Bab 14. Nasehat Zahra

Bab 14

Setelah sholat Subuh Aisyah mengaji di balkon sambil menghirup udara segar dan menunggu matahari terbit. Kebiasaan dia sejak dulu bersama teman-teman pondok saat masih menjadi santri. Suara dia yang mengalun merdu dan lirih bisa di dengar oleh Andromeda yang baru masuk ke kamarnya setelah berlari mengelilingi pekarangan rumah orang tuanya.

Hari ini adalah hari di mana pesta pernikahan mereka akan berlangsung. Semalam dia sempat mendengar pembicaraan ibu mertua dengan seseorang melalui telepon. Ternyata dari pihak keluarga Aisyah tidak mengundang orang-orang kenalannya. Tentu saja ini membuat Andromeda senang. Dia tidak mau terlalu banyak orang yang datang ke pesta pernikahan yang tidak dia harapkan ini. Baginya mau ada pesta pernikahan atau tidak ada tidak akan merubah suasana hatinya. 

Laki-laki itu menikahi Aisyah hanya untuk mendapatkan pengakuan sah secara hukum. Agar nanti bisa membuat akta kelahiran untuk bayi yang sedang berada di dalam kandungan. Dia tidak mau makhluk kecil yang tidak berdosa itu mengalami kesulitan nantinya.

Andromeda keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Aisyah masuk ke dalam kamar. Netra mereka bersirobok dan diam sesaat seperti patung hanya beberapa detik.

"Pak, eh, Mas," panggil Aisyah meralat panggilan kepada Andromeda. Kemarin mereka berdua di nasehati untuk memanggil dengan panggilan baik, penuh penghormatan, dan mesra kepada pasangannya.

"Tumben pagi-pagi sekali sudah mandi?" tanya Aisyah.

"Aku harus mengantar mama ke rumah Cantika," jawab Andromeda sambil memilih baju di dalam lemari.

"Kenapa tidak minta Bang Sapri yang mengantarkan?" tanya wanita hamil itu lagi sambil berjalan mendekati nakas untuk meletakkan mushaf yang tadi dia baca.

Andromeda tidak suka kalau istrinya itu banyak bicara. Memang tadi dia sendiri yang mengajukan dirinya untuk mengantarkan Mama Venus untuk menemui keponakannya. Sebab, Papa Sakti sudah berada di hotel sejak kemarin untuk menjamu saudara-saudaranya yang datang dan menginap di hotel Artemis milik Alex.

"Bang Sapri menjemput keluarga kamu yang bersikukuh ingin hadir di pesta nanti," balas Andromeda yang menatap kesal ke arah Aisyah.

Wanita itu tahu siapa keluarganya yang ingin datang ke pesta pernikahan nanti, yaitu Bibi Widuri dan Jihan, putrinya. Memang dia harus akui kalau bibinya itu memang keras kepala dan suka bertindak semaunya.

"Bukannya masih ada Galaksi, dia bisa antar mama ke rumah kak Alex," ucap Aisyah.

Mendengar ucapan istrinya ini membuat Andromeda semakin kesal dan mood langsung buruk. Rasanya dia ingin memarahi perempuan yang kini berdiri di depannya. Namun, dia tidak boleh membentak apalagi memarahi dirinya. Zahra sudah mengingatkan agar jangan sampai memberikan beban pikiran dan menyakiti perasaan Aisyah, jika tidak ingin membuat bayi yang ada di dalam perutnya itu keguguran.

"Sebaiknya kamu segera melakukan apa yang kemarin disuruh sama kakak kamu itu," tukas laki-laki yang memiliki tinggi tubuh yang tinggi meski masih di bawah Fatih.

Aisyah teringat akan nasehat kakaknya. Apa yang harus dilakukan oleh ibu hamil saat di pagi hari begitu bangun tidur.

Pertama, dia harus minum air putih setelah bangun. Ketika tidur, tubuh akan menggunakan simpanan air dan karenanya akan kehilangan cairan saat bangun tidur. Rehidrasi tubuh dengan meminum beberapa gelas air dingin tidak hanya akan menyegarkan tubuh, tetapi juga membantu menstimulasi sistem saraf dan pencernaan. Minum air putih sebelum perut terisi apa pun.

Kedua, ibu hamil harus melakukan peregangan secara perlahan seperti yoga atau memutar tubuh ke kiri dan ke kanan. Menghirup udara segar dan bernapas dalam-dalam. Agar tubuh dan pikiran bisa tenang.

Ketiga, menghindari kafein. Sebab, ini berbahaya bagi ibu hamil. Katanya ibu hamil tidak boleh begadang.

Keempat, mandi pagi. Aisyah lebih suka mandi setelah sarapan. Namun, kata Zahra sebaiknya mandi terlebih dahulu baru sarapan. 

Kelima, sarapan. Meski mengalami mual, Aisyah harus sarapan. Setidaknya ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Sejak awal kehamilan dia tidak suka mencium bau nasi, maka sarapan pun hanya berupa buah-buahan dan siangnya makan roti atau kentang.

