5

Gahyeon sedang berada di ruangan bersama salah seorang rekanya

Cewek itu sibuk memperhatikan ponsel melihat sosmed

"duh tugas kita bentar lagi tamat, gue gak sabar pengen ke konser"ucapnya

"bawa santai aja pasti gak akan kerasa"ucap Gahyeon

"oya tadi gue gak sengaja liat temen lamanya si rubah di salah satu kamar inap"ucap perempuan yang di ketahui namanya adalah Yena

"iya, tadi gue yang nanganin kok"ucap Gahyeon

"kenapa tuh, palanya bocor ya pake perban"ucap Yena

"untung nya gak parah bentar lagi juga pasti boleh pulang"ucap Gahyeon

Yena membuka sebuah kotak penyimpanan obat dilaci, ia terlihat bingung kemudian ia membuka satu kotak lagi

"Ge, apa loe jual pil penghilang ingatan lagi yang kita buat"ucap Yena

"enggak, belum ada yang pesen tuh"ucap Gahyeon

"ada satu pil sama pil penawarnya yang ilang"

.

Ia melihat jam yang melingkar di tangan kirinya

"setengah jam lebih gue antri di apotek"

Yonseung berjalan di lorong menuju kamar inap

Sesampainya diruangan ia melihat Hoyoung terdiam dengan pandangan kosong

"oh loe udah bangun ya, perban loe baru di ganti"ucap Yonseung

Hoyoung mengangguk

"loe siapa"tanya nya

"gue Yonseung, yang bawa loe kesini"ucap Yonseung

"emang gue kenapa?"ucap Hoyoung

"loe gak inget kalo kepala loe kebentur meja"ucap Yonseung

Hoyoung menggeleng

"nama loe, apa loe inget"

Pintu yang terbuka sedikit mengagetkan mereka

"loe baru balik Yon"ucap Gahyeon

"iya nih kak apotek nya ngantri banget"ucap Yonseung

"gue bawa kabar baik, kak Hoyoung udah boleh pulang sekarang karna luka di kepalanya bukan luka yang serius jadi dia boleh rawat jalan"ucap Gahyeon

"kakak serius"ucap Yonseung

Gahyeon mengangguk

"tapi kak kayanya dia ngalamin amnesia"ucap Yonseung

"hah"

Gahyeon menghampiri Hoyoung

"loe gak apa-apa kan"tanya Gahyeon berhati hati

"saya udah lebih mending"ucap Hoyoung

"a-apa loe inget gue"

"emangnya kita kenal dok?"

Gahyeon terdiam sejenak tidak percaya

ia melihat perban di kepala Hoyoung terlihat baru

"Yon loe diem disini jangan kemana mana"

Yonseung mengangguk

Gahyeon berjalan keluar menuju meja jaga yang kebetulan tak jauh dari ruangan nya Hoyoung

"kak Juyeon"ucapnya pada salah satu perawat jaga

"kenapa Ge, muka loe keliatan panik gitu"ucap Juyeon

"maaf kak gue mau tanya, apa tadi terjadi sesuatu di ruangan 401"ucap Gahyeon

"oh itu, iya tadi kayanya si pasien mau ke toilet tapi karna badanya masih lemes jadi dia jatoh dari kasur terus kepalanya ke bentur lemari, lagian sih gak orang yang jaga disana"jelas Juyeon

"kakak tau itu darimana, cctv?"ucap Gahyeon

"enggak, tadi gue lagi jaga terus liat pasien itu udah tiduran di lantai"ucap Juyeon

"apa kakak udah cek cctv"ucap Gahyeon

"udah tapi cctv di ruangan itu mati"

.

"maaf dok, apa dokter yakin akan memulangkan pasien kamar 401"

"saya tak punya pilihan lain, beberapa pasien kecelekaan kereta tidak mendapatkan kamar jadi saya harus memulangkan pasien yang kondisinya memang membaik"

"bukankah pasien di ruangan itu mengalami amnesia dan kita perlu melakukan observasi"

"pasien itu bisa konsultasi secara berkala, kita hanya bisa memberinya obat saja karna ingatan nya akan kembali secara perlahan"

Dengan berat hati Gahyeon membiarkan dokter itu pergi ke salah satu ruangan untuk menjalankan tugasnya

"Ge"

Yena berjalan menghampiri rekannya

"kenapa sih, loe kaya gak mau dia pulang sekarang"ucap Yena

"gue yakin kak Hoyoung itu amnesia bukan karna kepalanya kebentur tapi gara-gara pil yang kita bikin"ucap Gahyeon

"kepala nya kan kebentur dua kali"ucap Yena

"tapi itu bukan benturan fatal yang bisa bikin amnesia"ucap Gahyeon

"apa gue kasih pil penawarnya aja ya sebelum dia pulang"

Yena menahan tangan Gahyeon yang akan pergi

"jangan Ge, kalo misalnya dia amnesia karna kebentur dan loe kasih dia obat penawar itu bisa memperburuk keadaanya"

Gahyeon menatap Yena dengan bimbang

Yena mengajak Gahyeon untuk duduk di kursi yang memang tersedia di lorong

"tenangin diri loe, gue tau dia temen loe dan loe gak pengen di kenapa napa jadi coba pikir ulang sebelum bertindak"ucap Yena seraya mengusap punggung perempuan berambut pink itu

Gahyeon tiba-tiba teringat sesuatu, ia mengambil ponselnya di saku jas kemudian menghubungi seseorang

Tuttt

"halo"

"halo Gye, apa loe sibuk"

"menurut loe"

"gue ketemu sama Hoyoung, Yonseung yang bawa dia kesini"

"oh"

"hah, dia kan temen loe tapi kenapa reaksi loe gitu apalagi loe udah lama banget gak ketemu sama dia"

"gue gak peduli"

"maks-"

"gue sibuk, jangan telfon gue untuk hal yang gak penting"

Telfon pun diputuskan dari sebrang sana

Gahyeon jadi semakin bingung, apa yang sebenarnya sudah terjadi pada persahabatan mereka

.

