Lisa menatap lelaki di depannya dari balik kacamata, "Minumlah, Tuan. Untuk tadi, terimakasih dan maaf sudah merepotkan Anda."
Zidav menyeruput minuman di cangkir, lalu meletakkannya kembali. "Kamu sudah merasa baik-baik saja?"
"Tentu, aku hanya kekurangan darah jadi sering sekali pingsan," bohong Lisa.
Zidav tadi sempat meminta tolong pada Dendra agar pemuda itu tidak mengatakan pada kakaknya Mona atau Lisa jika dia sudah mengetahui tentang keadaan Mona.
Zidav mengangguk, "Kalau begitu aku harus pergi, kamu tidak membutuhkan sesuatu?"
Lisa menggeleng.
"Baiklah, aku pamit." Zidav mengangkat tubuh tingginya. "Dendra bisa antar aku ke depan?" tanyanya menatap Dendra.
"Tentu, Tuan." Jawab Dendra.
Zidav keluar rumah dengan Dendra mengikutinya di belakang. "Aku akan membantu agar kakakmu Mona mau pergi berobat, kamu save nomerku jika ada apa-apa jangan segan meneleponku. Aku juga akan mencari Dokter psikolog terbaik agar aku bisa berkonsultasi."
"Kenapa Tuan begitu perhatian pada kakakku, padahal dia hanya salah satu pegawai di rumah Anda?"
"Satu karena aku masih mempunyai hutang pada kakakmu, kedua bagiku Mona atau Lisa aku menyukai keduanya." Ucap Zidav tegas.
Zidav melihat ada keterkejutan dalam mata Dendra, dia hanya tersenyum seraya menepuk bahu pemuda itu. "Apa kakakmu bercerita dia mempunyai hubungan dengan Tuan lain di rumahku?"
Dendra mengangguk, "Ya, aku dengar namanya Tuan Aldelardo dia adalah kekasih Kak Lisa. Kata kak Mona kak Lisa menyukai Tuan itu tapi kak Mona tidak menyukainya."
"Apa kakakmu Lisa sangat menyukai pria itu?"
"Dari pembicaraan kak Lisa dan kak Mona, sepertinya kak Lisa menyukai kelembutan dan kesopanan dari Tuan Aldelardo. Tapi entahlah..."
"Sepertinya aku masih mempunyai kesempatan, aku harus memulainya dari kakakmu Lisa dan mendapatkan hatinya." Gumam Zidav.
"Jaga kakakmu, ingat telepon aku di kartu ini. Aku pamit..." seraya memberikan kartu namanya.
Saat di dalam mobil Zidav memijit kepalanya, "Jadi semua adalah kesalahanku? Aku lah yang memaksanya berjanji bertemu kembali hari itu tapi aku juga yang sudah mengingkarinya. Maaf Mona... aku takkan menyalahkan diriku sendiri, tapi aku akan selalu berada di sampingmu, menguatkanmu."
***
Di dalam kamar tidurnya Aldelardo tak henti-hentinya tersenyum, dia menatap ponselnya ingin menelepon Mona tapi apa Mona akan mengangkatnya?
Dia memijit nomer Mona, mendekatkan ponsel di samping telinganya tak berapa lama terdengar suara lembut wanita itu, "Halo, Tuan."
Aldelardo mengerutkan keningnya, "Mas... panggil aku Mas, Mona."
"Ah, iya. Ya, Mas Ardo?"
"Aku hanya merindukanmu, apa aku mengganggu tidurmu?"
"Tidak kok Mas, aku baru selesai cuci muka."
"Besok mau aku jemput pagi-pagi?" tawar Aldelardo.
"Gak usah Mas, nanti merepotkan. Nanti biar seperti biasa adikku yang anter," tolak Lisa.
"Baiklah, aku gak akan memaksa. Kalau begitu sampai besok, sebelum berangkat ke Perusahaan aku akan menunggumu datang dulu."
"Iya Mas, selamat malam."
"Nite, Mona." Pria yang sedang jatuh cinta itu mematikan panggilan, senyuman di bibirnya semakin lebar.
Dia turun dari ranjang mewahnya, berjalan membuka pintu kamar ingin memeriksa keadaan Neneknya. Di tengah lorong dia bertemu sang Paman yang sepertinya baru saja pulang.
"Malam, Paman."
Tangan Zidav yang memutar kenop pintu terhenti, dia menghadap ke arah keponakannya. "Wajahmu sangat berseri, bibirmu terus tersenyum. Apa ada kabar baik?"
"Ya, aku baru saja mempunyai seorang kekasih." Jawab Aldelardo sengaja.
"Kekasih? Apa aku mengenalnya?" pancing Zidav padahal sudah tau siapa wanita kekasih keponakannya itu.
"Kamu mengenalnya Paman, dia bekerja disini. Jadi, aku harap Paman bisa menjauhinya dan tidak mengganggunya lagi."
"Mengganggunya? Maksudmu?" tanya Zidav.
"Ya, misalnya menyuruh Mona datang ke kamarmu mengantar makanan seperti tadi pagi."
Zidav tersenyum, "Aku tak bisa berjanji, Ardo. Tapi aku akan memberimu nasihat dalam hubunganmu. Kau tidak mengenal siapa Mona, bagaimana kehidupannya. Lukanya, bahagianya.. kamu sama sekali tak mengenalnya. Sebaiknya kau berpikir ulang untuk berhubungan dengannya, karena nantinya hanya akan ada rasa sakit dalam hubungan kalian berdua."
Aldelardo seketika emosi, dia mendekatkan wajahnya. " Jadi kau mengetahui semuanya tentang Mona, begitu?"
"Ya, sangat mengenalnya. Luar dalam, aku mengenalnya dengan jelas." Jawab Zidav tegas.
"Kau!" Aldelardo menarik pakaian Paman tirinya.
Zidav melepaskan cekalan keponakannya, "Aku hanya mengatakan kebenaran, Ardo. Kau dengan trauma tentang Ibumu dan membenci wanita nakal dan tak bermatabat. Menurutmu Mona adalah wanita lugu, baik, lemah lembut tapi bagaimana jika dia tidak seperti yang kamu kira? Aku yakin kamu tidak akan bisa menerimanya, sedangkan aku akan menerima apapun keadaannya!"
Aldelardo kebingungan mendengar ucapan dari Pamannya.
Zidav tak ingin bicara lagi, dia membuka pintu kamarnya lalu masuk ke dalam menutup pintu dengan keras di depan wajah sang keponakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
QQ
Makanya di cek dulu kekasih mu nyata atau tidak, bagaimana kehidupan nya supaya nanti kamu tidak kaget 👍👍👍
2023-01-22
1
QQ
Jangan serakah tuan Zidav pilih salah satu diantaranya iya walaupun Mona itu Lisa tapi mereka adalah 2 kepribadian berbeda 🙈🙈🙈🙈
2023-01-22
1
QQ
Karena merasa ikut bertanggung jawab atas kejadian 13 tahun lalu tersebut maka Zidav pasti berusaha sebaik mungkin untuk membantu supaya Mona sembuh.
Selain itu hati Zidav sudah tertambat pada gadis kecil penolongnya yaitu Mona 😁😁😁
2023-01-22
1