4

"GUYS KUMPUL DI RUANG TENGAH"

Junho menekan tombol off di toa nya

"kuker loe bawa toa"ucap Yunseong

"buat jaga-jaga lah dan ternyata lumayan berguna juga kan"ucap Junho

Mereka semua mulai berkumpul

"ada apa Jun"ucap Jinyoung

"Yonghee mana"ucap Junho

"dia di gudang ngambil senter"ucap Jinyoung

"hadirrr"

Yonghee datang dengan beberapa senter ditangan nya

"guys gawat"ucap Junho

"kenapa sih, tudep aja kali"ucap Yonghee

"jadi- eh Yonseung mana"ucap Junho yang memang tidak melihat keberadaan Yonseung

"bukanya tadi dia sama loe"ucap Jinyoung

"kita berpencar, apa mungkin Heeseung lagi bareng sama Yonseung ya"ucap Junho

"gak, gue malah nemuin jaket nya doang"

Yonseung berjalan menghampiri mereka kemudian menunjukan jaket itu

"jaket itu ada bercak darah nya dan tangan loe juga-"ucap Yonghee yang tentu nya langsung curiga

"gak usah nethink, darah di tangan gue itu gara-gara nyeret orang yang gue temuin di salah satu ruangan"ucap Yonseung

Mereka terdiam

"gak percaya, ikut gue sekarang"

mereka pun mengikuti Yonseung

.

"gue denger suara jatoh dan pecahan kaca trus pas gue buka pintu ruangan itu, gue nemuin dia dengan keadaan yang kaya gini"

Yonseung memperhatikan orang yang ia baringkan di sofa itu dengan prihatin

"kenapa hati gue rsanya sakit liat cowok ini, apa gue kenal sama dia?"

Ia mencoba mengingat masa lalu nya, entah kenapa kepala nya jadi terasa sedikit nyeri

Yonghee yang berada di sebelah nya sadar akan hal itu

"Yon"

"gue gak apa-apa"

Mereka saling terdiam

"Heeseung lagi ilang dan sekarang kita malah nemuin orang asing"ucap Yunseong

Semua langsung menoleh ke arahnya

"apa, gue gak salah denger kan"ucap Yonghee

"gue rasa dia gak baik-baik aja"ucap Yonseung

"trus kita gimana sekarang"ucap Yonghee

"ya kita cari dia lah"ucap Yunseong

"kita cari dia bareng aja jangan mencar biar gak ada yang ilang lagi"usul Jinyoung

Mereka mengangguk setuju

Tok Tok Tok

"ini gue oi, buka pintu nya"

"itu bang Yohan"ucap Junho

"kita harus bilang apa ke dia"ucap Yunseong

"ya kita bilang jujur aja"ucap Yonseung

"loe gila ya, bang Yohan kan udah nitipin sepupu nya ke kita bukan Heeseung yang sengaja pengen ikut sama kita"ucap Junho

"berharap aja bang Yohan gak marah ke kita"

Jinyoung berjalan ke arah pintu lalu berusaha menghancurkan kunci pintu dengan linggis yang ntah dia dapatkan darimana

Brak

Brak

Brak

Dan di percobaan yang ke tiga ia berhasil

Ia membuka pintu

"kok lama sih"ucap ucap Yohan dengan wajah sok imut nya

"kita kekunci bang"ucap Jinyoung

Yohan berjalan menghampiri yang lain

"kok cuma segini, sepupu gue mana"tanya nya pada semua

"em anu bang, kayanya dia nyasar"ucap Junho sembari menggaruk tekuk nya yang tak gatal

"oh yaudah gue bantu cari deh"ucap Yohan dengan polos nya

Sepertinya ia memang tidak menyadari eksepresi teman-teman nya yang gelisah

"mm btw ini siapa"

Ia melirik cowok yang terbaring di sofa sebelahnya

"kita gak tau bang, mungkin dia yang punya rumah ini"ucap Yunseong

"bawa dia kerumah sakit lah kepala mya udah berdarah gitu, loe aja Yon buruan"ucap Yohan

.

Ia mengerjapkan matanya perlahan,lalu memperhatikan sekitar

Terlihat seorang perempuan berjas putih sedang membenarkan kantung infus yang ujung selangnya menancap di tanganya

"Gahyeon"

Perempuan itu berbalik

"oh loe udah sadar ya"ucap Gahyeon

"gue di rs"

Gahyeon mengangguk

"tadi Yonseung yang bawa loe kesini, katanya kepala loe kebentur meja"ucap Gahyeon

"Yonseung, dia inget gue?"

