Promise!

“Jangan jauh-jauh dari pandanganku sedetikpun, istriku.”

Perkataan Evans terdengar penuh penekanan sembari membawa Alea berjalan memasuki area keramaian di depan mata.

Alea menghela lirih. Bagaimana bisa ia menghilang dari pandangan Evans kalau pria itu sendiri menggenggam tanganya begitu erat seolah seperti di dalam pikirannya kalau kehidupannya memang begitu, selalu terancam dari musuh-musuhnya.

Evans dan Alea melewati banyak pertokoan yang menunjukkan pernak-pernik kuno yang didominasi oleh nuansa agama Nasrani.

Alea berjalan bersisian dengan berpegangan tangan bersama Evans.

Alea berhenti sejenak dari stan ke stans lain, dan Evans sendiri pun lebih banyak diam dan mengikuti langkahnya tanpa protes ia mau kemana.

Meskipun di setiap-tiapnya mereka melangkah, Alea memandangi Evans yang tampak seperti waspada pada sekitarnya.

“Tunjuk saja apa yang kamu inginkan sayang. Aku pasti akan membelikannya untukmu.”

Alea menoleh ke samping, lalu menggeleng yang diiringi senyuman manis.

“Belum ada yang aku inginkan,” katanya kembali menatap beberapa perajin.

 “Apa saat ini kamu senang?”

“Ya,” jawab Alea seraya menoleh sejenak, lalu berikan Evans senyuman manis.

“Malah aku lebih senang, Ev.”

Sedikitnya pikiran Alea terbebas tidak terbelenggu seperti sebelumnya. “Seharusnya aku amat bersyukur bukan masih diberikan kenikmatan di dunia ini?”

Bola mata Alea membulat. Ia tersentak kaget ketika Evans menarik pinggangnya untuk merapatkan tubuhnya dengan saling bersitatap.

“Aku berjanji padamu sayang kalau aku akan selalu membahagiakanmu sekalipun tidak semudah dalam kata-kata.

“Aku akan berjuang untukmu dan ini pertama kalinya bagiku memperjuangkan seseorang dengan nyawaku sendiri.”

Alea terkesima, tatapan Evans yang penuh emosi menjelaskan. Evans akan melakukan apapun untuk membuktikannya. Perlahan senyumnya mengembang

“Terima kasih, Ev.”

Evans mencium punggung tangannya, mengalihkan tatapannya ke sekitar dan menunjuk sesuatu dari kejauhan.

“Apa kamu suka pizza?”

Alea mengangguk. “Ayo kita membelinya.”

Alea tersenyum mengikuti Evans menuju sebuah restoran. Namun, tanpa sengaja pandangannya menangkap sesuatu diantara barang-barang para pedagang yang tidak jauh dari restoran pizza yang dituju oleh Evans.

Alea berhenti mendadak membuat Evans menoleh.

“Aku melihat sesuatu yang aku suka di sana. Pesanlah dulu pizzanya. Aku akan menyusulmu setelah aku membelinya.”

“Tidak, sayang. Kamu harus selalu bersamaku.”

“Please, Ev. Aku tidak akan ke mana-mana. Apa kamu masih berpikir aku akan kabur darimu?" tanya Alea terlihat sedih.

"Aku tidak akan pergi darimu Ev, karena sejauh apapun aku pergi melarikan diri. Kamu pasti akan menemukanku dan aku tidak ingin meninggalkanmu."

Tapi bukan itu yang Evans pikirkan. "Kamu masih bisa melihatku dari dalam toko.”

“Lea…”

“Please. Ya, Ev. Kali ini saja…”

Evans terlihat gusar dan berdesis. “Baiklah tetapi tidak akan ada lain kali!!”

Alea mengangguk lalu berikan senyum manis pada sang suami. Pria itu pun berbalik dan terburu-buru masuk ke dalam restoran.

Alea bergegas masuk ke dalam toko tersebut dan mengambil sepasang merpati putih dengan kedua sayapnya terlihat terangkat lalu membayarnya.

Dipegangnya erat-erat paper bag itu di tangan dan bergegas untuk mencari Evans sebelum pria itu marah karena terlalu lama. Namun, sudut matanya melihat sesuatu yang lain.

Di ujung depan, di salah satu gang meski jaraknya lumayan jauh dan sepi. Entah kenapa langkah kakinya menuju ke arah sana dan mengabaikan mencari Evans.

