Andre menghela nafas panjang lalu kembali mengerjakan tugasnya. Sementara Megan, dia nge-scroll akun media sosial miliknya.
Kini Alexa dan Sinta sudah sampai di kamar Alexa.
Di saat mereka masuk mereka berdua melihat Andrean yang masih duduk di balkon sembari memakan camilan dan melihat bintang yang ada di langit hitam itu.
Alexa dan Sinta mendekat ke sana, ingin bertanya.
“Ngapain masih di sini bang?”. Tanya Alexa setelah berada di sebelah Andrean dan duduk di sebelahnya.
Alexa mengambil toples camilan yang dia peluknya sedari tadi.
“Lagi liat bintang”. Jawab Andrean dengan mata sayup dan senyum tipis di ujung bibirnya.
“Bintang? ngeliat bintang?”. Alexa bingung, apa yang bisa di lihat dari bintang? dia hanya sebuah cahaya putih kecil di langit hitam saja.
Tapi, Tiba-tiba Alexa ingat sesuatu dan dia sekarang tahu kenapa Andrean menatap bintang sayup dengan senyum tipis di ujung bibirnya.
“Kakak kangen sama kak Vira?”. Tanya Alexa, dia mengatakan isi otaknya begitu saja tanpa takut merasa Andrean akan marah padanya atau tidak, mungkin itu karena zodiak nya yang sagitarius makanya dia suka asal ceplos.
Tapi..
Perkataan Alexa itu benar, Andrean sedang merindukan seseorang tapi dia hanya bisa melihat bintang saja.
Andrean benar-benar merindukan Vira.
“Hmm..” Andrean hanya berdehem, dia tak tahu harus menjawab apa.
“Udah kali kak, ikhlasin aja kak Vira, dia pasti juga gak mau liat kakak sedih gini terus apa lagi sedih karena dia, pasti dia juga ikut sedih nanti”. Entah kenapa, tapi kini otak Alexa bisa mencerna jalan bicara nya.
Andrean hanya diam saja, dia juga ingin melepaskan Vira untuk tenang. Tapi perasaan nya tak bisa berbohong dari dirinya.
Jika saja andai-andai itu nyata.
Mungkin Andrean akan mengatakan Andai aku mengungkapkan nya lebih awal atau Andai aku tidak mengenalnya dan tentu saja aku tidak akan merasakan seperti ini hingga sekarang.
Tapi, walau dia berfikir seperti itu.
Dia juga merasa beruntung karena Vira pernah datang dan menemani dirinya cukup lama, hanya saja Vira tak bisa menemani Andrean selamanya.
“Jadi, apa janji selalu di akhiri bullshit?”. Gumam Andrean tapi masih tersenyum miris menatap bintang di langit hitam.
“Ya kagka lah! itu tuh tergantung sama orang nya!”. Tiba-tiba saja Sinta menyahut dan membuat Andrean melihat ke arahnya.
Vira pernah berjanji kepada Andrean di saat mereka SMA kelas 10 tahun lalu.
Andrean, pokoknya gue janji bakal terus jaga lu dan terus luangkan waktu gue buat nemenin Lo, inget! gue janji! kalau Lo lagi sedih Dateng aja ke gue, karena gue selalu ada buat Lo dan tangan gue selalu terbentang untuk Lo!
Tapi hanya dalam beberapa saat Vira mengingkari janji nya untuk Andrean.
Tapi..
Andrean juga tak bisa mengalahkan Vira dengan semua ini, ini semua terjadi karena bajingan-bajingan ‘Itu’.
Sekarang, Andrean hanya bisa pasrah dan harus perlahan bisa melupakan Vira agar dia tak terluka sendiri.
“Moon maap nih kalau gue kepo.. tapi Vira siapa nya kakak?”. Pertanyaan yang bagus dari Sinta yang penasaran.
Andrean melihat ke arah nya sayup.
“Dulu.. Vira temen satu-satunya yang gue punya”. Jawab Andrean dengan nada pelan hampir saja Alexa dan Sinta tak bisa mendengar jawaban nya itu. “Dia baik, pinter, rajin, cantik dan anggun pokoknya dia sempurna deh, tapi..” Ucapannya terpotong di saat dia mendongak dan kembali melihat bintang. “Sekarang Vira udah jadi bintang, walau kayak gitu, tapi dia tetap bersinar di langit”. Dari sini Sinta sudah tahu kalau hubungan mereka sangat baik namun mereka tak bisa mempertahankan pertemanan mereka karena Vira yang pergi ke langit.
