Arini dan Angel menginjakkan kakinya disebuah rumah dengan cat berwarna hijau tosca yang tampak sederhana namun sangat bersih dilihat dari luarnya. halamannya tidak terlalu luas namun nampak asri karena banyak tanaman bunga dihalaman rumah itu, bunga-bunga itu tertata rapi di pot masing-masing. ya neneknya memang sangat menyukai keindahan.
Walaupun tidak ada pagar keliling disekitar rumah itu, tapi neneknya bisa mengatur halaman itu agar terlihat asri.
Jam baru menunjukkan pukul 9 malam, tapi disini sudah nampak sunyi, maklum lah namanya juga di pedalaman. Jauh dari keramaian kota
Arini mengetuk pintu rumah itu
Tok.. tok..tok...
"Assalamualaikum Bu..." Ucap Arini
Tak berselang lama seorang wanita paruh baya berumur sekitar 65 tahun membukakan pintu untuk kami. Wanita paruh baya itupun tampak sumringah melihat kedatangan kami. Kulitnya memang sudah terlihat keriput, namun ia masih bisa berdiri dengan tegak dan nampak masih segar.
"Kalian sudah datang..", Ucapnya dengan senyum yang mengembang
Arini saling berpelukan dan melepas rindu pada ibunya itu. Kemudian wanita yang biasa di panggil nenek Sarini itu melihat kearah Angel yang berdiri di belakang Arini dengan tas besarnya.
"Lho sini cucuku...", Ucap Wanita itu pada Angel sambil meregangkan kedua tangannya
Angel pun berhambur ke pelukan wanita tua itu
"Sudah besar ya kamu sekarang" ucap nenek Sarini
Kemudian mereka saling melepaskan pelukan mereka
"Sudah 5 tahun nenek gak lihat kamu, sekarang kamu sudah dewasa", Ucap Sarini sambil mengusap rambut cucunya itu
"Iya soalnya kan Angel harus kuliah dan kerja juga jadi kami tidak ada waktu untuk mengunjungi ibu disini..", Ucap Arini
"Ya sudah ayo masuk-masuk..", Ajak nenek Sarini
Mereka pun masuk ke dalam rumah itu. Didalamnya terdapat sebuah ruang tamu yang tidak terlalu luas dan sebuah kamar disebelah ruang tamu.
"Nah itu kamar kamu.., nanti biar mama kamu tidur dikamar belakang saja sebelah kamar nenek", Ucap Nenek Sarini
"Iya Bu terima kasih sudah ngerepotin ibu..", Ucap Arini
"Ngerepotin apa.. ibu malah senang kalian mau pada tinggal disini lagi. Sejak Damar meninggal ibu kan sudah ngajakin kalian buat tinggal sama ibu lagi saja disini. Tapi kamu menolak", Ucap nenek Sarini pada Arini
"Iya Bu.. waktu itu kan juga Angel masih sekolah disana. Kalau dari sini kan sekolah cukup jauh, apalagi gak ada angkot pedalaman. Lagipula terlalu banyak kenangan bersama mas Damar disana", ucap Arini
Didesa ini memang merupakan desa pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Kalau mau ke kota mungkin bisa ditempuh 1 jam perjalanan jika harus berjalan kaki. Kalau naik kendaraan mungkin sekitar 20 menitan.
Dulu disini memang tidak terdapat angkot untuk pedalaman jadi kalau mau ke kota harus berjalan kaki atau naik ojek. Sekarang sudah ada angkot jemputan untuk anak-anak sekolah
"Ya sudah Nek.. Angel mau masuk kamar dulu ya.. " Ucap Angel yang terlihat sangat lelah
"Ya sudah.. kamu tidak mau makan dulu?", Tanya Nenek Sarini
Angel menggelengkan kepalanya
"Nggak usah Nek.. Angel masih kenyang.. tadi sempat makan dijalan Sama mama", jawab Angel
"Ya sudah kamu istirahat saja.. kamu pasti capek..", Ucap Nenek Sarini
Angel pun berjalan memasuki kamar yang tadi ditunjukkan oleh neneknya. Setelah Angel masuk kamar, Arini dan Sarini pun menuju ke kamar belakang
Angel membuka pintu kamar itu, Kamarnya hampir sama luasnya dengan kamarnya dirumahnya dulu. Dan ranjangnya pun sama, hanya cukup untuk dia sendiri.
