Kangmin sedang bersantai di ruang tengah sembari mengingat kembali saat pertama kali ia dibawa kesini
"mereka yang akan kamu jadi kan jimat pelindung"
"benar tuan"
Iblis itu melihat satu persatu anak yang terbaring di ranjang kamar
Ia berhenti di ranjang paling ujung kiri
"anak ini"
Pemuda berjubah hitam tersebut menghampiri si Iblis
"ada apa tuan"ucapnya
"kau harus berhati-hati dengan nya, aku merasakan aura aneh di dekatnya"ucap Iblis
"apakah itu akan membahayakan ku"ucapnya
"kemungkinan besar, tapi kemungkinan besar juga kau bisa memanfaatkanya"ucap Iblis
Iblis memasangkan sebuah gelang aneh pada anak itu
"dia tidak akan jadi ancaman selama gelang ini ada di tanganya tapi kau tetap harus berhati-hati"
Iblis itu pergi di susul si pemuda
"cih Iblis bodoh, gitu aja gak tau siapa gue"
Ia melihat gelang di tanganya
Si pemuda kembali ke kamar
"udah gue duga kalo tadi loe pura-pura masih pingsan"ucapnya
Anak itu hanya memandang si pemuda dengan datar
"siapa loe sebenarnya"ucap si pemuda dengan serius
"orang"ucap si anak santai
"gue serius"ucap si pemuda
"loe gak buta kan, udah jelas gue orang bukan manusia iblis kaya loe"
Si pemuda langsung mencekik leher si anak tanpa ragu namun si anak malah terkekeh
"akting loe bagus juga tapi sayang gue tetep tau kalo sekarang loe lagi takut mati karna gue bunuh"ucap si pemuda sambil menyeringai senang
"ngapain takut, kalo gue mati ya tinggal di kubur"
Hal itu membuanya semakin tercekik tapi sama sekali tak ada ekspresi ketakutan disana
"gue masih berbaik hati ngasih loe kesempatan hidup buat jawab pertanyaan gue"
"loe bukan tuhan yang bisa nentuin hidup dan mati seseorang"
Si anak mendorong bahu si pemuda dengan keras sehingga cekikan di lehernya terlepas
"kemungkinan loe yang bakal dalam bahaya kalo gue mati sekarang"
Ia bangkit dari kasur lalu pergi keluar kamar tanpa memperdulikan si pemuda yang setia menatapnya tajam
Matanya menelisik lorong rumah dengan lampu remang itu lalu tanpa sengaja ada orang lain yang memasuki lorong
Cowok itu terkejut melihat keberadaan si anak
"K-kangmin"
Yang disebut hanya tersenyum miring
"udah lama ya kita gak ketemu, tapi gue gak nyangka loe masih sama"
Kangmin berbalik hendak kembali ke kamar tapi tanganya di tahan oleh Hoyoung
"dengerin gue dulu"
Ia menghempaskan tangan Hoyoung dengan kasar
"sorry gue lagi gak mau denger apa pun, jangan ganggu gue"
Suara langkah kaki Sunoo dan Taeeyoung menyadarkan ia dari lamunan nya
"ternyata loe disini"ucap Taeyoung
"gue setan"ucap Kangmin
"hahahahahaha"
Taeyoung tertawa tapi tak lama ekspresinya datar
"garing"
"Min, kakak gue gimana"ucap Sunoo
"lebih baik, tinggal tunggu sadar"ucap Kangmin
"syukurlah kalo gitu"ucap Sunoo
"gue baru tau kalo di eskul pmr belajar ngobatin luka berat juga"ucap Taeyoung
mereka berdua menyalakan tv untuk menonton serial kartu favorit mereka yang berjudul Shinbi House
sepajang episode Taeyoung dan Sunoo tak berhenti mengometari cerita yang ditayangkan
"Kanglim keren banget ya, ganteng jago berantem udah gitu pengusir makhluk lagi"ucap Sunoo mengomentari salah satu karakter
"hooh, padahal kita punya temen yang pendiem juga tapi dia gak keren sama sekali"ucap Taeyoung
"Kanglim pendiem gitu keren, kalo dia malah kaya Ijat di cerita si kembar"ucap Sunoo
Kangmin yang merasa risih pun angkat suara
"gak ada tempat yang lebih bagus ya buat ngomongin orang"ucapnya
"ih justru paling epic itu ngomongin orang di depan orang nya langsung"ucap Sunoo
karna bosan Kangmin pun memutuskan untuk ikut menoton kartun yang di tonton kedua temannya
"oh itu"ucapnya pelan bahkan sampai tak terdengar Sunoo dan Taeyoung
.
