“Hah? jadian? maksudnya?”. Alexa merasa bingung dengan perkataan Evan.
“Maksud nya.. ayok kita pacaran”. Jawab Evan ragu-ragu sambil tersenyum canggung.
...««Beberapa jam silam»»...
Alexa kini sedang duduk dengan Sinta di sofa yang ada di pojok ruangan, mereka berdua makan camilan di sana karena agar tidak ada yang menganggu mereka saat makan camilan.
Tapi, Tiba-tiba saja Kenzo dan Evan datang ke sana dan merusak suasana kedua gadis itu.
“Ih! sana lohhh! ganggu aja! ini tuh tempat cewek!!”. Sinta berusaha mengusir Kenzo dan Evan sedari tadi, tapi tak bisa karena kedua pria itu yang sangat bebal.
“Lexa, gue mau ngomong bentar sama Lo”. Evan mengeluarkan suaranya dengan nada dingin dan membuat Sinta melihat ke arahnya.
“Mau ngapain Lo? gak, gak, gak! nanti yang aneh-aneh pulak kau bu-”.
“Udah sana ikut aja”. Sahut Kenzo setelah menarik Sinta dan membungkam mulut Sinta mengunakan camilan yang ada di sana.
“Emang mau ngapain?”. Tanya Alexa.
“Ma-”.
“Udah kali sa! ikut aja sana, gue jamin gak papa kok!”. Sahut Kenzo lagi sebelum Evan menjawab pertanyaan dari Alexa.
Dengan rasa ragu dan penasaran Alexa berdiri dari sofanya.
“Yaudah yok”.
Evan berjalan terlebih dahulu dan di ikuti dengan langkah kecil Alexa di belakangnya.
Setelah berjalan beberapa saat akhirnya mereka sampai di balkon gedung yang keluarga Domani sewa.
Di sana kebetulan ada sebuah kursi dan Evan pun langsung menyuruh Alexa untuk duduk.
“Jadi ada apa?”. Tanya Alexa lagi, dia sudah benar-benar penasaran dengan Evan.
Evan menghela nafas panjang.
Mengumpulkan keberanian untuk berbicara terus terang kepada Alexa, dan mengatakan perasaan nya kepada Alexa.
Tapi sisi terbesarnya, dia takut jika nanti Alexa akan menolak dirinya.
“Gue suka sama Lo”. Ujar Evan sembari menutup mata.
“Eh?”. Wajar jika Alexa heran, karena di matanya Evan hanya orang biasa yang tak pernah melihat dirinya sekalipun.
“Iya, gue suka sama Lo”. Evan kembali mengatakan itu. “Gus baru-baru ini aja sih sadar kalau gue suka sama Lo..” Perkataannya terhenti. Dia mengepal tangannya kuat-kuat mengumpulkan keberanian di genggaman nya. “Gue sebenernya pengen bilang ini dari kemaren-kemaren.. tapi gue gak berani, gue takut Lo nolak gue, gue takut Lo bakal ngebenci gue selepas gue nyatain cinta gue”.
Alexa hanya diam saja, dia terus mendengarkan apa yang Evan katakan.
“Gue suka sama Lo karena gue suka liat Lo senyum, ceria dan selalu bahagia.. di saat gue ngeliat Lo, gue ngerasa ada sosok kakak gue di diri Lo.. tapi bukan karena Lo sama kayak kakak gue, intinya gue suka sama Lo karena Lo imut dan Lo juga selalu ceria!”. Dia menatap mata Alexa yang tak berkedip sedikitpun di saat mendengar penjelasan nya.
“Jadi...?”. Tanya Alexa.
“Lo mau jadian sama gue 'kan?”.
“Hah? jadian? maksudnya?”. Alexa merasa bingung dengan perkataan Evan.
“Maksud nya.. ayok kita pacaran”. Jawab Evan ragu-ragu sambil tersenyum canggung.
“Jadian..” Alexa bergumam. “Tapi aku gak suka kamu”. Seketika seperti petir menyambar di diri Evan.
Dia merasa jika jantungnya berhenti berdetak sesaat.
“T-Tunggu.. kenapa?”. Tanya Evan, dia sekarang menyesal karena bertindak terburu-buru dalam hal ini.
“Yah karena aku gak suka, lagian kita juga kan gak pernah ngobrol”. Jawab Alexa meyakinkan Evan.
Tentu saja, bagaimana si sagitarius bisa suka dengan orang yang bahkan tak pernah mengobrol dengan nya.
