli! Aku sudah mengatakan kalau ini rumah kita, tapi sampai sekarang kau belum berhasil mengusir satupun dari mereka! Kalau tidak bisa menyingkirkan Alexa, maka singkirkan antek-anteknya itu!"
"Aku akan melakukannya, tapi tidak sekarang Jes. Aku harus mengambil hati Lexa dulu sebelum merebut semuanya. Sebaiknya untuk beberapa waktu kita tidak terlalu dekat dulu," bujuk Ziko meraih tangan Jesika tapi disentak begitu saja.
"Sudanlah!" Wanita itu meninggalkan rumah mewah Alexa dengan perasaan kesal.
Kalau saja tahu akan seperti ini, Jesika tidak akan membiarkan Ziko menikah dengan Alexa. Terlebih dia sadar bahwa Alexa menang dalam segala hal darinya.
"Ziko hanya akan menjadi milikku," geram Jesika mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Berjalan menuju pagar untuk menunggu taksi, sialnya dia harus berpapasan dengan pria menyebalkan seperti Sean.
Mobil putih berhenti tepat di depan Jesika, membuat wanita itu menghentikan langkahnya.
"Sedang apa anda di sini Nona Jesika?" tanya Sean tanpa turun dari mobil, hanya membuka kaca mobil saja.
"Bukan urusan kamu!"
"Oh begitu, mari." Sean kembali menutup kaca mobil dan melajukan perlahan hingga sampai di garasi.
Berjalan memasuki rumah yang sangat mewah dan disambut oleh beberapa pelayan yang kebetulan berpapasan dengannya.
"Nona Alexa ada di mana?" tanya Sean.
"Di kamarnya bersama tuan Ziko, Tuan. Apa harus saya panggilkan?"
"Tidak perlu," sahut Sean. "Siapa wanita yang baru saja keluar dari rumah ini?" lanjutnya.
"It-itu ...." Gugup sang pelayan.
"Katakanlah atau kau ...."
"Saya tidak tahu pasti siapa dia Tuan, tapi sepertinya dia kekasih Tuan Ziko. Wanita itu juga menyuruh tuan Ziko untuk menyingkirkan Nona Alexa." Akhirnya pelayan itu membuka suara karena takut dengan tatapan tajam Sean.
"Terimakasih atas informasinya." Sean berlari keluar dari rumah itu tanpa menemui Alexa lebih dulu.
Sepertinya Sean mempunyai hal yang lebih penting daripada bertemu Alexa. Dia melajukan mobilnya, menyusuri kompleks mewah tersebut hingga bertemu dengan orang yang dia cari.
Sean menghentikan mobilnya dan menurunkan kaca. "Naik!" perintah Sean.
"Saya bisa pulang sendiri!" sahut Jesika kesal.
"Saya paling tidak bisa melihat wanita jalan sendirian di tempat seperti ini, terlebih sangat cantik sepetimu," ucap Sean berhasil menghentikan langkah Jesika.
"Saya mengantar sebagai teman kerja, tidak lebih," lanjut Sean.
Pria itu diam-diam memperhatikan Jesika yang sepertinya berpikir. Mungkin menimbang-nimbang tawarannya untuk pulang bersama.
"Kalau tidak mau saya bisa ...."
"Tunggu!" cegah Jesika. Tanpa abah-abah dia membuka pintu samping kemudi meski terasa canggung.
Sudah lama Jesika bekerja di Jonshop group, tapi baru kali ini Sean mengajaknya bicara. Padahal mereka sering kali bertemu di banyak kesempatan.
"Nah gini kan aman," celetuk Sean. "Tunjukkan jalan biar saya antar dengan selamat!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Yue long
Alexa terlalu bermain main...kenapa ngak dr awal saja membongkar perselingkuhan ziko dan jesika jadi tdk membahayakan ibu dan lakaknya...
2023-11-09
3
Windy Dewanti
dihĥhh "rumah kita"? mimpi kali ya si jesika😄🤣
2023-05-13
2
fifid dwi ariani
trus ceria
2023-05-05
1