“Lepasin! aku mau ketemuan sama Sinta!!”.
Sudah beberapa jam Alexa tertidur karena obat bius, kini dia kembali sadar dan berteriak-teriak histeris di salah satu ruang rawat.
Triple a memutuskan untuk menaruh Alexa di rumah sakit karena sepertinya keadaan Alexa tidak begitu baik, bahkan sudah bisa di pastikan hanya dalam sekali lihat kalau Alexa benar-benar sedang tidak baik-buruk saja kali ini.
Walau mereka hanya berteman beberapa bulan, tapi Alexa merasa nyaman di saat dia dekat dengan Sinta.
Baru kemaren ulang tahunya di rayakan, tapi sekarang dia mendapatkan kado yang sangat membekas di benaknya, mungkin itu tidak akan bisa hilang dari ingatan nya untuk selamanya.
Ceklek..
Pintu ruang rawat Alexa terbuka perlahan, seseorang berdiri di depan pintu.
“Permisi! tolong suaranya di kecilin dong! di sini ban-”.
Ucapan pria itu terhenti di saat matanya melihat ke arah Alexa yang sedang di pegangin oleh dua orang dokter dan dua anak kembar.
“Eh? Lexa?”. Dia kenal Alexa dan Alexa pun kenal dia, semua teman-teman Alexa yang ada di sana kenal pria itu.
“Lah, ngapain Lo di sini Van?”. Tanya Kenzo penasaran sembari menatap Evan penuh selidik.
“Gue ke sini jenguk Abang gue”. Jawab Evan. “Itu.. kenapa?”. Tanya Evan sembari menaikkan sebelah alisnya.
Kenzo menghela nafas kasar, itu pertanda kurang baik menurut Evan.
“Sinta.. dia meninggal”.
“Gak! Sinta masih ada di ruangan sebelah! Sinta gak mungkin ninggalin aku!!”. Teriak Alexa karena mendengar ucapan Kenzo. “Evan kamu percaya 'kan sama aku?! iya, 'kan? kamu percaya kan Sinta masih hidup!!”. Tanya Alexa dengan teriak-teriak histeris dan terus berusaha melepaskan tangannya yang di pegang oleh beberapa orang.
Evan kaget bukan main, padahal baru kemaren malam dia melihat Sinta bahkan sangat dekat dengan dirinya.
Tapi apa sekarang? Sinta sudah mati? itu benar-benar hal yang mendadak.
Tapi, itu lah hidup. Tidak ada yang tahu kapan nyawamu akan di angkat oleh tuhan. Maka dari itu, selalu lah bersikap baik agar Tuhan bisa mempercayakan surga kepadamu.
“Tunggu, kok bisa? gak, gak.. becanda 'kan? orang dia kemarin malem masih sehat banget kok, tapi sekarang kok..?”. Evan hampir tak percaya dengan ucapan Kenzo.
Kenzo menggeleng kepalanya pelan. “Gak, dia meninggal dan hari ini langsung di kuburkan”. Jawab Kenzo.
Kenapa Sinta bisa meninggal mendadak hanya karena masalah seperti itu?
Dokter memberi tahu kepada Acha, triple a dan Kenzo kalau sebenarnya Sinta sudah menderita sakit-sakitan sejak lama.
Salah satunya dia memiliki penyakit jantung.
Mungkin karena hal itu kedua orang tuanya selalu menutupi apa saja yang terjadi di keluarga mereka bahkan di saat mereka bercerai Sinta hanya tahun jika ayahnya bekerja di luar kota.
Dia juga memiliki penyakit asma.
Penyakit ini benar-benar sangat menganggu di saat detik terakhir Sinta tadi.
Sesak nafas nya kambuh dan penyakit jantungnya juga kumat, hal itu membuat kedua penyakit bertemu dan bertabrakan hingga akhirnya Sinta merasakan sakit yang begitu banyak saat dia berbicara tadi.
Ginjal Sinta juga tidak berfungsi dengan baik karena dirinya yang kurang gizi akibat jarang makan teratur atau makan yang memiliki banyak gizi.
Dokter pun tak bisa menyelamatkan Sinta karena memang Sinta sudah mencapai batasnya, jadi biarkan lah dia tenang di sana bersama dengan ibunya yang selalu memberinya cinta yang begitu banyak dan tanpa akhir.
