“Maukah kamu menikah denganku, Alea Anjanie?”
Alea berikan anggukan pelan seraya menatap pria di depannya. Kini, sudah tidak ada lagi keraguan di dalam hatinya.
Evans memasangkan cincin berlian di jari manisnya dan pria itu mengecup punggung tangannya.
Alea menangis haru ketika hatinya sudah menetapkan untuk menyambut uluran tangan Evans dan hidup bersama dengan Evans Colliettie.
“Terima kasih kamu mau menerimaku menjadi suamimu,” ucap Evans seraya menggenggam erat dan membawa Alea bersama menuju kursi yang sudah disediakan di depan acara ijab kabul.
Langkah kakinya seirama dengan perlahan karena Evans sudah tahu kalau gaun putih dan hitam yang dikenakan Alea yang panjang tentunya berat.
Evans menyimbangi langkahnya dan sedikit menoleh ke samping pada arah pintu.
Pria itu pun berkata, “Lamaranku telah selesai dan masuklah semuanya.”
Ale menghentikan langkah kakinya, dia pun menoleh ke belakang setelah mendengar suara Evans.
Alea terdiam sesaat ketika melihat dua orang pria paruh baya mengenakan baju koko berwarna hitam dan satunya mengenakan baju berwarna putih dengan sorban putih dan satu sorban hitam yang sama-sama dikalungkan di lehernya.
Tidak ketinggalan dengan Mika yang berjalan tepat di belakang kedua pria tersebut diikuti dari Keluarga Leo (Martinez) dan juga Keluarga Massimo (Colliettie)
Senyuman Alea begitu saja terukir cantik, rasa bahagia pun tak bisa Alea ungkapkan dengan kata-kata.
Alea senang karena pada akhirnya pernikahannya akan disaksikan oleh keluarga Evans meski di lubuk hati yang terdalam Alea merasa sedih karena moment special ini tidak ada keluarga dan juga teman-temannya yang ikut serta menyaksikan.
Dua keluarga itu kini sudah duduk di tempat masing-masing yang sudah disediakan.
Alea kembali tersenyum manis ketika melihat para penghuni mansion yang ikut datang dengan balutan jas hitam dan juga gaun putih. Mereka pun sama, duduk di bangku yang disediakan oleh Mika.
Anthony, Romeo, Joe dan juga wanita senja dengan mata basah yang tidak lain Berta ikut menangis senang melihat pada akhirnya wanita malang itu menikah dengan tuannya.
"Cantik," ucap Berta perlahan dengan bahasa bibirnya.
Alea tahu apa yang Berta katakan dari jauh meski tidak terdengar. Dia hanya bisa membalas dengan senyuman manis seraya menatap para keempat orang di depan sana yang selalu menyayanginya. Alea tidak akan melupakan kebaikan mereka.
Dalam sekejap mata, gedung tua ini pun kini penuh.
“Apa kamu merencanakan semua ini, Ev?” bisik Evans.
“Tentu. Apa kamu bahagia?” tanya Evans seraya menatap Alea.
“Hm.” Alea tersenyum manis diiringi tatapan penuh cinta untuk pria di depannya yang akan menjadi suaminya.
“Terima kasih semua kejutan ini, aku suka.”
Evans menggenggam tangan Alea dan membuat Alea menoleh ke samping di mana Evans berada.
“Lihatlah ke arah jam dua belas,” bisik Evans.
Alea mengikuti petunjuk Evans. Dia tersenyum lebar dengan ekspresi terkejut ketika seorang wanita cantik memakai topi bangsawan yang berjalan masuk dan berdiri dibalik bangku paling belakang.
Alea tentu mengenali wanita senja itu yang duduk di belakang. Dia—Nyonya Jovita. Wanita paruh baya yang memberikan ciumaan jauhnya yang diiringi linangan air mata ketika menatapnya.
Alea berikan anggukan yang diiringi senyuman bahagianya, walau Nyonya Jovita duduk di kursi belakang, tepati wanita itu tidak masalah karena dia berterima kasih turut diundang di hari pernikahan keponakannya.
Tidak hanya itu. Alberto datang dengan mengenakan jas hitam yang didampingi oleh Abraham.
Kedua pria senja itu berjalan bersamaan. Tercetak jelas wajah pria senja itu yang terlihat bahagia.
“Selamat,” ucap Alberto dengan Bahasa bibir.
Pria senja itu membungkukkan tubuhnya sebagai terima kasih karena sejak awal bertemu Alberto tahu kalau wanita itu akan menjadi menantunya.
