Part 16 ~ Janji busuk

Tangan Jesika terkepal di sisi tubuhnya. Wanita itu sangat marah karena ucapan Alexa baru saja. Ingin rasanya Jesika menjambak rambut panjang Alexa sekarang juga, tapi apa daya dia tidak punya kuasa tentang hal itu.

"Duduklah Jesika!" perintah Alexa disertai dengan senyumannya.

Alexa berdehem beberapa kali sebelum mengeluarkan beberapa kalimat untuk membuka rapat yang menurutnya tidak terlalu penting.

"Seperti biasa akan ada laporan tahunan dan bulanan dari setiap devisi. Saya datang hari ini untuk memeriksa hal tersebut."

"Seharusnya minggu depan, tapi saya mempercepat karena suatu alasan," ucap Alexa.

"Sebagai presdir baru di Jonshop group, tentu saja saya membutuhkan bimbingan kalian yang lebih senior di sini." Alexa tersenyum, memandangi orang-orang yang berada di dalam ruangan itu satu persatu.

Alexa melipat tangannya di atas meja yang saling terhubung satu sama lain.

"Mulai besok saya yang akan memimpin perusahaan tanpa perantara siapapun, jadi jika ada kendala langsung saja menghadap kepada saya."

Alexa senyum simpul melihat reaksi yang diberikan Ziko. Dari raut wajahnya saja Ziko seperti keberatan akal hal itu.

Namun, ini sudah menjadi keputusan bulat Alexa setelah memikirkan berbagai pertimbangan. Dia tidak bisa diam saja dan membiarkan Ziko berkeliaran diperusahaan setelah tahu rencana licik Ziko yang sebenarnya tentang pemindahan saham.

Sebelum menumpahkan susu pada berkas pengalihan nama tadi pagi, Alexa telah memeriksa dengan rinci dan dia akui Ziko sangat ahli membuat data-data palsu.

"Kenapa pak Ziko, ada yang ingin anda katakan?" tanya Alexa informal.

"Tidak ada, saya hanya terkejut mendengar hal itu. Saya senang mendengar Nona akan memimpin perusaaan," sahut Ziko.

"Syukurlah."

***

Setelah rapat selesai, Alexa langsung menuju ruangannya dan memeriksa setiap sudut hingga bagian sofa telah diganti dengan pilihannya sendiri.

Alexa menumpu kakinya setelah duduk di kursi putar. Menghela nafas panjang karena merasa sangat jahat kali ini.

"Karena kejadian sebelum reinkarnasi, aku menjadi jahat seperti ini," gumam Alexa memejamkan matanya.

Menjadi jahat sangat melelahkan untuk Alexa, terlebih dasar hatinya sangat lembut dan mudah tersentuh akan sesuatu.

Untungnya Eca dan mimpi yang datang hampir setiap malam membuat Alexa tidak melupakan tujuannya hidup kembali.

"Aku mencintaimu, tapi aku tidak ingin tertipu untuk kedua kalinya. Makanya aku masih mempertahankanmu Ziko," batin Alexa.

Dia memutar kursi menghadap pintu ketika mendengarnya berdecit. Tersenyum melihat orang yang namanya dia sebut dalam hati ada di sana.

"Kenapa Sayang?" tanya Alexa tanpa berdiri untuk menyambut.

"Kamu mengatakan akan menyerahkan urusan perusahaan padaku Lexa, tapi sekarang apa? Kau malah resmi mengambil jabatanmu!" kesal Ziko.

"Awalnya iya tapi tidak lagi setelah perbuataanmu semalam," jawab Alexa dengan raut wajah tenang.

Kali ini dia bangkit dan menghampiri Ziko, memainkan dasi sang suami dengan jari-jarinya.

"Kamu berusaha memindahkan saham sebanyak 10% atas namamu. Bukankah itu terlalu lancang?" tanya Alexa terang-terangan.

"Ak-aku ...."

"Aku mencintamu dan bisa saja menyerahkan semuanya, tapi aku urungkan setelah melihat sifat aslimu itu."

"Maaf Lexa." Ziko langsung memeluk Alexa. "Aku tidak bermaksud mencuri apapun darimu. Aku melakukannya agar semua milikmu aman Sayang. Kau tau Sean?" tanya Ziko setelah melepaskan pelukannya.