...««Beberapa bulan kemudian»»...
Alexa yang dulunya sering tertawa dan sering merasa bahagia, kini dia hanya seorang pemurung yang selalu menyendiri di kamarnya saja.
Bahkan dia tak mau mengurus ayah dan ibunya di saat mereka membujuk dirinya.
Semangat Alexa sudah tidak ada, api dari dalam dirinya sudah padam.
Mungkin, apa yang Alexa rasakan saat ini hampir sama dengan apa yang di rasakan Evan sebelum bertemu dengan dirinya.
Tapi, perjanjian mereka pacaran selama 1 bulan sudah berakhir.
Dan kini, Alexa sudah menjadi 99,⁹⁹% kekasih Evan. Alexa benar-benar suka dengan Evan walau di saat keadaan seperti ini.
Kenapa?
Karena Evan selalu memberinya rasa hangat dan nyaman, rasanya sama seperti dia saat bersama dengan Sinta.
Mungkin, di sosok Evan ada sosok kecil Sinta, Alexa tidak akan mau membiarkan Evan pergi dari dirinya.
Sekarang neraka benar-benar saling melengkapi.
Evan yang melihat Alexa seperti sosok kakaknya dan Alexa yang melihat Evan seperti sosok almarhum sahabatnya.
Mereka berdua sama-sama tak mau lepaskan satu sama lain dan selalu waspada jika salah satu dari mereka dekat dengan orang lain.
Note: Maksud nya misalkan Alexa Deket sama Kenzo, nah itu di situ Evan akan waspada dan begitu lah sebaliknya.
Evan lumayan sering datang ke rumah keluarga Domani bahkan dia sudah satu kali bertemu dengan Megan karena agak sengaja.
Megan tak marah kepadanya, dia malah mendukung hubungan mereka karena Megan tak mau melihat anak nya terus-menerus merenungi kepergian sahabatnya dan selalu mengurung diri di dalam kamar.
Alexa jarang makan, dia hanya akan makan jika Evan yang mengantarkan nampan kepada dirinya.
Mau itu triple a, Megan apa lagi maid, Alexa tak akan menerima makanan itu bahkan menyentuhnya sedikit saja dia enggan.
Maka dari itu Megan benar-benar berharap kepada Evan bahwa dia bisa mengubah sikap Alexa yang sekarang, dia tak mau jika nantinya Alexa akan sakit-sakitan karena makan nya yang tak teratur akibat jadwal Evan yang terkadang sibuk dan tak bisa datang berkunjung ke kediaman Domani.
Kreet..
Pintu kamar milik Alexa perlahan terbuka, orang itu langsung berjalan ke arah ranjang Alexa.
Di atas ranjang Alexa sedang tertidur dengan sekujur tubuhnya yang di tutupi oleh selimut.
“Lexa.. jangan gini dong! nanti kamu bisa sesak nafas loh!”. Suara itu tak asing bagi Alexa, dia langsung membuka selimut dan reflek langsung duduk setelah melihat wajah orang itu.
“Kenapa baru ke sini?”. Tanya Alexa dengan wajah datar dan kesal.
Orang itu adalah kekasih Alexa, dia adalah Evan Anggara.
Evan tersenyum kecil. “Aku sibuk, kamu kan tau bentar lagi mau ujian naik kelas”. Jawab Evan sembari menyendok nasi yang ada di dalam piring di atas tangannya.
Alexa tidak mungkin tahu itu.
Bahkan dia saja sudah lupa bagiamana letak dan suasana sekolahnya karena sudah berbulan-bulan dirinya tak datang ke sekolah.
Tapi, walau dia tak datang ke sekolah, Evan selalu memintakan soal dan rumus-rumus yang di pelajari di sekolah untuk dia berikan kepada Alexa.
Akibat hal itu Alexa bisa selalu dapat nilai dan dia juga bisa naik kelas nantinya walau memang keluarganya harus berkorban uang.
Tapi bagi keluarga Domani itu tak masalah, karena prioritas utama mereka adalah kecerdasan dan uang adalah hal nomor dua setelah fisik sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Cieeeee ngambek yh kiw kiw😶✋
2023-01-30
0
ᥫ᭡ Punꫝ፝֟m࿐
Anjuwing🗿
2023-01-30
0