Bab 4. Aisyah Hamil

Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan di skip biar terbaca oleh sistem. Lalu, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada aku dengan kasih like, komentar, bunga, kopi, vote, dan ⭐⭐⭐⭐⭐. Semoga hari ini kalian bahagia dan sehat selalu.

***

Bab 4

Aisyah merasakan tubuhnya demam dan lemas. Apalagi di luar sedang turun hujan membuatnya semakin merapatkan selimut yang dia pakai. Sejak semalam wanita itu merasa tidak enak badan. Banyaknya tugas kuliah dan mengajar para santri membuat kelelahan karena kurang istirahat.

"Aisyah, kuliah nggak hari ini?" tanya ummi di balik pintu.

Aisyah bisa mendengar suara ibunya, tetapi dia tidak bisa membalas panggilannya. Apalagi harus berjalan ke arah pintu, tubuhnya terasa sangat lemas.

Pintu kembali di ketuk beberapa kali oleh Ummi Mirna. Kali ini Aisyah berusaha untuk bangun meski dengan sekuat tenaga. Wanita itu berjalan sambil merayap memegangi dinding tembok.

"Hari ini tidak ke kampus?" tanya ummi begitu melihat Aisyah membukakan pintu.

"Sepertinya aku tidak akan ke kampus, Mi. Sepertinya Aisyah tidak enak badan," jawab adiknya Zahra.

Ummi Mirna menyentuh pipi dan kening putrinya, memang terasa panas dan wajahnya juga agak pucat. Lalu, wanita tua paruh baya itu pun menuntun Aisyah kembali ke tempat tidurnya.

"Ummi buatkan bubur dulu, nanti kamu minum obat, ya," ucap Ummi Mirna sambil membelai lembut kepala putrinya.

***

Aisyah merasakan ada tangan yang menyentuh pipi dan keningnya. Perlahan dia membuka mata dan terlihat ada kakak perempuannya yang terlihat menatap dirinya dengan cemas. 

"Kak Zahra," panggil Aisyah lirih.

"Kamu sakit apa? Sudah minum obat?" tanya Zahra dengan lembut dan Aisyah menggelengkan kepala.

Tadi wanita itu tidak jadi meminum obat, karena air di dalam gelas tumpah. Niatnya mau ambil air minum ke dapur, tatapi badannya terasa sangat lemas dan ingin tidur. Jadinya, dia memilih berbaring terlebih dahulu. Siapa tahu dengan begitu tubuhnya akan lebih bertenaga setelah bangun.

"Minum dulu obatnya, ya! Biar kamu cepat sembuh," titah Zahra sambil membangunkan tubuh adiknya.

Ketika Aisyah baru meminum air, dia merasakan mual. Langsung saja dia berlari ke kamar mandi dan muntah-muntah. 

Zahra mengikuti adiknya, lalu memijat tengkuk dan mengurut punggungnya.

"Penyakit maag kamu kambuh?" tanya Zahra sambil terus memijat tengkuk Aisyah dengan lembut sampai tidak ada lagi yang keluar.

"Mungkin, Kak," jawab Aisyah setelah membersihkan mulutnya.

Zahra yang menyentuh denyut nadi Aisyah dan melihat fisik sang adik, terbesit dalam pikirannya akan sesuatu yang mustahil bagi dirinya. Namun, saat dia membaringkan tubuh adiknya dan memeriksa kondisinya, mantan dokter anak itu merasakan adanya tanda-tanda wanita hamil pada Aisyah.

'Mana mungkin Aisyah dan Ustadz Syakir melakukan hal yang dilarang oleh agama.' (Zahra)

Aisyah memerhatikan kakaknya yang beberapa kali memegang dengut nadi dan perutnya. Bahkan sampai menggunakan stetoskop untuk memeriksa perutnya.

'Astaghfirullahal'adzim. Ya Allah, aku mohon jangan sampai aku hamil.' (Aisyah)

Bola mata perempuan itu membulat saat dia tersadar kalau sudah terlambat datang bulan. Tiba-tiba saja ketakutan dan kecemas menguasai dirinya. 

"Aisyah, apa kamu—" ucapan Zahra terputus karena Aisyah kembali merasakan mual, lalu berlari ke arah kamar mandi dan kembali muntah-muntah dan tidak ada makanan yang dikeluarkan oleh perutnya.

"Kakak harap apa yang terlintas dalam pikiran aku dan kamu itu adalah suatu kebenaran," lanjut Zahra menatap curiga dan penuh selidik kepada adiknya.