Angel menaruh tasnya disamping ranjang, mungkin besok saja ia akan berbenah membereskan baju-bajunya, sekarang ia merasa sangat lelah. Ia duduk diatas ranjangnya dan nampak melamun. Ia kembali mengingat Aarav, hatinya selalu diselimuti kerinduan pada pemuda itu. Apakah ia akan sanggup menjalani hari-harinya disini tanpa melihat pemuda itu lagi. Sebenarnya hatinya memberontak tapi keadaan memaksa.
Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya Ia pun membaringkan dirinya di atas ranjang dan mulai menutup matanya, mencoba untuk tidur malam itu.
Angel pun mulai terlelap, beberapa kali ia terbangun karena sangat merindukan Aarav tapi ia coba untuk tidur kembali.
Sementara itu di kamarnya Aarav tiba-tiba terbangun dari tidurnya
"Angel..!!", Seru Aarav
Aarav bangun dan duduk. Ia memimpikan Angel dalam tidurnya. Ia memimpikan gadis
itu terus memanggil-manggil namanya.
"Ternyata cuma mimpi.. " Ucapnya
"Tapi kenapa hatiku gelisah sekali.. sebaiknya besok aku telefon Karin untuk memastikan keadaan Angel.
Esoknya di rumah neneknya, Angel sudah bangun pagi-pagi sekali. Suasana di desa memang sangat sejuk. Tidak berisik seperti di kota, disini terasa lebih tenang.
"Kamu sudah bangun Cu" ucap Nenek Sarini yang melihat cucunya sedang berdiri di depan rumahnya
"Iya Nek sudah..", jawab Angel
"Hari ini kamu mau makan apa? Nanti biar nenek masakin", tanya Sarini
"Hhhmmm apa ya..., Terserah nenek aja deh", Angel nampak bingung
"Tapi nenek cuma bisa masak masakan kampung..", Ucap Sarini
"Iya gak apa-apa Nek.. Angel suka kok sama masakan nenek", tawa Angel
"Nah gitu dong ketawa.. kan kelihatan lebih cantik..", Ucap Sarini
"Ya sudah nenek mau beres-beres dibelakang dulu ya.., nanti baru ke warung buat belanja sayur..", tambahnya
"Iya Nek...", Jawab Angel
Sarini pun kembali masuk kedalam rumahnya dan meninggalkan Angel dihalaman rumah sendiri.
***
Siang itu Aarav dan kedua orang tuanya sedang menikmati hidangan makan siang diruang makan.
"Hari ini mba Yuyun datang kemari untuk membawa barang-barang kamu. Tapi Bi Iin tidak ikut katanya mau Risegn soalnya dia sudah tua, katanya mau pulang kampung saja buat jagain cucu-cucunya. Mama sudah kirim uang pesangon kok buat dia", Ucap Yuniar
"Iya mama jadi nambah temen kan dirumah , apalagi berdua sama Yuyun ya sudah itu klop banget", ledek Aksara
"Ihh papa ini apaan sih.. udah sembuh sekarang bisa ledekin mama lagi. Tapi mama seneng sekarang anak mama sudah kembali..", ucap Yuniar sambil melirik ke arah Aarav yang duduk didepannya.
Aarav hanya terdiam dan tidak mendengarkan candaan kedua orangtuanya. Pikirannya sedang berada ditempat lain, ia sedang memikirkan Angel.
"Oya Aarav, papa sudah daftarkan kuliah kamu dijakarta. Nanti diwaktu luang, kamu bisa ke kantor papa buat belajar bantuin papa disana", Ucap Aksara
"Iya Pah..", Jawab Aarav singkat
"Aarav sudah selesai makan, Aarav kembali ke kamar dulu ya pa.. ma...", Ucap Aarav
Aarav pun bangun dan meninggalkan ruang makan
Yuniar melihat kearah kepergian putranya itu dan Mulai merasa cemas..