"gue gak tau tapi dari sikap nya sih kayanya dia gak inget"ucap Gahyeon

"Kangmin masih belum pulihin ingatanya sampe sekarang"

"sebenernya kalian kenapa, Kangmin harus ngunci ingatan nya Yonseung terus loe, gue udah lama gak denger kabar loe sama yang lain padahal kalian kan tetanggaan"ucap Gahyeon

"gue pindah keluar negeri jadi gue juga udah gak berhubungan sama yang lain"

"termasuk Kangmin, dulu kan loe paling deket sama dia?"

Cowok bersurai pirang itu menatap Gahyeon sejenak kemudian menggangguk

"gimana caranya loe bisa ketemu Yonseung tadi"ucap Gahyeon

Ia terdiam

"gak apa-apa kok kalo loe gak mau cerita"Gahyeon tersenyum kemudian mengusap bahunya pelan

"gue duluan ya, ada pasien yang udah nunggu"ucapnya lagi

"kemana Yonseung"

"keluar nelfon temenya jadi gue sekalian suruh dia beli obat ke apotek"

"oh"

setelah Gahyeon pergi, cowok itu termenung

"gue harus nolongin Yonseung apapun yang terjadi"ucapnya yakin

ia tiba-tiba teringat sesuatu

"kalian punya sodara gak sih kakak atau adik"

"kakak sih"ucap Sunoo

ia mengangguk paham

"tapi kita sering kumpul di rumah nya sunoo, kakak nya asik di ajak bercanda"ucap Taeyoung

"kakak nya Taeyoung terlalu serius mana serem lagi"ucap Sunoo

"loe ngatain gue serem ya, kan gue lumayan mirip sama kakak gue"ucap Taeyoung

"iya hehe"Sunoo terkekeh

Ia mengalihkan padangan nya pada sahabat dekatnya yang sudah ia anggap adik sendiri

Cowok itu menekuk salah satu kakinya dan punggungnya menyandar ke tembok

"kalo loe min, loe punya satu kakak perempuan kan"

"kak Hoyoung emang udah kenal lama sama kangmin ya"ucap Sunoo

Hoyoung mengangguk

"Kangmin itu anak nya jarang ngobrol apalagi cerita"ucap Hoyoung

"nah itu makanya kita bisa langsung tau kalo kakak kenal lama sama dia"ucap Taeyoung

"kok kalian betah temenan sama dia"ucap Hoyoung

"biar ada rasa dikit gitu, kan gue sama Sunoo anaknya pecicilan"ucap Taeyoung

"loe pikir kita bumbu dapur ada rasanya"ucap Kangmin

"tuh kan sekalinya ngomong ada sedikit lpg nya"ucap Sunoo

"kakak darimana kenal sama Kangmin"ucap Taeyoung

"dulu kita tetangaan terus-

"ini belum saatnya bahas masa lalu"ucap Kangmin memotong perkataan Hoyoung

"yahhhhh"seru kedua rubah ini dengan kecewa

"nanti juga bakal terungkap sendiri"

Kangmin beralih menatap jendela di sampingnya

"yaudah deh cerita soal kakak loe aja"ucap Sunoo

"gue jarang ketemu sama dia terus gue juga sering diajak pergi sama ibu gue dan akhirnya gue gak pernah ketemu lagi sama dia setelah beberapa tahun karna dia mutusin buat sekolah asrama"

Sunoo dan Taeyoung hanya mengangguk tanda paham

"apa Yonseung itu emang kakak nya Taeyoung, dia kan pernah bilang punya adik yang emang tinggal bareng nenek nya"

Kriettt, pintu ruangan terbuka

Seorang perawat bermasker membawa troli rs berisi minum dan sebuah obat

"ini sudah waktunya minum obat"

Hoyoung menerima obat kemudian meminumnya, perawat juga memberinya minum agar obat itu lebih mudah tertelan

Tapi tak lama setelah nya hoyoung merasakan kepalanya sangat pusing, ia melihat perawat itu membuka maskernya

Hoyoung hendak mengatakan sesuatu tetapi perawat berambut merah itu menariknya dari kasur hingga Hoyoung terjatuh dan kepala nya terbentur lemari kecil di sebelah ranjang

Cowok itu tersenyum melihat Hoyoung yang tak sadarkan diri, tangan nya beralih mengambil ponsel di saku celana nya untuk menelfon seseorang

Tuttt

"ya kak"

"gue udah selesai, loe urus sisanya"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!