Aisyah hanya menggelengkan kepala dan tidak ada sepatah kata pun yang dia ucapkan. Hanya air mata yang mengatakan semua hal yang sedang dirasakan olehnya saat ini.

"Katakan Aisyah!" teriak Zahra dengan tatapan mata yang menyala-nyala.

Aisyah menangis histeris sampai pingsan, untung Zahra masih bisa menahan tubuh adiknya. Dia pun membawa sang adik ke atas ranjangnya.

***

Kini Aisyah sedang duduk di ruang keluarga bersama semua keluarganya. Kedua orang tua, kakak dan kakak ipar, serta tantenya.

"Katakan siapa laki-laki yang sudah menanamkan benihnya kepada kamu?" tanya Abah Ahmad dengan suara yang menggelegar dan penuh amarah.

Laki-laki paruh baya itu sangat murka saat dokter mengatakan Aisyah sedang hamil saat ini. Padahal putri keduanya itu belum menikah.

"Katakan Aisyah, siapa laki-laki itu?" pinta Zahra sambil mengusap punggung ibunya yang tadi sempat pingsan.

Aisyah melihat ke arah ayah dan ibunya bergantian. Dia menatap sendu dan penuh luka.

"Pak Andromeda," jawab Aisyah dan membuat Zahra serta Fatir membelalakkan kedua matanya.

"Andromeda?" 

Zahra dan Fatih sangat terkejut saat mendengar pengakuan Aisyah. Keduanya saling beradu tatap terlihat jelas pancaran tidak menyangka dalam netra mereka.

Aisyah hanya diam menunduk dan menahan Isak tangisnya. Dia merasa sangat berdosa, apalagi saat melihat raut wajah dan pancaran mata Abah yang terluka sekaligus marah.

"Pertemukan abah dengan lelaki itu!" pinta Abah Ahmad.

Mendengar ucapan ayahnya, Aisyah langsung mendongakkan kepala. Ummi yang duduk di samping pun ikut mengangguk.

"Baik, Abah. Aku akan menghubungi Pak Andromeda dan meminta izin untuk menemui dirinya," balas Aisyah dengan suaranya yang mencicit.

***

Rumah mewah yang luas itu selalu terlihat sepi karena tuan rumah jarang ada di rumah. Penghuninya paling seorang pelayan wanita dan suaminya yang sering menjaga pos jaga di depan. Mobil sport berwarna silver masuk ke pekarangan rumah itu.

"Mang Jalil, apa papa dan mama sudah pulang?" tanya Andromeda kepada laki-laki paruh baya yang sudah bekerja di rumahnya selama 2 dekade.

"Belum, Den," jawab Mang Jalil.

Baru saja Andromeda keluar dari mobilnya. Terdengar suara bunyi klakson mobil. Pemuda itu melihat ada sebuah mobil yang tidak asing bagi dirinya.

"Fatih, ada apa datang ke sini?" gumam Andromeda sambil berdiri menunggu tamunya.

Terlihat wajah Fatih yang dingin dan menatapnya dengan penuh amarah. Wajah datar dan tatapan teduh yang sering menghiasi wajah pewaris keluarga Hakim itu, hilang tanpa bekas.

"Fatih, tumben datang ke sini, ada apa?" tanya Andromeda dengan datar.

Tanpa Andromeda duga, ternyata Fatih menarik kerah bajunya sampai dia terdorong. Laki-laki ini sangat terkejut mendapat perlakuan dari orang yang biasanya tenang, adem, ayem, dan sopan di mana pun dirinya berada.

"Apa yang sudah kamu lakukan kepada Aisyah, adik ipar aku?" bentak Fatih dan itu membuat bola mata Andromeda melebar.

"Apa maksud kamu? Aku sungguh tidak mengerti. Kenapa kamu tiba-tiba saja berbuat sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh seorang tamu kepada tuan rumah," balas Andromeda tidak terima dirinya di perlakukan seperti itu oleh Fatih.

"Dasar laki-laki brengsek! Jadi, kamu lupa apa yang sudah kamu lakukan kepada Aisyah saat di villa?" Fatih mendesis dan mata yang melotot.

'Jangan katakan kalau kejadian malam itu sudah diketahui oleh keluarga Aisyah.' (Andromeda)

***

Apa yang akan dilakukan oleh keluarga Aisyah terhadap Andromeda? Tunggu kelanjutannya, ya!