Yonseung membuka pintu kamar dengan perlahan

"kamar tamu masih berantakan jadi gue nempatin loe di kamar adik gue dulu"ucap Yonseung

Mereka berdua masuk ke kamar itu

"kemana adik loe"ucap Hoyoung

Ia menyadari ekspresi Yonseung yang muram

"dia lagi pergi, gak usah dipikirin soalnya dia gak akan balik cepet"ucap Yonseung

"oh"

Hoyoung memilih untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut

"gue balik dulu ke kamar, gak usah sungkan bilang ke gue kalo loe inget sesuatu"ucap yonseung sebelum melangkah kan kakinya pergi darisana

.

Drttt

Yonseung menutup buku tugas nya

"yonghee"

Ia mengangkat panggilan itu

"gimana kabar disana hee"

"nihil, gue sama yang lain lagi dikantor polisi buat bikin laporan orang hilang"

"trus bang yohan"

"dia marah banget sama kita tapi dia bisa maklumin cerita kita tentang kecelakaan kecil di rumah itu"

"gue harap dia ketemu secepatnya"

"loe sendiri gimana, masih nunggu di rs?"tanya yonghee dari sebrang sana

"gue udah pulang tapi dia amnesia makanya gue ajak dia buat tinggal dulu sama gue"

"oh, gue tutup dulu telpon nya ya"

"yo"

Sambungan telfon pun terputus

Yonseung mengusap wajahnya kasar

Sebelum nya ia sudah janjian dengan heeseung untuk mencari adik mereka yang hilang tapi sekarang Heeseung malah ikutan hilang juga

Bila dipikir ulang jaket Heeseung yang ia temukan terdapat bercak darah itu artinya pemilik jaket itu tidak baik-baik saja kan, apalagi bercak itu ada di bagian bawah sekitar area perut

"gue harus gimana sekarang, terpaksa gue cari mereka sendirian"

Ia membuka beberapa koran yang sudah ia kumpulkan

.

Yonghee dan Junho pulang bersama sehabis dari kantor polisi

mereka turun dari bis lalu melanjutkannya dengan jalan kaki karna rumah mereka memang di komplek yang sama

"kira-kira Heeseung kemana ya"tanya Yonghee

"kalo menurut gue sih dia nyasar ke dunia lain atau diculik penunggu disana"ucap Junho

Yonghee reflek menoyor Junho

"mentang-mentang goblin, pemikiran loe jadi ngawur"ucap Yonghee

"yeh gue kan cuma nyampein pemikiran gue aja tentang pertanyaan loe sebelum nya"

Yonghee memilih fokus dengan susu yang diminum nya daripada menanggapi perkataan teman dari dunia lain nya ini

"omong-omong orang yang dibawa Yonseung tadi gimana"

"nginep dirumah nya Yonseung soalnya dia amnesia"ucap Yonghee tanpa menoleh

"ntar kita bantuin dia cari keluarga nya, gimana"usul Junho

"yaiyalah, kasian kalo dia bareng terus sama Yonseung"ucap Yonghee

"Junho!"

Untung saja Yonghee dengan reflek mendorong Junho sehingga tongkat baseball itu tak jadi mengenai nya

"SIAPA LOE!"

Junho sengaja berteriak dengan harapan ada yang mendengarnya

"loe pergi cari bantuan Jun"ucap Yonghee

"gue gak mungkin ninggalin loe"ucap Junho

"plis Jun, biar gue yang lawan dia"ucap Yonghee

"tapi-"

"udah gak ada waktu lagi jun"ucap Yonghee sambil mendorong Junho agar pergi

"maafin gue Hee"

Junho pun pergi

"apa loe bermaksud ngorbanin diri loe sendiri"

Yonghee mengabaikan nya, ia menedang perut orang itu hingga terjatuh lalu ia lari

Tapi orang itu mengejarnya dan berhasil memukul kan tongkat bisbol nya ke kepala Yonghee

Bughhh

Yonghee jatuh tersungkur dengan kepala yang pening

Ia mengambil pasir secara diam-diam tapi sosok itu menyadari nya sehingga sosok itu menginjak tangan Yonghee dengan kuat

Ia membalikan tubuh Yonghee kemudian menginjak bahu kiri nya

"ternyata loe masih sadar"

"l-loe"

"shtttt"

"a-apa yang loe mau"

Yonghee memberanikan dirinya untuk bertanya

"5 orang tumbal dalam waktu seminggu"

"ja..jadi Heeseung-"

Ia membekap mulut yonghee dengan tangannya

"waktu loe udah abis"

Ia langsung menusukan pisaunya ke leher Yonghee

.

"Jun"

Yunseong menghampiri Junho yang seperti nya habis berlari dengan wajah pucat ketakutan

"telpon polisi sekarang Yun, hp gue mati"ucap Junho

"hah ada apa"

"jangan tanya dulu"

Selesai Yunseong menelfon polisi, Junho segera menarik nya untuk menolong Yonghee

Tapi mereka sudah terlambat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!