Kalau Evans, sudah jangan ditanya ya. Bagaimana pria itu ketika melihat ayah kandungnya sendiri datang untuk menyaksikan acara pernikahannya.
Apa lagi pernikahan Evans dan Alea, Alberto akan duduk di dekat bersama putranya nantinya.
Alea hanya tertawa pelan ketika melihat bagaimana Evans memalingkan wajahnya. Pria itu sama sekali tidak terlihat suka.
“Ayo, kita duduk di sana. Penghulu sudah menunggu kita,” ajak Evans pada Alea.
Keduanya pun kembali berjalan menuju kursi di mana sudah di tunggu kedua mempelai untuk ijab kabul.
Semua keluarga Evans duduk dengan tegang dan berharap cemas. Entah pria itu akan bisa atau tidak mengucapkan ijab kabul karena sesuai perkataan kalau Evans kini sudah mengikuti keyakinan sang istri.
Alea duduk dengan degupan jantung yang tidak terkendali. Entah kenapa bayangannya tiba-tiba teringat dengan mimpi buruknya.
Alea meremas kedua tangannya. Wanita itu terlihat gugup saat Evans berjabat tangan dengan wali Alea.
Dalam diamnya Alea yang cemas hanya bisa berdoa semoga Evans lancar mengucapkan kalimat demi kalimat ijab kabul.
Tidak hanya Alea yang cemas, Alberto pun yang duduk di samping sang putra pun sama ikut gugup.
Namun, suara terdengar menggema dan juga terdengar lantang ketika Evans mengucapkan ijab kabul di depan penghulu, Alberto dan juga semua para saksi yang turut hadir pun dibuat tercengang.
Evans dengan satu tarikan nafas tanpa salah mengucapkan ijab kabul.
Alberto yang duduk di sampingnya pun sama ikut gugup melihat pernikahan anaknya yang sakral dengan mengikuti keyakinan Alea.
“Bagaimana para saksi. Sah?”
“Sah,” teriak semua orang tepatnya tamu undangan yang hanya keluarga saja.
Alea terkesiap mendengarkan semua seruan yang menggema. Dia pun perlahan menatap Evans yang duduk di sampingnya. Kini, keduanya telah resmi menikah dan menjadi suami istri.
‘Apa selama seminggu bertapa pria itu menghafalkannya? Ya, Tuhan. Aku seperti mimpi mendapatkan kejutan semua ini dari mu, Tuhan,’ batin Alea.
Semua orang di dalam gedung tua ini semua berdiri menyaksikan momen paling indah dan juga langka yang sepanjang mereka berada di mansion ini.
Semua para pelayan di mansion ini tentunya senang bisa menyaksikan dan di turut diundang untuk menjadi saksi seorang Evans Colliettie pada akhirnya menikah.
Tak henti, Alberto pun mengucap syukur atas pernikahan putranya. Ini suatu hal yang begitu indah selama tiga puluh tahun hidup seorang diri.
‘Sayang. Aku yakin di kamu melihat putra kesayangan kita pada akhirnya menikah. Alea wanita yang menjadi menantu kita itu begitu mirip denganmu, sayang,’ batin Alberto seraya menghapus sudut air matanya.
Evans memasangkan cincin pernikahannya dijari manis Alea begitu juga Alea memasangkan cincin dijari Evans.
Alea mengecup punggung tangan Evans dan pria itu pun membalasnya dengan mengecup keningnya sang istri.
Masimo, Leo, Lucas dan Mika terut menatap bahagia. Mereka tersenyum bahagia.
Akhirnya, pria sedingin bongkahan es pun pada akhirnya mencari bahkan tidak ada yang menyangka kalau pada akhirnya mafia terkejam seantero Italian itu pada akhirnya menikah dengan wanita biasa seperti Alea Anjanie.
Satu hal yang tidak senang dan hadir di pesta pernikahan Alea, adalah Marvio. Pria itu menangis tersendu melihat Alea pada akhirnya menikah dengan Evans Colliettie.
“Sudah… pengeran seperti kamu itu masih banyak stok wanita cantik yang mengantri. Tolong relakanlah Alea untuk saudaraku,” sindir Massimo pada Marvio.
Leo mendengus kesal diringin lirikan tajam pada sahabatnya. Entah, kenapa pria itu menjadi lembek seperti ini. Bahkan, semalaman dia sudah meminta untuk menculik Alea dan akan menikahi Alea.
Jelas, Leo menolak karena dia sudah lebih dulu menjodohkan Alea pada saudaranya sendiri.
Evans menggenggam tangan Alea untuk berdiri. Evans membawa sang istri tepat di tengah-tengah keluarganya.
