WAEPC-6

Mereka yang berada di meja makan seketika berdiri saat Tuan besar Cazim datang, tapi kepala Nyonya besar menunduk.

Lisa mengelus lengan sang Nyonya besar, "Nyonya, angkat wajahmu. Lihatlah suamimu dengan percaya diri, jangan lemah."

Tubuh tua sang Nyonya besar bergetar tapi ia mengangkat tinggi kepalanya seperti dulu saat ia adalah seorang wanita tangguh sebelum suaminya mengkhianatinya.

Wajah Aldelardo tampak sumringah, sebelum kepala tertunduk sang Nenek terangkat ia melihat Mona berbisik ke telinga Neneknya.

"Terima kasih, Mona..." lirihnya pelan.

Tapi Zidav yang berada di sampingnya mendengarnya, sekali lagi ia melempar tatapannya pada wanita berkacamata itu.

"Duduklah!" terdengar suara berat Tuan besar Cazim.

Semua orang duduk kembali, semua pelayan segera maju melayani para Tuan muda dan yang lainnya.

Lisa berdiri mengambilkan makanan khusus Nyonya besar, beberapa sayuran sehat dan lauk yang berkualitas tinggi.

"Cukup..." ucap Nyonya besar.

Lisa berhenti mengambilkan makanan untuk sang Nyonya, ia duduk kembali tanpa ikut makan bersama mereka.

"Kak Ardo, Kau pintar membawa pembantu untuk Nenek. Dia sadar diri tak ikut makan bersama kita," celetuk si Nona besar, Erina.

"Ralat ucapanmu Erina, dia bukan seorang pembantu tapi seorang perawat. Kau harus bisa membedakan dua kata itu!" jawab Aldelardo tegas.

"Menurutku sama saja, sama - sama mengemis uang!" Erina tak mau meralat kata - katanya.

"Putriku memang benar, seorang pelayan tetap pelayan apapun panggilannya," timpal Nyonya besar kedua, Ibu Erina dan Jhon.

Zidav hanya mengulum bibirnya, ia sangat tertarik melihat raut wajah dibalik kacamata tebal wanita itu. Saat keponakannya Erina menyebut wanita itu seorang pengemis, raut wajah Mona berubah emosi dan sinar matanya yang teduh berubah menjadi tajam seperti berubah menjadi orang lain. "Hm, sangat menarik..."

Dada Aldelardo kembang kempis menahan emosinya, ia sudah terbiasa mendengar cemoohan dan hinaan dari mulut keluarga sepupunya. Saat Ibunya masih hidup, keluarga mereka selalu menyindir Ibunya karena berasal dari keluarga sederhana saat dinikahi Ayahnya. Apalagi karena sang Kakek menentang pernikahan orang tuanya, membuat Ibunya setiap hari menjadi bahan hinaan oleh keluarga sepupunya itu, sampai suatu hari Ayahnya berkhianat membuat mental Ibunya yang tertekan berada di keluarga besar Cazim semakin terpuruk, Akhirnya Ibunya bunuh di ri.

Lelaki itu mengeratkan kepalan tangannya, "Jaga mulut kalian, hormati Mona." Ia memandang wajah Bibi dan sepupunya dengan mata tajam.

Treng!

"Sudah! Aku baru saja pulang tapi kalian masih selalu bertengkar!" Tuan besar Cazim membanting sendok dan pisau di tangannya.

"Ma-maaf Kakek," ucap Erina terbata.

Pelayan mengambilkan peralatan baru untuk Tuan besar, seketika meja makan menjadi tenang hanya terdengar suara dentingan sendok beradu dengan piring.

Setelah selesai Lisa mendorong kursi roda Nyonya besar ke kamar, wanita berkacamata itu menunggu sang Nyonya tertidur.

Aldelardo menunggu Mona dilorong luar kamar Neneknya, tubuh tingginya bersender di dinding. Dia merasa tak enak hati Mona harus mendengar hinaan dari keluarga sepupunya dan ingin meminta maaf.

Lisa membuka pintu kamar dan menutupnya perlahan tak ingin suara pintu tertutup membangunkan Nyonya besar.

"Mona..."

Seketika Lisa berbalik ke arah sumber suara, tidak jauh darinya berdiri majikannya sedang berdiri menatapnya. Ia berjalan mendekat, "Ya, Tuan."

"Aku hanya ingin meminta maaf atas perkataan mereka tadi di meja makan, jangan dimasukan ke dalam hati," lelaki itu terlihat gugup ia memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celana.

Lisa tersenyum, "Saya sudah terbiasa dengan perkataan seperti itu, Tuan. Saya berasal dari kalangan bawah, setengah hidup saya adalah tentang kemiskinan dan serba kekurangan tapi saya tidak pernah malu akan hidup saya. Anda jangan terlalu memikirkannya, hati saya terbuat dari baja, sangat kuat dan tidak rapuh."

Perkataan bijak wanita di depannya membuat jantung lelaki itu berdetak kencang, ia tanpa sadar mengangkat tangannya membelai helaian rambut yang membingkai wajah Mona, lalu menyelipkannya ke telinga wanita itu.

Lisa tertegun ia ingin mundur tapi Mona menahan tubuhnya tak ingin bergerak.

Mona! Jangan seperti ini! Dia adalah Majikanku! Teriak Lisa.

Jangan lepaskan kesempatan ini Lisa! Lelaki ini menyukaimu, dia seorang Pria kaya! Lo harus dapetin dia! Teriak Mona semangat.

Saat Mona mengambil alih tubuhnya sendiri, bibir lelaki itu sudah semakin mendekat ke bibirnya.

"Jika ingin bermesraan, bisakah di dalam ruangan?" ucap Zidav yang berada di belakang mereka berdua, ia melipat kedua tangannya di depan tubuhnya dengan punggung bersender di dinding.

Seketika Lisa mengambil alih kembali tubuh Mona, "Sa-saya pamit pulang, Tuan." Wanita itu dengan cepat berlari keluar rumah dengan wajah menunduk malu.

Aldelardo menatap tajam Zidav, lalu ia membalikkan tubuhnya menyusul Mona keluar.

"Hm," Zidav mengelus rahangnya memikirkan keanehan perawat baru Ibu tirinya itu.

Terpopuler

Comments

QQ

QQ

Kasian Aldelardo ternyata hidupnya tidak lah mudah 😔😔😔😔

2023-01-18

0

💞pengagum mu💞

💞pengagum mu💞

ini kaya serial ap ya q lupa, q perbah liat cuplikan vidio ya, dy dua kepribadian dan dua muka tpi terkurung disatu raga, tar ad dy bunga yg bisa misahin raga seingatku, tapi cuma sebatas mlm ap siang tar balik lagi kalo waktu ya habis, akhh q lupa serial ap itu, pi ad unsur tailan ap cina gitu difilm ya 😌😌😌

2023-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!