Sebuah gang yang terlihat kotor, Alea menemukan seseorang wanita yang berlutut di depan dua orang pria bertampang menakutkan terlihat sedang memohon.

Alea terkesiap dan membekap mulutnya sendiri ketika salah satu pria yang mengenakan topi mencengkram erat rambut panjangan si wanita dan menyeretnya dengan paksa.

Tanpa disadari kedua kakinya pun semakin menjauh dari kerumunan dan masuk sampai ke dalam gang sempit dengan langkah kakinya yang mengikuti dengan hati-hati.

“Dasar wanita jallang!!!"

Alea hanya mendengar umpatan dan bersembunyi di balik dinding rumah. Ia merasa iba melihat wanita itu yang sudah beberapa kali mendapatkan pukulan oleh pria tersebut.

Entah saat ini ia berada di mana. Namun, tempat tadi pun kini sudah tidak nampak lagi yang bisa Alea pandangi di tempatnya sekarang ini begitu kotor.

Alea meringis, menatap kasihan pada wanita tersebut yang sudah tak terhitung berapa kali di hempaskan. Anehnya, wanita itu bukan pergi, tapi malah membungkukan seperti memelas dan diam saja mendapatkan perlakuan kasar.

“Tidak!!!”

Alea reflek berteriak saat melihat salah satu pria hendak akan memukul kepala wanita itu dengan balok kayu.

Ketiga pria tersebut pun sontak terkejut ketika mendapatkan kedatangan seorang wanita secara tiba-tiba yang memegang kayu kecil untuk melindungi diri.

Alea membawa wanita itu yang tengah menangis untuk mundur—menghindar dari ketiga pria tersebut.

 “Apa yang kalian lakukan kepadanya?!” Alea bertanya pada ketiga pria di depannya.

Dua pria berjaket kulit hitam pun saling pandang. “Siapa dia? Dari mana wanita itu datang?” kata si pria bertopi.

Rekannya menjawab dengan kendikan bahu tidak tahu sementara satunya memandangi Alea dari ujung kepala sampai ke ujung kaki semnetara Alea, pun sama memandangi ketiga pria di depannya.

Dari cara mereka berpakaian saja, sudah terlihat mereka memakai pakaian mahal dilihat dari salah satu brand di pakaiannya meski wajah mereka memperlihatkan dengan jelas kalau kedua pria itu bukanlah pria baik-baik.

“Dia sudah cukup terluka. Kenapa kalian memukulnya terus menerus?”

Alea memeluk wanita yang menangis itu.

“Dasar brengsek!!”

Salah satu pria itu mengumpat kesal.

“Siapa kau? Kenapa kau ikut campur dengan urusan kami. Hah?”

“Tapi—”

Pria tersebut mengusap dagunya kembali menatap penampilan Alea. “Kau boleh juga. Dilihat dari wajahmu sepertinya kau benar-benar mahal kalau di jual di luaran sana!”

Satu kaki Alea mundur kebelakang ketika dua pria itu maju mendekat dengan tatapan menelanjanngi seluruh tubuhnya.

“Wanita jelek yang kau peluk itu sudah menjual adiknya kepada kita, secara tidak sadar!”

“Kini wanita itu merengek pada kami untuk menukar dirinya dengan adiknya yang sudah kami jual di luaran sana.

“Sekalipun wanita itu menangis darah, adiknya tidak akan bisa kembali. Tetapi—” Pria bertopi itu menjeda menatap bengis.

 “Jika kaulah yang menukarnya dengan tubuhmu, maka adik wanita itu akan aku kembalikan. Harga kau pasti bahkan jauh lebih tinggi dan juga sangat mahal!”

“Jangan mendekat—” seru Alea seraya menunjukkan balok kayu yang di pegang.

“Kalau kalian tidak ingin menyesal nantinya,” kata Alea seraya menatap kedua pria yang masih saja berjalan mendekatinya.

Kedua pria itu tertawa sarkas, menatap penuh ejekan akan perkataan yang dilontarkan Alea.

“Cantik-cantik tapi bodoh menolong wanita seperti dia!”

Alea terkesiap melihat empat pria datang secara tiba-tiba dari arah belakang lalu mengepungnya.

Dijambaknya rambut Alea dan juga wanita satunya.

“Kau ini terlalu bodoh sudah menjerumuskan nyawamu sendiri ke dalam bahaya, cantik!”