“Tapi Pliss.. gue suka sama Lo, Lo mau yah jadi pacar gue! Pliss kasih gue kesempatan buat bikin Lo jatuh cinta sama gue, satu bulan! kasih gue waktu satu bulan buat bikin Lo jatuh cinta sama gue, kalau Lo gak suka pas udah satu bulan nanti, Lo bisa bebas ke mana aja gue gak akan ganggu dan muncul di depan Lo lagi”. Perkataan Evan seperti kereta api tanpa gerbong akhir, dia terus-menerus mengoceh, memohon kepada Alexa.
Alexa merasa bingung sekarang.
“Pliss..” Sekali lagi Evan memohon, melipat tangannya dan membuat wajah memelas di depan Alexa.
“Okay". Evan melihat ke arah Alexa. “Okay, aku kasih waktu satu bulan!”. Lanjut Alexa, dia sama sekali tidak bisa menolak wajah Evan yang memelas di depannya itu.
Evan kini membuat senyum lebar, hingga menampakkan giginya.
Dia tak percaya ternyata semudah ini menyatakan cinta kepada Alexa.
“Gue pastiin! gue pastiin kalau selama satu bula Lo bakal langsung jatuh cinta sama gue!”. Evan senang hingga hampir tak yakin jika ini kenyataan.
“Tapi inget, kalau satu bulan aku gak suka kamu bakal tepatin janji kamu yah”. Tiba-tiba saja karena ucapan Alexa, Evan langsung melihat ke arah Alexa dengan antara mau melanjutkan senangnya atau mau bersedih.
“Oke..” Jawab Evan ragu-ragu dan kembali melanjutkan senangnya.
Evan tak akan pernah mau melepaskan Alexa setelah ini, dia akan membuat Alexa jatuh cinta dengannya dalam waktu satu bulan, dan jika Alexa tak jatuh cinta dengannya.
Evan sudah memiliki rencana lain untuk membuat Alexa tetap berada di sisinya.
...***...
Setelah itu mereka berdua langsung turun ke aula pesta, kembali mengikuti pesta seperti tadi.
Sinta penasaran dan terus-menerus bertanya tapi Alexa hanya menjawab ada beberapa urusan yang tak penting saja di saat Evan tadi mengajaknya bicara.
Kini sudah hampir tengah malam.
Alexa dan semua teman-temannya pulang ke rumah mereka masing-masing.
Sementara Sinta memutuskan untuk ikut Alexa pulang, entah mengapa tapi dia sangat ingin tidur di rumah Alexa malam ini.
Dan dia juga entah mengapa sedari tadi seperti ada rasa gelisah di dirinya, tapi dia sendiri juga tak tahu kenapa dia gelisah.
Untung Alexa orangnya tak kepoan, jadi dia tak bertanya kepada Sinta kenapa wajah Sinta seperti gelisah.
Tapi, Alexa juga tak tahu jika Sinta sedari tadi merasa gelisah, Alexa benar-benar orang yang susah peka.
Alexa dan Sinta kini tidur bersama kembali setelah beberapa hari lalu mereka tidur bersama.
Beberapa obrolan mereka bicarakan sebelum mereka tidur seperti biasa.
“Sa.. gimana kalau misalkan nih.. gue tiba-tiba mati? kira-kira Lo bakal cari temen baru lagi atau gak?”. Entah mengapa, tapi Sinta Tiba-tiba menanyakan hal itu karena sedari tadi hanya kata-kata itu saja yang muncul di otaknya.
Alexa melihat ke arahnya, kali ini Alexa mengeryitkan alisnya untuk pertama kali di depan Sinta.
“Kok kamu ngomong gitu sih? gak boleh gitu ih! katanya kamu mau jadi sahabat selamanya sama aku!”. Alexa benar-benar tak suka di saat Sinta menyebutkan itu.
Sinta tak mengatakan apa-apa lagi karena sudah tak ada lagi kata-kata yang muncul di otaknya.
Dia perlahan terpejam karena merasa mengantuk.
Alexa juga ikut terpejam karena dia juga sudah merasa mengantuk. Dia berharap apa yang di katakan oleh Sinta hanya sebuah candaan dan pertanyaan biasa saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Woy jangan begono woy! lu kira omongan cmn omongan aja🗿
2023-01-30
0
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Hahahahaha Lexa asw! jangan gtu juga lh woy! 😭😭
2023-01-30
0