12

"ARGHHH"

Tengah malam itu Hoyoung langsung berlari ke kamar Yonseung karna mendengar suara teriakannya

Kriettt

Hoyoung segera masuk karna ternyata pintu kamar Yonseung tidak terkunci

ia melihat Yonseung menekuk kedua lututnya di atas kasur dengan tangan yang memegangi kepala

"Yon, kenapa loe nangis gini"ucap Hoyoung seraya mendekati Yonseung

"kak Hoyoung"

Hoyoung mengusap bahu Yonseung perlahan guna menenangkan nya

"k-kak Dongheon, kak Minchan, Yeonho"ucap Yonseung di sela tangisnya

"loe udah inget"

Yonseung mengangguk

.

Sunoo dan Taeyoung sedang di dapur untuk memasak makan siang

"eh loe liat si amin gak sih"ucap Taeyoung

"hah amin, halu gak"ucap Sunoo

"maksud gue Kangmin"ucap Taeyoung

"amin, loe kira member bg epex"ucap Sunoo dengan wajah julidnya

"canda No"ucap Taeyoung

"emang pas tadi loe bangun gak ada"ucap Sunoo

"gak, siapa tau aja loe liat dimana"ucap Taeyoung

"gue juga gak liat, pergi ke atas atau ke taman belakang kali"ucap Sunoo

"ah mungkin mendem di kotak kaca"ucap ucap Taeyoung

"kotakk kaca?"ucap Sunoo

"dia kan boneka hidup"ucap Taeyoung

"muatamu boneka hidup"julid Sunoo

Dan ternyata orang yang di bicarakan sedang berada di ruang ritual

Ia mengambil sedikit darah dari ketiga tumbal disana sebagai tinta untuk menulis di kertas mantra

"maaf kak, tapi gue perlu energi kalian buat ngalahin si Iblis"

"gak apa-apa kita bakal berusaha bantu loe nanti"ucap salah satunya

.

Saat pulang sekolah Yonseung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Gyehyeon

Kriettt

"kak Yon, baru pulang sekolah"sapa Yuri

"iya ri"ucap Yonseung

Gyehyeon memperhatikan Yonseung, ia menyadari sesuatu

"Ri, loe gak pergi ke tempat latihan Boxing"ucap Gyehyeon

"tadinya sih mau bolos soalnya harus jagain loe disini tapi untungnya kak Yon dateng"ucap Yuri

"iya Ri, mendingan loe berangkat sekarang ntar keburu telat"Yonseung menyadari bila Gyehyeon ingin bicara berdua saja dengannya

"yaudah kak, gue berangkat"ucap Yuri

"yo"singkat Gyehyeon

Yuri pun pergi meninggalkan dua orang yang dalam kehidupan real life nya ini berada dalam satu grup

"mata loe sembab, kenapa"ucap Gyehyeon

Perlu dicatat, Gyehyeon ini memang seorang indigo tapi ia jarang menggunakan kemampuanya kecuali untuk tugas, ya untuk mempermudah pekerjaan Detektifnya sesuai pesan si pemberi kemampuan itu yang merupakan teman dekatnya

"gue udah inget semuanya"ucap Yonseung

Gyehyeon tersenyum misterius mendengar ucapan Yonseung

.

"Kangmin"

Kangmin yang sedang menuangkan teh ke gelas reflek menoleh

"kak Heeseung, kenapa malah keluar"ucap nya

"gue bosen kali diem mulu di kamar"ucap Heeseung

"sini loe duduk aja"

Kangmin membantu Heeseung untuk duduk di bangku pantry

"oke thanks"

"ya"

"kemana yang lain"tanya Heeseung

"yang satu nyuci dan satu nya lagi mandi"ucap Kangmin

"oh, gue mau tanya sesuatu"ucap Heeseung

"silahkan"ucap Kangmin

"kemarin kalian bilang kalo kak Hoyoung itu udah putus asa bahkan sampe sering mau bundir tapi kenapa dia masih ngikutin perintah kak Jinyoung"ucap Heeseung

"karna kak Hoyoung udah sayang sama kita jadi kak Jinyoung sering ngancam mau nyakitin kita kalo dia gak ikutin perintahnya"ucap Kangmin

"bisa aja kan kak Hoyoung cuma pura-pura gitu ke kalian"ucap Heeseung

"gak, sabtu kemarin dia cerita semua masa lalu nya bahkan dia gak mau ngasih obat tidur ke gue"ucap Kangmin

"hah obat tidur"ucap Heeseung

"ya, kak Jinyoung nyuruh kak Hoyoung buat ngasih kita itu supaya kita gak ada yang kebangun waktu dia lagi ritual"ucap Kangmin

"gimana kalo sekarang kita bikin rencana buat kabur dari sini, Jinyoung pasti udah masang jebakan kan di luar"ucap Heeseung

Kangmin menggeleng

"kita gak akan bisa kabur karna kita di awasin si Iblis"ucap Kangmin

"kalo gitu kenapa kalian susah-susah bikin rencana"ucap Heeseung

"kak Hoyoung cuma bilang itu ke gue soalnya dia gak mau matahin harapan Taeyoung sama Sunoo"ucap Kangmin

Heeseung menghela nafasnya panjang

.

