Bab 12. Air Mata Aisyah

Bab 12 (Revisi)

"Tadi aku tidak sengaja mendorong Aisyah, karena mengira dia itu …." Andromeda bingung menjelaskan kejadian padi tadi.

"Apa?" teriak Mama Venus dan Papa Sakti melotot dan keduanya hendak memukul Andromeda. Laki-laki itu pasrah saja jika orang tuanya marah.

"Tunggu!" teriak ibu hamil itu spontan.

"Ada apa Aisyah?" Mama Venus dan Papa Sakti kini melihat ke arah menantu mereka, begitu juga dengan Andromeda.

Aisyah yang merasa tidak enak dengan terjadinya pertengkaran antara anak dan ibu bapaknya. Dia pun menjelaskan apa yang terjadi tadi. 

"Itu semua salah aku. Mama dan Papa jangan memarahi Pak Andromeda," kata Aisyah dengan pelan.

Ketiga orang itu terdiam dan terdiam sesaat. Meski begitu Mama Venus tetap saja memarahi putra sulungnya.

Zahra datang bersama Fatih ke rumah sakit, tidak lama setelah dihubungi. Wanita itu begitu panik saat mendengar adiknya di bawa ke UGD. Meski dokter yang menangani adalah dokter Fatimah yang merupakan temannya, kakaknya Aisyah tetap memantau keadaan adiknya.

"Kamu jangan terlalu banyak pikiran. Tenangkan hati dan pikiran. Agar perkembangan janin di dalam perut ini tumbuh dengan baik," kata Zahra dengan lembut kepada adiknya.

Fatih menatap tajam ke arah Andromeda, keduanya saling beradu pandang. Tidak ada sepatah kata pun terucap dari mulut keduanya. Namun, dalam hati mereka saling menggerutu.

"Mas, aku akan menjaga Aisyah. Mas hari ini ada rapat, 'kan?" Zahra menghampiri suaminya dan membuat kedua laki-laki dewasa itu mengalihkan perhatian kepadanya.

"Aku akan pergi ke kantor setelah memastikan kamu sarapan dan minum obat," ucap Fatih sambil mengusap kepala Zahra dengan lembut.

"Nanti aku akan meminum obatnya," balas Zahra dengan senyum lebar, tetapi suaminya tetap bersikukuh ingin memastikan dengan kepalanya sendiri kalau wanita itu benar-benar meminum obatnya.

Aisyah melihat ke arah laki-laki yang baru beberapa hari menjadi suaminya. Dia berharap kalau Andromeda juga melakukan hal yang sama kepadanya memberikan perhatiannya. Meski hanya sedikit, dia akan merasa senang.

***

Aisyah sebenarnya ingin pulang ke rumah, tetapi ibu mertuanya melarang. Wanita paruh baya itu tidak ingin terjadi sesuatu kepada menantu dan calon cucunya.

"Banyak-banyaklah berdoa, agar Allah melembutkan dan membukakan hati Andromeda untuk dirimu," kata Zahra sambil memegang tangan adiknya.

Aisyah hanya tersenyum tipis. Dalam hatinya justru berharap kalau dia jangan sampai jatuh cinta kepada suaminya. Dia merasa kalau kehidupan rumah tangganya akan berakhir setelah melahirkan bayi yang ada di dalam kandungannya ini.

Tidak ada sedikit pun rasa yang diperlihatkan oleh Andromeda kepada Aisyah dan calon bayi mereka. Setidaknya ada rasa peduli kepadanya.

Aisyah teringat kembali kata-kata yang terlontar dari mulut suaminya tadi. Tanpa sengaja dia mendengar pembicaraan Andromeda dengan seseorang di telepon.

***

Beberapa jam sebelumnya ….

Zahra di ajak sarapan oleh suaminya ke kantin rumah sakit, hanya ada Aisyah di ruang rawat itu. Kebetulan ibu mertuanya sedang berada di kamar mandi. Perempuan muda itu biasanya menghabiskan harinya dengan melakukan banyak kegiatan, kini hanya duduk berbaring di atas ranjang pasien. Dia yang merasa bosan berada di ruangan itu, memutuskan untuk pergi berjemur di taman. Namun, saat di hendak menuju lift tanpa sengaja mendengar suara Andromeda.

