“Gak! bukan gitu! gue gak suka sama Alexa! siapa juga yang suka sama cewek bodoh kayak dia gu-”.
Ucapan Evan terhenti di saat dia melirik ke arah pintu depan kelas, di sana ada Sinta dan Alexa yang menganga sembari memegang beberapa jajan di tangan mereka.
“Wah parah mulut Lo Van!”. Bisik Kenzo.
Evan kini panik, dia benar-benar meras bodoh mengatakan hal seperti itu di tempat umum seperti ini.
“G-Gak, maksud gue gak gini! gue gak bermaksud buat bilang Lo bodoh Lex bener!”. Ujar Evan dengan nada terbata-bata.
Alexa dan Sinta masuk ke dalam kelas.
Duduk di kursi mereka masing-masing.
“Lanjutkan ngobrolnya”. Alexa tersenyum lalu mengalihkan pandangannya, fokus kepada makanan nya ada di tangan dan atas meja miliknya.
“Mampus lu Van!”. Bisik Kenzo lagi, hal itu membuat Evan menjadi panik.
“Woy Ken! Lo tolongin gue Ken!!”. Evan menarik-narik lengan Kenzo seolah sedang memohon kepada majikannya.
Kenzo semirik. “Lo suka sama Lexa?”. Tanya Kenzo bisik-bisik.
Kali ini Evan tak mau bodoh lagi, dia langsung menganggukkan kepalanya dan menatap wajah Kenzo serius.
“Yaudah, jalan doraemon nya Lo minta maaf sama dia”. Ujar Kenzo lalu menarik lengannya dan kembali duduk tegak di kursinya.
‘Minta maaf ’ Yah itu adalah hal yang perlu dia lakukan saat ini, minta maaf dan menjelaskan kepada Alexa jika tadi hanya salah paham saja.
Tapi..
Dia sama sekali tak berani menampakkan wajahnya di depan wajah Alexa sekarang, dia takut Alexa akan semakin marah kepada dirinya itu.
“Karena gue baik, nih gue kasih Lo nomer rumah nya dia”. Kenzo tersenyum sembari menyodorkan sebuah kertas yang bertuliskan angka di atas nya.
“Hah? nomor rumah?”.
Untuk apa nomor rumah? bukannya Evan tadi meminta nomor wa?
“Si Alexa gak main hp, dia kagak suka main hp, Lo bisa langsung Dateng ke rumahnya dan minta maaf”.
“Gila! buat apa gue ke sana?! mana mungkin gue ke sana!!”.
Menjadi temannya Alexa saja belum dan kini Kenzo menyuruhnya untuk datang langsung ke ruang Alexa? apa yang akan dia katakan jika bertemu dengan keluarga Alexa nantinya?
“Yaudah sih kalau gak mau, yang penting gue udah baik tuh mau kasih nomor rumah Alexa dan gampang buat Lo nyarinya!”.
Evan melihat kertas yang Kenzo berikan padanya, alamat yang tertulis di atas kertas itu jaraknya tak jauh dari sekolah ini.
Tapi..
Jaraknya dari rumah Evan lumayan jauh, dari kapan dia bisa datang ke rumah Alexa untuk minta maaf?.
...***...
Tak terasa akhirnya malam Minggu tiba, seperti yang Sinta janjikan dia menginap di rumah Alexa untuk malam ini.
Mereka berdua belum tidur karena sedang duduk-duduk di atas balkon sembari menatap jalanan dari atas rumah yang bertingkat tiga itu, tapi kini mereka berdua ada di tingkat dua karena kamar Alexa yang ada di sana.
Tinnggg..
Tiba-tiba suara pesan masuk terdengar dari ponsel Sinta, dia tak menghiraukan itu karena menurutnya itu tak penting.
Dreettt....Dreettt...Dreetttt...
Tapi malah tak lama kemudian ada yang menelpon nomornya, Sinta mengangkat ponselnya dan melihat kontak asing yang menelponnya.
“Siapa sin?”. Tanya Alexa penasaran.
“Gak tau, gak ada namanya”. Jawab Sinta dan langsung mengangkat panggilan tersebut.
