Bibir merona alami itu tersenyum manis menatap semuanya. Ia melangkah memancarkan harum yang wangi sekali menyapa Indra penciuman mereka.
Begitu elegan dan berkelas, itulah yang mereka lihat. Tidak seperti sebelumnya tatapan takut dan menunduk terus-menerus seperti pelayan disebelahnya. "Jadi, kalian sudah datang." Sapa Tania kepada mereka yang membuat mereka tidak berani menatap seolah kesombongan mereka lenyap.
"Salam ratu, kami ditugaskan untuk menjemput Ratu kembali ke istana." Siu yang berada didekat junjungan tersenyum senang melihat tundukan hormat dan tatapan yang mengandung rasa takut untuk ratunya yang seharusnya didapatkan sejak dulu.
"Ayo Siu, kita pulang." Singkat dan Siu segera melangkah mengikuti junjungan nya menaiki kereta kuda berlabel lambang kerajaan mereka. Setelah ratu mereka naik, prajurit itu mulai berjalan menempuh jarak menuju istana,
Sepanjang perjalanan, Meysa meneliti jalanan yang ia lewati, siapa yang tau. Ini juga bagian rencana untuk membunuhnya saat ini. "Kenapa Ratu terus-menerus melihat keluar?" Tanya Siu yang penasaran melihat tingkah ratu nya yang seharusnya duduk menikmati perjalanan atau tidur.
"Siapa yang tau, bisa saja mereka berniat melakukan sesuatu untuk kita Siu. Tidak ada yang bisa dipercaya dengan mudah, kau harus ingat akan itu!" Peringat Tania pada Siu.
Perlahan dari jalanan yang dikelilingi oleh hutan dan pepohonan sekarang, kereta kuda yang membawa dirinya memasuki kawasan perbukitan perak, tidak ada pepohonan yang rindang seperti tadi hanya beberapa saja. Dan matahari dapat dirasakan dengan jelas disini, jalur perbukitan ini memang tidak panjang tapi rutenya bisa dikatakan berbahaya karena jurang yang menghiasi perbukitan.
Entah mengapa Meysa merasa ada sesuatu yang terjadi antara prajurit itu. Seperti kode rahasia untuk sesuatu hal dan Siu bertolak belakang dengan gerombolannya angkatan nya. Langsung memberikan kode untuk junjungan nya dan benar dugaan Meysa ada pertunjukan pertama untuk menyambut perjalanan nya menuju istana tidakkah semudah itu.
"Ratu, mereka.... Kita sebaiknya..." Siu tidak melanjutkan ucapannya melihat jari telunjuk yang diberikan Meysa untuknya.
Sepertinya junjungan nya itu memilik pemikiran sendiri seperti biasanya, dengan rasa waspada dan yakin ia berdoa apapun yang dilakukan Tania tidak akan membuat ratunya terluka.
Sayangnya, doa Siu tidak bisa langsung dijabah karena dari arah luar terlihat pedang yang mengkilap berdekatan dengan lehernya membuat Siu berteriak keras.
"Ratu!!"
...🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟...
Di sebuah barak, terlihat sosok pria berusia 40 tahun tengah merunduk sambil memeluk erat kain putih yang berisikan pedang emas dengan darah yang masih melekat dan mulai mengering.
Tampak pria dibelakangnya tertunduk sambil menangis, ia terlihat bingung dengan kejadian hilangnya pimpinan mereka. "Bagaimana bisa terjadi?" tanyanya.
Wajah yang tertunduk itu perlahan terangkat menyusun kata-kata yang tepat. "Saat dalam perjalanan, ada hewan buas yang muncul dan menyerang kami. Longwei yang berada di depan langsung kena serangan, kami langsung sigap melindungi tapi sepertinya hewan itu tidak sendiri, dia membawa gerombolannya terlihat mereka seperti kelaparan."
Sebelum melanjutkan ucapannya, ia tampak menahan air matanya, sayangnya tidak bisa tertahan dan mengalir deras dengan pelukan yang semakin erat.
"Jurang yang mengelilingi kami membuat ruang gerak kami terbatas dan Longwei langsung terperosok ke jurang." Aliran air mata itu semakin menjadi, membuat yang lainnya ikut larut.
Dibalik tangis menangis itu ada satu sorot mata yang bersedih tapi hatinya tidak terima mendengar penjelasan pria itu, tangannya mengepal kuat dengan gertakan gigi yang siap menggigit.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
YuWie
masih bingung dg para tokohnya.
2024-11-11
0
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
masih mencernah tokoh²nya🤭🤭
2025-02-23
0
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
teka teki lagi kah
2024-10-10
0