"Aku sedang berada di rumah sakit."

Suara dingin laki-laki itu membuat Aisyah terdiam di tempatnya. Entah kenapa wanita itu ingin tahu pembicaraan suaminya ini.

"Ya, wanita itu berbuat ulah dan aku yang kena imbasnya. Seumur hidupku, mama dan papa tidak pernah membentak apalagi sampai memarahi aku. Namun, gara-gara wanita bodoh itu, aku jadi sering kena omelan mereka."

Aisyah yang memegang dadanya yang tiba-tiba saja terasa sesak. Dia merasa sudah menjadi orang jahat yang merusak hubungan Andromeda dengan kedua orang tuanya.

"Mungkin jika bayi itu tidak ada, aku dan dia tidak akan terikat dengan hubungan yang menjijikan ini. Dia itu bukan tipe wanita kesukaan aku. Tidak ada satu pun yang ada pada dirinya yang memiliki nilai lebih."

Perut Aisyah menegang dan dia merasa kesakitan. Takut terjadi sesuatu pada janinnya, maka perempuan itu pun berjalan dengan perlahan kembali ke kamar inap yang tidak jauh dari sana.

Air mata kesedihan meluncur dari netra indah milik Aisyah. Meski dia tidak mencintai Andromeda, tetapi dia berusaha menjalankan tugas sebagai seorang istri untuknya. Dia juga tidak mau memaksa Andromeda untuk mencintai dirinya dan menuntut hak yang meskinya dia dapatkan. 

Aisyah berjanji kepada Abahnya akan menjadi istri yang sholehah, sebagaimana yang diajarkan dalam agama. Dia akan tunduk dan patuh kepada suaminya selama dia tidak mengajaknya kepada jalan kemungkaran atau melakukan hal yang dimurkai oleh Allah.

Dulu sempat terbesit dalam dirinya akan bercerai dengan Andromeda setelah melahirkan. Namun, saat sang ayah memberikan nasehat kepada dirinya sebelum pengucapan ijab qobul, membuat Aisyah meluruskan kembali niat dia saat menikah dengan Andromeda.

'Ya Allah, berilah aku dan bayi ini kehidupan yang bahagia.' (Aisyah)

***

Kehadiran Zahra membuat Aisyah senang. Kakak perempuannya ini banyak memberi tahu tentang segala hal seputar kehamilan kepadanya. Wanita itu sejenak melupakan kekecewaan dan kemarahan dirinya kepada sang suami. 

"Ummi dan abah akan datang besok. Hari ini mereka kebetulan sedang berada di luar kota," ucap Zahra setelah berbicara dengan kedua orang tuanya lewat telepon.

"Seharusnya kakak jangan mengatakan kalau aku sedang berada di rumah sakit," ujar Aisyah.

Fatih datang menjemput Zahra. Awalnya wanita itu menolak untuk pulang karena ingin menjaga adiknya. Namun, saat suaminya menghubungi Andromeda dengan mengeluarkan kata-kata sindiran yang pedas, membuat Zahra mau tidak mau harus pulang. Aisyah juga menyuruhnya pulang.

Setelah kepergian pasangan suami istri itu, Andromeda duduk bertumpang kaki sambil memangku laptop miliknya. Laki-laki itu sibuk dengan dunianya sendiri, seakan di sana hanya ada dirinya sendiri tidak ada orang lain.

'Sabar Aisyah, jangan sampai emosi kamu terpancing. Pikirkan saja calon bayi yang ada di dalam perut kamu. Jangan sampai nyawa tak berdosa ini ikut menderita hanya karena kamu lemah.' 

Aisyah terus saja melantunkan dzikir dan sholawat sambil mengelus perutnya. Dia mengingat semua nasehat kakaknya. Setidaknya bayi itu berhak untuk mendapatkan kasih sayang dari dirinya. 

Dulu Aisyah sangat marah kepada dirinya, Andromeda, dan juga kepada Tuhan yang sudah menumbuhkan sebuah kehidupan di dalam perutnya. Dia selalu berdoa agar jangan sampai perbuatannya malam itu membuahkan hasil. Namun, takdir berkata lain dengan hadirnya darah daging dari laki-laki yang dia anggap orang yang sangat berengsek.

"Tidurlah!" Andromeda matikan lampu tanpa meminta persetujuan kepada istrinya.

Andromeda kesal karena Aisyah tidak juga tidur dan malah mengusap-usap perutnya. Maka dia pun mematikan lampunya agar wanita yang sedang hamil itu cepat tidur.

Aisyah semakin bertambah jengkel saja kepada dosennya ini. Nilai laki-laki itu di matanya semakin banyak minusnya. 

'Entah kenapa aku berharap kalau kami berjodoh hanya sampai di dunia saja. Semoga di akhirat nanti aku diberikan jodoh yang lain.' (Aisyah)

***

Aisyah hanya menginap semalam di rumah sakit. Keesokan paginya dia sudah pulang ke rumah mertuanya. Ummi dan abah pun datang ke kediaman besannya itu. Sebab, Mama Venus ingin mengawasi keadaan menantu dan calon cucunya.

"Aisyah, kamu harus banyak istirahat. Kalau perlu cuti kuliah juga," ucap Ummi Mirna dengan lembut. Dia tidak mau terjadi sesuatu kepada putri bungsunya.

"Aku rasa itu tidak perlu Ummi. Kalau Aisyah terus berdiam diri rumah dia malah akan merasa bosan. Biarkan dia bertemu dengan teman-temannya ," balas Zahra. 

Aisyah yang sudah membuka mulutnya kembali tertutup dan diam. Sebenarnya dia ingin mengatakan hal yang sama dengan apa yang diucapkan oleh kakak perempuannya ini.

Rencananya kedua orang tua Aisyah menginap sampai hari pesta pernikahan Aisyah dan Andromeda. Selama itu juga mau tidak mau laki-laki itu terus mendapat nasehat dari kedua mertua dan kedua orang tuanya yang juga ikut menginap.

***

Bagaimana hubungan Aisyah dan Andromeda ke depannya? Apa saja yang di nasehatkan oleh kedua mertua dan orang tua mereka? Tunggu kelanjutannya, ya!

Terpopuler

Comments

Mas Bos

Mas Bos

sampe bab ini andromeda belagu
tapi suatu saat nanti akan mewek
/Grin//Grin//Grin/