Sinta mengobrol dengan seseorang dari sebrang telpon lalu setelah beberapa saya akhirnya Sinta selesai dan kembali duduk di sofa yang sama dengan yang di duduki oleh Alexa saat ini.
“Siapa? ada masalah apa?”. Tanya Alexa karena merasa jika muka Sinta kini menjadi kusut bak baju yang belum kena setrika.
“Udah biarin aja, gak ada yang penting juga”. Jawab Sinta lalu mengambil toples yang berisi kacang mete dan dia langsung memakan kacang itu satu persatu.
Alexa hanya berdeoh mendengar jawaban dari Sinta lalu dia kembali memakan camilan dari toples yang sedari tadi dia peluk.
Taapp..Taapppp...Taapp...
Langkah kaki terdengar di telinga Sinta dan Alexa, mereka langsung melihat ke arah sumber suara tersebut.
“Kak?”. Alexa melihat jika itu adalah Andrean. “Ngapain ke sini? kok masuk gak bilang dulu sih?!! terus kok bisa masuk?!!”. Alexa terheran-heran dengan kedatangan Andrean.
“Lahhhh nyalahin.. gue masuk karena pintunya kebuka! lagian sih pintu kamar bukanya di kunci, mancing kejahatan aja Lu!”. Ujar Andrean setelah menyenderkan bokongnya di pembatas balkon kamar Alexa.
“Eh? kok bisa kebuka? bukannya tadi udah kita kunci ya sin?”. Tanya Alexa dan melihat kearah Sinta yang ada di sebelahnya.
“Lah kok kita? kan gue bawa toples mana bisa ngunci pintu!”.
Sudah terlihat di sini bahwa Alexa lah yang lupa mengunci pintu setelah mengikuti langkah Sinta yang membawa toples makanan.
“Haduhhh kalian nih ada-ada aja!”. Gumam antena tak habis pikir dengan kedua gadis yang ada di depan matanya.
“Eh kak Andre mana?”. Tanya Alexa penasaran karena biasanya Andrean dan Andre selalu menempel seperti perangko walau kadang suka ribut gak jelas.
“Lagi di kamar bunda, kayaknya lagi di omelin sama bunda gara-gara nilai MTK nya bulan ini turun drastis”. Andrean menjawab dengan raut wajah yang sepertinya menahan tawa.
Tidak hanya jarang akur, Andrean dan Andre juga memiliki sifat yang lumayan bertolak belakang.
Andrean adalah orang yang luamayan cool dan pendiam, tak banyak open dengan urusan sekitarnya dan hanya memperdulikan apa yang perlu dirinya pedulikan saja dan, sifat Andrean hampir sama dengan Alexa, mereka sama-sama tak suka memiliki banyak teman di sekitar mereka.
Sementara Andre adakah orang yang sangat asik, memiliki banyak teman dan kenalan, dia juga jago bermain game dan tentunya koar-koar.
“Eh sa, kita gak jadi tanya ke bunda Lo soal yang kita omongin kemaren?”. Tiba-tiba saja Sinta ingat dengan pembicaraan mereka beberapa waktu lalu.
Alexa melihat ke arah nya. “Hmm.. mau bilang sekarang?”. Tanya Alexa balik.
“Mau tanya apa?”. Sahut Andrean yang mendekat percakapan mereka berdua.
Kedua gadis itu melihat ke arahnya bersamaan. “Kamu nanya?”. Ujar mereka berdua sembari semirik di bibir masing-masing.
“Iya gue kepo, apa ada apa?”. Tanya Andrean kembali.
“Ada deh~”. Kata Alexa lalu menarik lengan Sinta dan mereka pergi dari sana meninggalkan Andrean.
“Lah?”. Andrean tak mengerti dengan apa yang kedua gadis itu sebenarnya sembunyikan dari dirinya.
Alexa menarik Sinta menuju kamar Megan, setelah sampai di sana kamar itu di tutup dan di kunci.
Tookk...Tookkk...Tookkkkkkk...
“Bun!”.
Alexa mengetuk pintu kamar Megan dan sesekali berteriak memanggil ibunya agar ibunya membukakan pintu untuk mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Hhahaha kasian babang an'an
2023-01-30
0
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Maklumin aja klok dia terang-terangan soalnya kn emg siang ;)
2023-01-30
0