"Sudah aku lakukan!" terjeda sesaat, "ting-gal mandi dan sarapan," ucap Aisyah yang tiba-tiba saja merasa malu, karena melihat Andromeda menatap dirinya dengan intens dan jarak mereka yang sangat dekat.

***

Keluarga Aisyah sarapan bersama dan Zahra juga sengaja membuatkan sup jagung dan ikan untuk adiknya. Dia tidak mau kalau calon keponakannya itu kekurangan gizi, karena ibunya muntah-muntah terus.

"Kak, ada darah keluar dari hidung!" pekik Aisyah panik saat melihat hidung Zahra berdarah.

"A-pa?" Zahra dengan cepat menutup hidungnya.

Kedua orang tua mereka juga ikut panik dan menyuruh wanita anggun itu membaringkan tubuhnya di sofa. Lalu, mereka memanggil dokter keluarga. Untungnya ada Galaksi yang masih ada di rumah.

"Kak, aku sudah menghubungi Kak Fatih. Katanya dia akan segera datang ke sini," ucap Aisyah.

Baru saja wanita itu menutup mulutnya, sudah terdengar suara bel pintu depan. Dokter keluarga Wijaya datang dengan wajah pucat dan jalannya pun tergesa-gesa.

"Dokter Zahra? Eh, siapa yang sakit?" Dokter itu melihat ke arah istrinya Fatih yang sedang terbaring di sofa.

"Dokter Hamid, jangan panggil aku Dokter Zahra. Sekarang aku sudah bukan seorang dokter lagi," ujar Zahra dengan lemas.

"Sayang!" terdengar Fatih manggil Zahra. Wajah laki-laki itu terlihat pucat dan langsung menyentuh wajah dan tangan istrinya. Terlihat jelas perhatian dan kasih sayang yang begitu besar untuk Zahra.

Melihat perlakuan Fatih kepada Zahra, membuat hati Aisyah berdesir. Dia juga berharap punya pasangan hidup yang seperti itu. Saling mencintai, menyayangi, dan memberikan perhatian, atau saling berbagi perasaan baik suka maupun duka.

"Pak Fatih, biarkan saya memeriksa keadaan istri Anda," kata Dokter Hamid.

"Aku rasa itu tidak perlu. Sepertinya istriku ini lupa lagi meminum obat miliknya," ucap Fatih.

"Maaf," balas Zahra lirih.

"Kak Zahra sakit apa?" tanya Aisyah.

"Leukemia stadium tiga," jawab Ummi Mirna dengan berbisik.

"A-pa?" Aisyah merasa kepalanya sangat sakit seperti di palu oleh sebuah godam.

"Makanya kakak kamu meminta Fatih untuk menikah kembali dengan orang pilihan dirinya," lanjut ibunya Aisyah.

"Apa? Kakak tidak sedang ngelindurkan? Sekarang mana ada wanita yang ingin hidup di madu? Menyuruh suaminya menikah kembali dengan orang lain," desis Aisyah sangat terkejut.

"Tidak. Pastinya kakak kamu punya alasan kenapa sampai harus menyuruh Fatih menikah lagi," balas Ummi Mirna dengan lirih sambil menatap putri sulungnya yang berada di dalam dekapan suaminya.

'Ya Allah, ternyata cobaan yang diterima oleh Kak Zahra benar-benar sangat berat dan bertubi-tubi, jika dibandingkan dengan apa yang aku hadapi saat ini.' (Asiyah)

[Kisah Zahra dan Fatih baca, "Dipaksa Menikah Dengan Cucu Mantan Suami", sudah tamat]

***

Akankah Aisyah berjuang demi kebahagiaan rumah tangganya dan menjadikan kehidupan rumah tangganya menjadi ladang ibadah dirinya? Tunggu kelanjutannya, ya!

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

𝗺𝗼𝗴𝗮 𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗶𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗔𝗶𝘀𝘆𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗵𝗮𝗴𝗶𝗮 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮..

2023-11-01

0

Neulis Saja

Neulis Saja

believe me, it Will be beautiful in it's time

2023-02-12

1

bundaoskaa

bundaoskaa

aku nyari Dipaksa Menikah Dengan Cucu Mantan Suami kok g ada Thor?