Kringgg kringgg
Yonseung bangun dan menoleh ke jam alarm nya
Sudah pukul 5.30, ini waktu nya dia bersiap siap untuk pergi ke sekolah
Saat mengambil handuk ia mendengar suara yang aneh, ia pun pergi ke luar untuk mengecek nya
"kak"ucap Yonseung heran
Ternyata suara itu adalah suara Hoyoung yang sedang memasak di dapur
"mm gue tau loe mau pergi sekolah, jadi gue inisiatif bikinin loe sarapan"ucap Hoyoung
"tapi loe dapet caranya dari mana"ucap Yonseung
"buku itu"
Hoyoung menunjuk buku yang tergeletak di atas meja dengan salah satu lembaran yang terbuka
Yonseung mengambil buku tersebut
Ah ia ingat bila buku resep itu milik Yuri, sepupunya yang memang hobi memasak
Beberapa saat berlalu
Yonseung ke ruang makan untuk sarapan
"nih gue udah selesai bikin nasi goreng special nya"
Hoyoung menyodorkan piring nya pada Yonseung dan Yonseung menerimanya dengan perasaan ragu
tapi karna tidak enak dengan Hoyoung akhirnya ia pun memakan nasi goreng itu
"Yon makan nya pelan-pelan ntar loe keselek"ucap Hoyoung mengingat kan
"sorry, nasgornya enak"
Hoyoung hanya menanggapi dengan senyuman
"barang-barang loe udah semua kan"ucap Hoyoung
"udah kok -eh"Yonseung teringat sesuatu
Ia akan berdiri tapi Hoyoung menahan nya
"kenapa"tanya Hoyoung
"gue lupa nyetrika jas almameter soalnya gue simpen di lemari deket tempat cuci"
"yaudah biar gue aja, loe lanjut sarapan"
"tapi-"
"gak apa-apa kok"ucapnya sambil tersenyum
.
Yonseung, Jinyoung dan Yunseong sedang berada di pemakaman untuk berkunjung sekaligus mendoakan Yonghee
Setelah beres mereka berjalan di parkiran untuk mengambil motor masing-masing
"eh kerkom dimana, apart gue"ucap Jinyoung
"rumah gue lagi sepi"ucap Yunseong
"loe aja lah, kalo di apart kan pasti kamar tetangga lebih deket jadinya gak boleh terlalu berisik"ucap Yonseung pada Yunseong
"oke, eh btw kenapa ya si goblin gak masuk hari ini"ucap Yunseong
"sakit kali"ucap Jinyoung
"gue masih khawatir sama dia, gue ngerasa dia masih nyalahin dirinya sendiri atas kematian Yonghee"ucap Yonseung
"kita jenguk dulu ajalah sebelum ke rumah gue"ucap Yunseong
Drttt
Yonseung mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya
"halo kak"
"........"
"hah, o-oke gue sama yang lain kesana sekarang"
Ia menutup panggilanya
"kenapa Yon"tanya Yunseong
"Junho jadi korban tabrak lari"
Mereka pun pergi dengan motor masing-masing
Di sisi lain
Seseorang yang sedari tadi memperhatikan mereka itu tersenyum miring
"mau sampe kapan loe bakal akting kaya gitu"ia memperhatikan hp nya
"gue udah dapet banyak bukti tentang kejahatan loe tapi loe gak mungkin ketangkep sebelum gue bisa bebasin mereka bertiga"
Ia memijit pangkal hidungnya sedikit pusing
"kak Dongheon emang suruh loe jagain kakak loe tapi gak gini juga kan caranya, apalagi kakak loe lebih milih mati dibandingkan hidup kaya gini"
Ia teringat sesuatu
"tapi bentar, apa dia gak tau tentang Kangmin"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments