3

Sudah sekitar lima belas menit ini Junho dan Yonseung mencoba membuka pintu masuk dengan cara mendobrak nya tapi pintu itu tak kunjung terbuka

"ni pintu dari apa sih, kok kuat banget"ucap Junho yang lenganya sudah terasa nyeri

"gak akan bener Jun, mendingan kita cari garasi disana kan pasti ada alat-alat perkakas buat buka ni pintu"ajak Yonseung

Mereka pun pergi ke garasi

Sesampainya

"what the- ini garasi atau tempat penyiksaan sih, banyak banget piso sama alat tajem lainnya"ucap Junho

"shutt, fokus aja sama barang yang bisa kita pake buat pecahin kaca"ucap Yonseung

"ih gue jadi merinding tau, jangan-jangan kita masuk rumah psikopat"ucap Junho

"diem atau gue lempar pake ni golok"ucap Yonseung

"ck so serem loe"ucap Junho

"brisik"ucap Yonseung

"gue haus ni, ambil minum dulu ya bentar"ucap Junho

"jangan lupa ambilim botol minum gue juga"ucap Yonseung

"iyeeee"Junho pergi ke ruang tengah, tempat tas mereka semua di simpan

Klakk

Sebuah barang menggelinding ke kakinya

"loh ini kan Ice Breaker, yang biasa dipake sama mang penjual minuman"Yonseung mengambil besi panjang yang berbentuk seperti paku itu

"lumayan nih"

Sebuah tangan tangan dingin menyentuh pundak nya yang membuat ia jatuh tak sadarkan diri

.

Jinyoung dan Yonghee sedang di area dapur

"Young, loe aneh gak sih ni rumah gak berpenghuni tapi kondisi rumahnya masih bagus dan makanan yang gue liat di dalem kulkas tadi masih pada baru"ucap Yonghee

"gue juga jadi curiga kalo rumah ini ada penghuni nya, tapi kenapa mereka diem aja pas kita dateng"ucap Jinyoung

"apa mungkin mereka lagi pergi, kita juga kan emang gak liat adanya kendaraan di depan rumah"ucap Yonghee

Klak

Kaki Jinyoung tak sengaja menyenggol sesuatu dan Yonghee mengambilnya

"eh ini senter Young"ucap Yonghee

"coba nyalain Hee"ucap Jinyoung

Yonghee pun menyalakannya

"wih keren nih lebih terang dari flaslight hp"ucap Yonghee

"bagus, kita harus cari lebih banyak"ucap Jinyoung

"yaudah gue cari ke tempat lain biar cepet"

Yonghee pun pergi dari sana

.

Heeseung dan Yunseong masih berusaha memecahkan kaca jendela di dekat taman belakang

"kaca nya keras banget tapi udah mulai retak"ucap Yunseong

Krakk

tangan Yunseong tak sengaja terkena serpihan kaca

"akhh"

"kenapa bang"ucap Heeseung dengan khawatir

"g-gak perut gue tiba-tiba mules, gue ke toilet bentar"

Ia sengaja membohongi Heeseung agar anak itu tidak khawatir, yang perlu ia lakukan sekarang hanya mencari kotak obat dan mengobati lukanya dengan segera

Heeseung memandang kepergian Yunseong dengan cemas

"semoga aja dia emang gak apa-apa"

Heeseung melanjutkan aktivitasnya

"aw sakit tau"

"yaudah sini gue bantu, tapi bentar No gue belum puas ngetawain loe"

"ketawa aja sampe puas Young"

Heeseung berbalik

"itu kaya suaranya Sunoo sama Taeyoung"

Ia mengikuti arah suara itu

Setelah sampai ternyata tak ada siapa pun

Ia menempelkan telinga nya ke karpet, ada suara langkah kaki dibawah sana

"suara dari ruang bawah tanah"

Ia menyingkirkan karpet itu dan menemukan pintu misterius disana

"digembok, gue harus cari kuncinya"

Ia mengobrak abrik tempat itu tanpa memperdulikan bila itu rumah orang

Drap drap

Heeseung menoleh dan mendapati sosok hitam misterius

"l..loe siapa"

"gue pemilik rumah ini"

"apa yang loe sembunyiin di ruangan bawah tanah"