2023-01-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Villa
2 Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda
3 Bab 3. Kejujur Aisyah
4 Bab 4. Aisyah Hamil
5 Bab 5. Menikah
6 Bab 6. Kamar Teripsah
7 Bab 7. Sarapan
8 Bab 8. Mendatangi Rumah Mertua
9 Bab 9. Tidur Bersama
10 Bab 10. Dingin
11 Bab 11. Rencana Mertua
12 Bab 12. Air Mata Aisyah
13 Bab 13. Perasaan dan Kegundahan Aisyah
14 Bab 14. Nasehat Zahra
15 Bab 15. Bertemu Keluarga Cantika
16 Bab 16. Aisyah dan Zahra
17 Bab 17. Pesta Pernikahan
18 Bab 18. Malam Pengantin
19 Bab 19. Surat Perjanjian
20 Bab 20. Kecurigaan Aisyah
21 Bab 21. Masakan Andromeda
22 Bab 22.
23 Bab 23. Hasil Penyelidikan
24 Bab 24. Kedatangan Mertua
25 Bab 25.
26 Bab 26. Gara-Gara Ngidam
27 Bab 27. Interogasi
28 Bab 28. Bersama Mama Mertua
29 Bab 29. Kebenaran
30 Bab 30. Perasaan Aisyah
31 Bab 31. Mendatangi Rumah Armand
32 Bab 32. Aisyah Sakit
33 Bab 33. Pengakuan Angela
34 Bab 34. Pergi Berbelanja Bersama
35 Bab 35. Cemburu?
36 Bab 36. Teman Berubah
37 Bab 37. Saling Marahan
38 Bab 38. Syukuran
39 Bab 39. Gosip
40 Bab 40. Hati Yang Terluka
41 Bab 41. Penyesalan Andromeda
42 Bab 42. Ciuman Di Depan Mantan
43 Bab 43. Menyerah
44 Bab 44. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
45 Bab 45. Aisyah Melahirkan (1)
46 Bab 46. Aku Mencintaimu
47 Bab 47. Aku Mencintaimu (2)
48 Bab 48. Aku Mencintaimu (3)
49 Bab 49. Aisyah Melahirkan (2)
50 Bab 50. Aisyah Melahirkan (3)
51 Bab 51. Malika
52 Bab 52. Aisyah Sadar Dari Koma
53 Bab 53. Sidang Keluarga (1)
54 Bab 54. Sidang Keluarga (2)
55 Bab 55. Kehidupan Baru
56 Bab 56. Pergi Ke Bali
57 Bab 57. Menikmati Liburan
58 Bab 58. Aisyah Lebih Menggoda
59 Bab 59. Poligami
60 Bab 60. Kebaikan Hati Aisyah
61 Bab 61. Aisyah Sakit
62 Bab 62. Aisyah Hamil Lagi
63 Bab 63. Menemani Zahra
64 Bab 64. Kepergian Zahra
65 Bab 65. Calon Ahli Waris
66 Bab 66. Extra part & Pemenang Giveaway
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Villa
2
Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda
3
Bab 3. Kejujur Aisyah
4
Bab 4. Aisyah Hamil
5
Bab 5. Menikah
6
Bab 6. Kamar Teripsah
7
Bab 7. Sarapan
8
Bab 8. Mendatangi Rumah Mertua
9
Bab 9. Tidur Bersama
10
Bab 10. Dingin
11
Bab 11. Rencana Mertua
12
Bab 12. Air Mata Aisyah
13
Bab 13. Perasaan dan Kegundahan Aisyah
14
Bab 14. Nasehat Zahra
15
Bab 15. Bertemu Keluarga Cantika
16
Bab 16. Aisyah dan Zahra
17
Bab 17. Pesta Pernikahan
18
Bab 18. Malam Pengantin
19
Bab 19. Surat Perjanjian
20
Bab 20. Kecurigaan Aisyah
21
Bab 21. Masakan Andromeda
22
Bab 22.
23
Bab 23. Hasil Penyelidikan
24
Bab 24. Kedatangan Mertua
25
Bab 25.
26
Bab 26. Gara-Gara Ngidam
27
Bab 27. Interogasi
28
Bab 28. Bersama Mama Mertua
29
Bab 29. Kebenaran
30
Bab 30. Perasaan Aisyah
31
Bab 31. Mendatangi Rumah Armand
32
Bab 32. Aisyah Sakit
33
Bab 33. Pengakuan Angela
34
Bab 34. Pergi Berbelanja Bersama
35
Bab 35. Cemburu?
36
Bab 36. Teman Berubah
37
Bab 37. Saling Marahan
38
Bab 38. Syukuran
39
Bab 39. Gosip
40
Bab 40. Hati Yang Terluka
41
Bab 41. Penyesalan Andromeda
42
Bab 42. Ciuman Di Depan Mantan
43
Bab 43. Menyerah
44
Bab 44. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
45
Bab 45. Aisyah Melahirkan (1)
46
Bab 46. Aku Mencintaimu
47
Bab 47. Aku Mencintaimu (2)
48
Bab 48. Aku Mencintaimu (3)
49
Bab 49. Aisyah Melahirkan (2)
50
Bab 50. Aisyah Melahirkan (3)
51
Bab 51. Malika
52
Bab 52. Aisyah Sadar Dari Koma
53
Bab 53. Sidang Keluarga (1)
54
Bab 54. Sidang Keluarga (2)
55
Bab 55. Kehidupan Baru
56
Bab 56. Pergi Ke Bali
57
Bab 57. Menikmati Liburan
58
Bab 58. Aisyah Lebih Menggoda
59
Bab 59. Poligami
60
Bab 60. Kebaikan Hati Aisyah
61
Bab 61. Aisyah Sakit
62
Bab 62. Aisyah Hamil Lagi
63
Bab 63. Menemani Zahra
64
Bab 64. Kepergian Zahra
65
Bab 65. Calon Ahli Waris
66
Bab 66. Extra part & Pemenang Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!