Pria bertopi itu memberikan instruksi kepada empat anak buahnya. Alea penuh waspada dan menjauhkan wanita yang tadi di tolongnya hingga terhempas di aspal.

Dengan erat, Alea memegang kayu itu namun ia terkesiap ketika seorang pria di depannya menarik kayu itu dengan erat. Saling dorong mendorong kayu itu dengan sama kuatnya sampai pada akhirnya menendang perut pria bertubuh besar dan mulai berkelahi menghajar keempat pria di depannya.

Lawan Alea bertubuh besar. Namun, meski begitu Alea masih bisa menangkis pukulan yang dilayangkan keempat pria tersebut. Alea dikeroyok.

Alea menyobek gaun selututnya agar ia bisa leluas menggerakan kedua kaki dan tangannya untuk menyerang balik pria tersebut, meski sempat terjatuh dengan tubuh yang begitu sakit.

Sekali lagi, Alea masih bisa bangkit dan berkelahi dengan keempat pria tersebut.

Pipi Alea memerah bekas pukulan keras yang melayang dari salah satu pria tersebut.

“Ck! Tidak disangka kalau kau bisa bela diri sampai bisa melumpuhkan orang-orangku dengan mudah,” kata si berjaket kulit seraya pandangi keempat anak buahnya yang mengerang kesakitan.

Deru nafas Alea naik turun, bersamaan penampilan Alea sudah berantakan setelah berhasil menumbangkan keempat pria tersebut.

Ingin rasanya Alea menyerah, sesungguhnya ia tidak bisa berkelahi kembali.

Tubuhnya mulai melemah dengan rasa sakit yang kini menjalar di sekujur tubuhnya akan bekas pukulan dari lawan.

“Jangan banyak bicara kamu!” seru Alea.

Si pria berjaket kulit tersebut pun pada akhirnya mau memberikan penyerangan.

Sayangnya, kalah cepat karena Alea sudah bergerak cepat menendang selangkang pria tersebut hingga suara jeritan kesakitan pun menggema.

“Sialan, kau jallang!”

Kini pria bertopi itu pun maju dan menampar wajah Alea dengan keras hingga tubuhnya ikut terhempa ke jalanan.

“Bawa dia kapal!!” serunya pada keempat pria yang sudah bangkit kembali.

“Tidak!”

Alea memberontak. Tubuhnya sudah ditarik paksa oleh kedua pria bertubuh besar.

Dipandanginya sekitar. Sialnya, tempat ini terlalu sepi hingga tidak ada satu orang pun yang akan menolongnya.

Alea menoleh ke samping, dia tercengang ketika melihat wanita yang tadi ia tolong kini sudah menghilang begitu saja meninggalkannya.

Akhirnya, Alea di bawa oleh keempat pria dengan mencengkeram erat kedua tangannya. Alea diseret paksa untuk mengikuti mereka.

“Lepaskan, aku. Lepaskan!” seru Alea.

“Diam, kau jallang!” decak si pria.

“Evannnnssss!”

“Ck! siapa yang kau panggil itu, hah?” Pria bertopi itu merasa tidak asing dengan nama yang dipanggil si wanita.

“Apa kau tengah memanggil si Penguasa Italia itu, hah?” ledeknya diiringi tawa keras.

Alea diam seraya merutuki kebodohannya. “Mafia penguasa itu bahkan tidak akan peduli pada wanita sepertimu!”

“Evans….” Teriak Alea, lagi. Ia tidak peduli dengan pria bertopi itu yang mengajak suaminya.

"Lepaskan aku..."

“Ck! Lepaskan, salah sendiri kau terlalu ikut campur, cantik!”

Alea menggeleng, dia ikut campur karena dia tidak terima bila ada pria yang menyakiti bahkan menyiksa seorang wanita.

“Evaaans… Please, help me!”

 Yuk bantu coment, like dan hadiahnya dong, terima kasih.

Terpopuler

Comments

Ira Astri

Ira Astri

knp karakter alea ini dibuat trouble maker gak bs nurut2 aja nyenengin suami....

2024-03-14

0

Rusme Juthec

Rusme Juthec

lanjut Thor

Evan datang gak ya....!!!!

atau alea berhasil d bawa sama penjahat

2023-02-09

0

Tya alj

Tya alj

seperti emang ada masalah sama kondisi fisik alea...🤔

2023-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!