Sosok itu tertawa

Tanpa aba-aba ia langsung maju dan menusuk perut Heeseung dengan pisau dapur

"l-loe ka-"

"jangan banyak bicara atau kesadaran loe akan semakin menipis"

Sosok itu tertawa melihat ekspresi kesakitan Heeseung yang dilihatnya dari dekat

"ini udah cukup"

Ia melepaskan pisaunya dengan kasar dan membiarkan tubuh Heeseung ambruk begitu saja

"ganggu mulu loe"ucap sosok itu

Ia melempar pisau nya asal

"cepet bawa dia 'kesana', gue gak mau sampe ada yang liat loe"

Ia pun pergi

Di tengah pandangan nya yang semakin memburam, Heeseung melihat cowok berambut pirang itu menghampirinya

"Hesseung, nama loe Heeseung kan"

"l-loe tau-

Cowok itu tersenyum

Heeseung ingin bertanya sesuatu tapi kegelapan sudah terlebih dulu menggapainya

.

Setelah selesai mengobati lukanya Yunseong kembali ke tempatnya semula

"kok Heeseung gak ada, ah kayanya dia nyari lagi barang buat mecahin kaca"

Yunseong pun mengambil tongkat besi yang ada di situ, tanpa ia sadari ia berpapasan dengan seseorang

"kak"

Yunseong menoleh dan tak melihat siapapun

"suara apaan ya tu"

Ia tiba-tiba merinding, tapi ia memilih untuk menghiraukan nya

Sosok yang berdiri di belakang Yunseong itu tersenyum miring

"ck, iblis sialan"

Yunseong melanjutkan aktivitasnya

"Yun"

Yunseong berbalik

"kok loe disini Jun"ucap Yunseong aneh

"gue abis ambil minum, sekalian sama Yonseung juga,  kok loe sendirian gak bareng Heeseung"ucap Junho

"t-tadi gue ke toilet bentar dan waktu balik heeseung udah gak ada"ucap Yunseong jujur

"tu anak ilang"ucap Junho terkejut

"gak tau, gue tadi mikirnya sih dia pergi ke tempat lain"ucap Yunseong

"yaudah kita cari dia, takut nya tu anak beneran ilang"ucap Junho

.

"loe yakin mau ngelawan si iblis"

"gue bakal berusaha semampu gue"

Yonseung terbagun dari pingsan nya

"gue kenapa"

Dalam mimpi, ia melihat beberapa orang di sebuah ruangan dengan salah satu dari mereka yang membaca mantra dari buku ditanganya, lalu api mulai membakar seisi ruangan, seseorang lainya menarik dua orang lalu melempar dua orang tersebut ke luar rumah

"semoga secepetnya gue bisa buka kunci ingatan loe"

Suara bisikan itu membuat yonseung langsung menoleh ke belakang

"suara apa itu"

Tak ada siapa pun di belakangnya

Yonseung bangkit dari lantai, yap sebelumnya ia tiduran di lantai

"si goblin mana sih, gak balik2"

Ia melangkahkan kaki nya untuk menyusul Junho le ruang tengah

Yonseung tak sengaja menginjak sesuatu saat berjalan

Ia mengambilnya

"ini kan jaket yang di pake heeseung, kenapa ada bercak darah nya gini"

Hati nya tiba-tiba tak enak

"semoga aja tu anak gak apa-apa"

Brakkk

Pranggg

Terdengar suara benda jatuh disusul suara pecahan kaca

Yonseung berjalan dengan cepat ke arah pintu yang tak jauh darinya

Brakkk

Ia menendang pintu itu dengan keras karna memang pintu itu sebelum nya terkunci

Saat pintu terbuka, terlihatlah

Seseorang terbaring di lantai dengan kepala yang berdarah, ada bercak darah di meja dan juga vas bunga yang berserakan tak jauh dari sana

.

Di tempat lain

Seseorang menikmati angin yang menerpa wajahnya

"Rooftop emang tempat yang cukup indah"

Drtttt

Ia menoleh lalu mengambil hp nya yang berada di meja

"ck kerjaan mendadak lagi, untung aja bukan kasus yang berat"

Tiba-tiba kepalanya terasa sakit

"akhh"

Tak lama kemudian ia tersenyum

"udah mau mulai ya ternyata"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!