Yonseung sedang berdiam di sofa ruang tengah

"apa gue bakal gila"ucapnya

Hoyoung menghampiri Yonseung

"gak, loe udah lebih kuat dibandingkan dulu"ucap Hoyoung

Hoyoung menyalakan tv agar suasana sedikit cair

Blarrr

Mereka berdua terpental dari sofa

"Yon"

Hoyoung melihat tubuh Yonseung terlempar menabrak lemari membuat guci yang tersimpan diatas jatuh menimpa kepalanya

ia merangkak mendekati Yonseung

tapi Jinyoung berdiri di depanya dan melemparkan serbuk aneh berwarna hitam

.

Yonseung membuka matanya perlahan

"k-kak Hoyoung"

Ia terikat di sebuah kursi dan di depanya ada Hoyoung yang dibiarkan tergeletak begitu saja

Yonseung memperhatikan sekitarnya, ada mayat ketiga temanya disana

Jinyoung muncul dari kegelapan sambil bertepuk tangan

"loe udah tau kan, jadi gue gak perlu cerita apa-apa lagi"ucapnya

"silahkan loe bunuh gue tapi jangan kak Hoyoung, sadar dia kakak loe"ucap Yonseung

Jinyoung menggeleng

"gue berubah pikiran, kalian berdua bakal jadi tumbal gue"ucap Jinyoung

ia mendekati Yonseung dengan pisau ditangannya

"gue cuma bisa numbalin orang yang udah mati, jadi gimana kalo kita main-main dulu"

.

"No gimana nih, gue takut ada apa-apa"

"loe pikir gue gak takut"

Suara itu membuat Kangmin terbangun

"akhhh"

Ia bangkit sambil memegangi lehernya yang terasa sakit

Sunoo dan Taeyoung langsung menghampirinya dengan khawatir

"loe gak apa-apa kan"ucap Sunoo

"gue kenapa"ucap Kangmin

"tadi-

Mereka bertiga sedang menonton bersama diruang tengah

Jinyoung tiba-tiba datang kemudian menusuk leher Kangmin dengan suntikan

"kak Jiyoung, loe ngapain"ucap Taeyoung

Tak ada jawaban, ia menarik Sunoo ke ruang bawah tanah

"kak lepasin gue"ucap Sunoo sambil berusaha melepaskan diri

Taeyoung mengikuti sembari menyeret Kangmin yang sudah tak sadarkan diri

setelah mereka bertiga disana, Jinyoung kembali ke atas lalu mengunci pintunya

Kangmin terdiam mendengar penjelasan Taeyoung, tanganya memegang erat pinggiran kasur

"sial, kayanya gue udah ketauan"

ia memejamkan matanya sejenak

"Min, loe kenapa"

"jangan buat kita khawatir"

ucap mereka berdua seraya mengguncangkan tubuh Kangmin

"gue baik-baik aja, obat yang kak Jinyoung suntikin ke gue tu cuma obat bius biasa kok jadi jangan khawatir"ucap Kangmin

Ia memperhatikan langit-langit tepatnya pintu menuju lantai atas

"gue bisa dobrak pintu itu tapi pasti kak Jinyoung udah ngasih mantra disana"

'gue udah ngehapus mantra nya, cepet pergi ke ruang ritual sebelum Yonseung sama kak Hoyoung berhasil ditumbalin sama jinyoung'

"jangan pergi darisini sebelum gue panggil kalian"ucapnya pada Taeyoung dan Sunoo

.

Kangmin menendang pintu ruang ritual hingga terbuka, ia menghampiri Jinyoung kemudian memukul kepalanya dengan tongkat baseball

Bugh

Tak lama setelahnya keluar sebuah bayangan hitam dari tubuh Jinyoung

"hahahaha, tepat dugaan ternyata kau memang anak indigo"

"cuma anak indigo ya"

Hawa dingin mulai menyelimuti Kangmin yang membuat si Iblis terkejut

Iblis itu mengeluarkan kekuatanya tapi tertahan oleh sosok dibelakangnya yaitu Yonghee, Junho dan Yunseong

"sekarang"teriak Yonghee

Kangmin melempar kertas mantra yang menempel di bawah si Iblis yang membuat si Iblis tidak bisa bergerak sedikit pun

"i-ini tidak mungkin, anak indigo mana pun biasanya hanya bisa membuat kekuatan ku melemah sementara waktu"

Kangmin terkekeh

"emang salah, gue bukan anak indigo lagi"

Ia meleparkan satu kertas mantra lagi yang membuat si Iblis habis terbakar

"arghhhh"

Iblis itu sudah lenyap

"K-kangmin"

Yuri terkejut melihat keadaan Yonseung dan Hoyoung di ruangan itu, Yonseung yang tubuhnya dipenuhi luka sedangkan Hoyoung yang tergeletak dengan pisau menancap di dadanya

"kak Yuri, kenapa kakak bisa disini"ucap Kangmin

"gue disuruh kakak gue jemput kalian"ucap Yuri

"k-kak loe gak salah paham kan ke gue"ucap Kangmin

"kak Gye udah cerita semuanya"ucap yuri

Sunoo dan Taeyoung menghampiri mereka

"sorry Min kita mutusin buat pergi karna gak tahan lagi, kita ngerasa udah terjadi sesuatu yang buruk"ucap Sunoo

kedua rubah ini jelas terkejut setelah mereka melihat ruang ritual dengan lebih jelas

"gak masalah karna semuanya udah selesai"

"kita udah gak punya banyak waktu lagi sekarang"ucap Yuri

.

Ketiga pemuda ini menunggu dengan cemas di depan ruangan

Kriettt, pintu terbuka dan seorang Dokter keluar darisana

"kami benar-benar minta maaf karna hanya satu pasien yang bisa kami selamatkan"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!