"Aarav kenapa ya pa?? Lebih banyak diam Sejak pulang kemari", ucap Yuniar khawatir
"Udah mama gak usah cemas gitu. Dia cuma belum terbiasa aja. Nanti lama-lama juga biasa lagi kok", Aksara coba menenangkan istrinya itu
Namun sebagai seorang ibu Yuniar tetap merasa cemas. Ia tau kalau putranya itu terlihat tidak bahagia. Biasanya dia sering bercanda dan suka ngeledekin mamanya tapi kali ini tidak, Aarav lebih banyak diam.
Aarav masuk kedalam kamarnya dan mendengar panggilan telefon dari hp nya yang memang ia tinggalkan di meja kamarnya. Orang tuanya memang selalu mengajarkan untuk tidak membawa hp kalau sedang makan, karena kalau sedang di meja makan mereka bisa berkumpul bareng tanpa harus di ganggu.
Aarav mengambil hp nya, panggilan dari Karin.
"Ya Rin..", Ucap Aarav saat telefonnya tersambung
"Rav lu bisa balik kesini sekarang gak??", Seru Karin
"Memang ada apa??", Tanya Aarav
"Angel Rav...", Ucap Karin
"Angel kenapa???", Tanya Aarav cemas
"Tadi gue ke kelas dia soalnya gue udah 2 hari ini gak lihat dia dikampus, kata temennya dia udah keluar dari kampus. Niatnya gue sama Yoga mau nyamperin ke rumahnya sekarang", Ucap Karin
Aarav nampak kaget mendengar Angel keluar dari kampus. Harusnya dia tidak perlu keluar dari kampus hanya karena ulah Vania. Ia pasti berfikir bahwa semua kejadian itu benar dan ia merasa malu sehingga memutuskan untuk keluar dari kampus.
" Rin.. lu ke rumah dia sekarang. Ntar lu kabarin gue. Sekarang juga gue ke Bandung", Seru Aarav
Aarav langsung mematikan sambungan telefonnya dan ia mengambil jaketnya dari dalam lemari. Ia pun bergegas keluar dari kamar dan kembali turun kebawah.
Yuniar dan Aksara yang masih duduk di meja makan pun melihat ke arah Aarav yang sedang menuruni tangga dengan terburu-buru. Aarav berjalan menghampiri orang tuanya.
"Ma.. pa.. Aarav mau pamit ke Bandung. Aarav ada urusan", pamit Aarav
Yuniar yang mendengar ucapan putranya itu langsung bangun dan mendekatinya.
"Urusan apa nak??, Mba Yuyun kan sedang perjalanan kemari bawa barang-barang kamu..", ucap Yuniar
"Aarav buru-buru Ma.. Aarav pamit dulu.."
Aarav langsung berlari pergi keluar rumah tanpa menghiraukan panggilan dari mamanya.
"Aarav.. Aarav...", Teriak Yuniar
Aksara bangun dan menghampiri istrinya itu.
"Sudahlah ma.. biarkan saja.. nanti juga dia pulang..", ucap Aksara santai
"Papa ini ya.. bukannya ngelarang Aarav pergi juga...", Isak Yuniar
"Biarkan saja.. namanya juga anak muda...", Ucap Aksara
"Tapi kan mama khawatir pa....!", Ucap Yuniar
Aksara kembali menenangkan istrinya itu
"Sudah ayo.. mending kita nonton tv biar mama gak mikirin Aarav terus", ajak Aksara
Aksara menggandeng tangan istrinya itu dan membawanya ke ruang tengah, tempat biasa untuk mereka bersantai.
Aarav tidak bisa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena siang itu sangat macet, terpaksa dia harus bersabar. Tapi yang difikirkannya sekarang bagaimana ia bisa cepat sampai di Bandung karena ia sangat mengkhawatirkan gadis yang sangat dicintainya itu. Ia tidak mau kehilangan gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Feisya Caca
Fix Angel sudah pergi, ayo berjuang terus Aarav.. kejar cinta mu💪💪
2023-04-04
1
Pena Hitam
lanjut kaaa...
2023-02-05
1