Tanpa memberi waktu untuk bernapas karena saat ini mereka telah sah menjadi sepasang suami istri, Evans menarik pinggang Alea untuk merapat dan menatapnya penuh cinta.
“Aku mencintaimu, Alea Anjanie.”
Kalimat cinta itu terucap di bibir Evans membuat mulut Alea menganga.
Tanpa, aba-aba Evans mencium bibirnya tanpa jeda seakan sebelum ini pria itu sudah menahan diri untuk memulai semuanya setelah menikah.
Ciuman yang panjang dan dalam diiringi tepuk tangan yang meriah dari semua orang. Tidak ada satupun penghuni mansion yang mungkin pernah memimpikan moment indah seperti ini.
Evans melepaskan ciumannya, dia tersenyum lipstik di bibir Alea sudah memudar olehnya. Sang istri hanya terlihat menarik nafas dalam-dalam karena Evans benar-benar tidak memberinya untuk bernafas sejenak.
“Ev…” gumam Alea, pelan. Wajah Alea memerah, dia malu di berciumaaan di depan orang banyak.
Evans tertawa pelan melihat ekspresi Alea yang lucu. Diarahkanya pandanganya melihat ke arah keempat pria di depannya yang tertawa melihatnya.
Evans menggendong Alea ala bridal dan membawanya pergi dari gedung tua itu.”
“Lakukanlah apa yang kalian inginkan. Tetapi, jangan pernah mengganggu kami setelah ini,” kata Evans kepada keempat pria pulus Mika yang berdiri berdampingan.
Pipi Alea semakin memerah sementara kelima orang di depan pun hanya bisa mengangguk. Siapa juga bukan yang mencari mati karena mengusik kesenangan Evans Colliettie?
Alea melihat Tuan Gabril di samping sana, pria itu pun berikan senyuman bahagia menatap Alea. Bahkan semua keluarga Martinez dan Colliettie pun turut mengucapkan selamat untuk pengantin baru.
Namun, sayang. Belum juga keluarganya mengucapkan secara langsung pada pengantin wanita, Evans sudah lebih dulu membawanya keluar dari gedung tersebut.
“Astaga. Ev, aku ingin bertemu dengan saudaramu,” kata Alea pelan.
“Tidak usah, Lea. Buang-buang waktu.”
“Hah?” gumam Alea pelan.
Namun, ekspresi Alea yang terkejut tak sengaja menangkap tatapan sendu dari Alberto tepat di belakangnya. Alea hanya bisa tersenyum untuk ayah mertuanya.
Entah sejak kapan Mika dan Lucas sudah berada di pintu besar itu. Dua orang itu membungkukan penuh hormat serta anak buah lainya yang berdiri di samping begitu juga para pelayan mansion sama-sama memberi hormat ketiak Evans melangkah keluar.
Alea begitu saja melemparkan mawar hitam dan putih itu pada Lucas. Dia pun berkedip pada pria itu yang diiringi tawa kecil karena keduanya tahu maksud Alea.
“Lamarlah, dia—nanti keburu diambil orang,” kata Alea pada Lucas. Pria itu pun memberikan anggukan dna kembali memberikan hormat pada pengantin baru.
Evans mencium Alea sambil berjalan keluar dengan mata Alea yang kini menangkap senyum bahagia Nyonya Jovita. Tak lama Alea terhanyut dalam ciuman Evans yang membawanya ke mansion pribadinya.
Tidak menyangka jika dirinyalah yang akan memiliki seorang Evans Colliettie, The Black Rose terkenal seantero Italia.
‘Ayah, bibi, Jessie dan Jeon. Maafkan aku tidak memberitahumu jika aku sudah menikah,” ucap Ale dalam hati sebelum Evans mengalihkan pandanganya.
“Melakukan yang seharusnya pengantin pria lakukan, sayang.”
Guys Evans balik asal atau di sini saja? kasih coment dong yang banyak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
S C O R P I O
dimana aja kak yang penting jangan pisahkan Evans sama Alea biarkan mereka hidup bahagia dan memiliki anak,,,jangan sampai ada pelakor didalam rumah tangga mereka dan bikin Evans bucin ke Alea,,, ditunggu kelanjutannya kak semangatttt ☺️
2023-02-04
0
Rusme Juthec
sudah terlanjur pindah kesini
ya lanjut disini aja thor
up yg banyak
2023-02-04
0
Tya alj
dimana aja yg menurut othor nyaman buat babang evans...😂...asal tetap bucin pd lea seorang dan jgn biarkan para parasit muncul lgi🤣🤣
2023-02-04
1