“Sabar kak, bener kata Alexa kakak harus ikhlasin dia, gak baik loh kalau begini terus nanti dia juga ikutan sedih karena merasa bersalah gak bisa nepatin janjinya sama kakak”. Sinta menjelaskan baiknya, dia juga pernah merasakan hal yang sama di saat dia di tinggal pergi ke langit oleh kakek nya.
Itu benar-benar sangat menyakitkan dirinya, dia drop dan sakit-sakitan karena tak pernah makan teratur akibat selalu memikirkan janji kakeknya.
Andrean juga terlihat sama, mungkin Andrean juga tak makan teratur dan mungkin bisa saja Andrean sekarang atau kemarin atau mungkin nanti dia sakit.
Tapi Andrean yang sifatnya terlalu terpendam itu sangat susah untuk di jangkau dan di cari tahu apa yang sebenarnya orang itu pikirkan setiap harinya.
Menjadi orang yang pendiam juga bagus, karena tak banyak orang yang bisa menebak latar belakang si pendiam.
Tapi menghadapi si pendiam juga sangat merepotkan, karena sifat mereka yang sangat tertutup maka akan sangat sulit jika ingin mendekatinya atau bahkan hanya ingin berbicara saja dengan si pendiam.
“Udah malem, kalian buruan tidur”. Andrean berdiri dari kursinya dan langsung pergi menuju pintu keluar kamar Alexa.
Alexa dan Sinta hanya bisa menatap sayup kepergian Andrean, mereka berdua juga bisa merasakan kesedihan Andrean yang mendalam, terlihat dari wajahnya.
“Kasian..” Gumam Sinta lalu mengambil toples camilan dan memakan camilan yang ada di dalamnya.
Sinta melihat bintang yang seperti di taburkan di langit, malam ini benar-benar cerah hingga bintang bisa muncul dan terlihat semua.
Karena Andrean yang menatap bintang untuk melihat sosok Vira, Sinta juga melakukan hal yang sama untuk melihat sosok kakeknya yang sudah pergi dari dirinya.
“Eh Sinta, nanti mau di undang semua temen sekelas kita?”. Tiba-tiba saja Alexa bertanya dan membuat lamunan Sinta buyar seketika.
“Hmm.. terserah Lo aja sih, tapi kalau bisa semua aja di undang biar rame”. Jawab Sinta.
Alexa hanya mengangguk pelan dan berdeoh saja.
Mereka melanjutkan makan camilan, melihat bulan dan bintang dan menghayati aliran dingin dari angin malam yang melintasi tubuh mereka.
Kini sudah jam 23.21 malam. Tak terasa mereka berdua mengobrol sampai semalam ini.
“Huaaahhhh.. udah malem sin”. Ucap Alexa di saat dia selesai menguap, dia kini sudah merasa mengantuk karena biasanya dia jam 10 sudah tidur.
Sinta melihat ke arahnya yang sedang mengucek mata. “Yaudah lah yok masok, udah malem gini juga, anginnya pun jadi makin dingin, takut ntar masuk angin”.
Sinta mengangkat empat toples yang ada di atas meja, membawanya masuk ke dalam kamar Alexa dan Alexa juga ikut masuk ke dalam.
Alexa langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Sinta menaruh toples di atas meja lalu dia mengunci pintu balkon dan pintu kamar Alexa agar tidak ada yang masuk di saya mereka tertidur.
Setelah selesai dan dia mencuci muka di wastafel akhirnya kini Sinta siap untuk tidur, dia juga merasa mengantuk karena biasanya dia juga selalu tidur jam 10 akibat orang tuanya yang melarang dirinya untuk begadang larut-larut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Sabar Drean, sini Tante peluk sini😘🤣
2023-01-30
0
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Jangan membuka omongan di saat sedang marah dan jangan membuat janji di saat sedang senang
#Quites me
2023-01-30
0
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Hah? Vira knoa? is the dedeath kah?
2023-01-30
0