2024-04-11

1

Neulis Saja

Neulis Saja

Aisyah, let flow only

2023-02-11

2

D_Ratnawati

D_Ratnawati

kk sa upnya dbnyakin atuh, bikin penasaran kelanjutanny

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Villa
2 Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda
3 Bab 3. Kejujur Aisyah
4 Bab 4. Aisyah Hamil
5 Bab 5. Menikah
6 Bab 6. Kamar Teripsah
7 Bab 7. Sarapan
8 Bab 8. Mendatangi Rumah Mertua
9 Bab 9. Tidur Bersama
10 Bab 10. Dingin
11 Bab 11. Rencana Mertua
12 Bab 12. Air Mata Aisyah
13 Bab 13. Perasaan dan Kegundahan Aisyah
14 Bab 14. Nasehat Zahra
15 Bab 15. Bertemu Keluarga Cantika
16 Bab 16. Aisyah dan Zahra
17 Bab 17. Pesta Pernikahan
18 Bab 18. Malam Pengantin
19 Bab 19. Surat Perjanjian
20 Bab 20. Kecurigaan Aisyah
21 Bab 21. Masakan Andromeda
22 Bab 22.
23 Bab 23. Hasil Penyelidikan
24 Bab 24. Kedatangan Mertua
25 Bab 25.
26 Bab 26. Gara-Gara Ngidam
27 Bab 27. Interogasi
28 Bab 28. Bersama Mama Mertua
29 Bab 29. Kebenaran
30 Bab 30. Perasaan Aisyah
31 Bab 31. Mendatangi Rumah Armand
32 Bab 32. Aisyah Sakit
33 Bab 33. Pengakuan Angela
34 Bab 34. Pergi Berbelanja Bersama
35 Bab 35. Cemburu?
36 Bab 36. Teman Berubah
37 Bab 37. Saling Marahan
38 Bab 38. Syukuran
39 Bab 39. Gosip
40 Bab 40. Hati Yang Terluka
41 Bab 41. Penyesalan Andromeda
42 Bab 42. Ciuman Di Depan Mantan
43 Bab 43. Menyerah
44 Bab 44. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
45 Bab 45. Aisyah Melahirkan (1)
46 Bab 46. Aku Mencintaimu
47 Bab 47. Aku Mencintaimu (2)
48 Bab 48. Aku Mencintaimu (3)
49 Bab 49. Aisyah Melahirkan (2)
50 Bab 50. Aisyah Melahirkan (3)
51 Bab 51. Malika
52 Bab 52. Aisyah Sadar Dari Koma
53 Bab 53. Sidang Keluarga (1)
54 Bab 54. Sidang Keluarga (2)
55 Bab 55. Kehidupan Baru
56 Bab 56. Pergi Ke Bali
57 Bab 57. Menikmati Liburan
58 Bab 58. Aisyah Lebih Menggoda
59 Bab 59. Poligami
60 Bab 60. Kebaikan Hati Aisyah
61 Bab 61. Aisyah Sakit
62 Bab 62. Aisyah Hamil Lagi
63 Bab 63. Menemani Zahra
64 Bab 64. Kepergian Zahra
65 Bab 65. Calon Ahli Waris
66 Bab 66. Extra part & Pemenang Giveaway
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Villa
2
Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda
3
Bab 3. Kejujur Aisyah
4
Bab 4. Aisyah Hamil
5
Bab 5. Menikah
6
Bab 6. Kamar Teripsah
7
Bab 7. Sarapan
8
Bab 8. Mendatangi Rumah Mertua
9
Bab 9. Tidur Bersama
10
Bab 10. Dingin
11
Bab 11. Rencana Mertua
12
Bab 12. Air Mata Aisyah
13
Bab 13. Perasaan dan Kegundahan Aisyah
14
Bab 14. Nasehat Zahra
15
Bab 15. Bertemu Keluarga Cantika
16
Bab 16. Aisyah dan Zahra
17
Bab 17. Pesta Pernikahan
18
Bab 18. Malam Pengantin
19
Bab 19. Surat Perjanjian
20
Bab 20. Kecurigaan Aisyah
21
Bab 21. Masakan Andromeda
22
Bab 22.
23
Bab 23. Hasil Penyelidikan
24
Bab 24. Kedatangan Mertua
25
Bab 25.
26
Bab 26. Gara-Gara Ngidam
27
Bab 27. Interogasi
28
Bab 28. Bersama Mama Mertua
29
Bab 29. Kebenaran
30
Bab 30. Perasaan Aisyah
31
Bab 31. Mendatangi Rumah Armand
32
Bab 32. Aisyah Sakit
33
Bab 33. Pengakuan Angela
34
Bab 34. Pergi Berbelanja Bersama
35
Bab 35. Cemburu?
36
Bab 36. Teman Berubah
37
Bab 37. Saling Marahan
38
Bab 38. Syukuran
39
Bab 39. Gosip
40
Bab 40. Hati Yang Terluka
41
Bab 41. Penyesalan Andromeda
42
Bab 42. Ciuman Di Depan Mantan
43
Bab 43. Menyerah
44
Bab 44. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
45
Bab 45. Aisyah Melahirkan (1)
46
Bab 46. Aku Mencintaimu
47
Bab 47. Aku Mencintaimu (2)
48
Bab 48. Aku Mencintaimu (3)
49
Bab 49. Aisyah Melahirkan (2)
50
Bab 50. Aisyah Melahirkan (3)
51
Bab 51. Malika
52
Bab 52. Aisyah Sadar Dari Koma
53
Bab 53. Sidang Keluarga (1)
54
Bab 54. Sidang Keluarga (2)
55
Bab 55. Kehidupan Baru
56
Bab 56. Pergi Ke Bali
57
Bab 57. Menikmati Liburan
58
Bab 58. Aisyah Lebih Menggoda
59
Bab 59. Poligami
60
Bab 60. Kebaikan Hati Aisyah
61
Bab 61. Aisyah Sakit
62
Bab 62. Aisyah Hamil Lagi
63
Bab 63. Menemani Zahra
64
Bab 64. Kepergian Zahra
65
Bab 65. Calon Ahli Waris
66
Bab 66. Extra part & Pemenang Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!