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

sampe sini aku baca bab ini aku faham kalo emang andromeda itu orangnya nyebelin,,pantes aja di cerita anaknya juga dia bgtu,,bikin kesel terus 😅

2025-02-28

1

Yeni Fitriani

Yeni Fitriani

novelnya bagus....tp jd kurang bagus karna terlalu banyan prolog penulisannya yg seharusnya gak ush ditulis.sm bahasa penulisan yg terlalu kaku.

2025-04-19

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

kenapa si Andromeda seperti laki" pengecut yah dia jadinya di sini

2025-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Villa
2 Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda
3 Bab 3. Kejujur Aisyah
4 Bab 4. Aisyah Hamil
5 Bab 5. Menikah
6 Bab 6. Kamar Teripsah
7 Bab 7. Sarapan
8 Bab 8. Mendatangi Rumah Mertua
9 Bab 9. Tidur Bersama
10 Bab 10. Dingin
11 Bab 11. Rencana Mertua
12 Bab 12. Air Mata Aisyah
13 Bab 13. Perasaan dan Kegundahan Aisyah
14 Bab 14. Nasehat Zahra
15 Bab 15. Bertemu Keluarga Cantika
16 Bab 16. Aisyah dan Zahra
17 Bab 17. Pesta Pernikahan
18 Bab 18. Malam Pengantin
19 Bab 19. Surat Perjanjian
20 Bab 20. Kecurigaan Aisyah
21 Bab 21. Masakan Andromeda
22 Bab 22.
23 Bab 23. Hasil Penyelidikan
24 Bab 24. Kedatangan Mertua
25 Bab 25.
26 Bab 26. Gara-Gara Ngidam
27 Bab 27. Interogasi
28 Bab 28. Bersama Mama Mertua
29 Bab 29. Kebenaran
30 Bab 30. Perasaan Aisyah
31 Bab 31. Mendatangi Rumah Armand
32 Bab 32. Aisyah Sakit
33 Bab 33. Pengakuan Angela
34 Bab 34. Pergi Berbelanja Bersama
35 Bab 35. Cemburu?
36 Bab 36. Teman Berubah
37 Bab 37. Saling Marahan
38 Bab 38. Syukuran
39 Bab 39. Gosip
40 Bab 40. Hati Yang Terluka
41 Bab 41. Penyesalan Andromeda
42 Bab 42. Ciuman Di Depan Mantan
43 Bab 43. Menyerah
44 Bab 44. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
45 Bab 45. Aisyah Melahirkan (1)
46 Bab 46. Aku Mencintaimu
47 Bab 47. Aku Mencintaimu (2)
48 Bab 48. Aku Mencintaimu (3)
49 Bab 49. Aisyah Melahirkan (2)
50 Bab 50. Aisyah Melahirkan (3)
51 Bab 51. Malika
52 Bab 52. Aisyah Sadar Dari Koma
53 Bab 53. Sidang Keluarga (1)
54 Bab 54. Sidang Keluarga (2)
55 Bab 55. Kehidupan Baru
56 Bab 56. Pergi Ke Bali
57 Bab 57. Menikmati Liburan
58 Bab 58. Aisyah Lebih Menggoda
59 Bab 59. Poligami
60 Bab 60. Kebaikan Hati Aisyah
61 Bab 61. Aisyah Sakit
62 Bab 62. Aisyah Hamil Lagi
63 Bab 63. Menemani Zahra
64 Bab 64. Kepergian Zahra
65 Bab 65. Calon Ahli Waris
66 Bab 66. Extra part & Pemenang Giveaway
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1. Villa
2
Bab 2. Identitas Aisyah dan Andromeda
3
Bab 3. Kejujur Aisyah
4
Bab 4. Aisyah Hamil
5
Bab 5. Menikah
6
Bab 6. Kamar Teripsah
7
Bab 7. Sarapan
8
Bab 8. Mendatangi Rumah Mertua
9
Bab 9. Tidur Bersama
10
Bab 10. Dingin
11
Bab 11. Rencana Mertua
12
Bab 12. Air Mata Aisyah
13
Bab 13. Perasaan dan Kegundahan Aisyah
14
Bab 14. Nasehat Zahra
15
Bab 15. Bertemu Keluarga Cantika
16
Bab 16. Aisyah dan Zahra
17
Bab 17. Pesta Pernikahan
18
Bab 18. Malam Pengantin
19
Bab 19. Surat Perjanjian
20
Bab 20. Kecurigaan Aisyah
21
Bab 21. Masakan Andromeda
22
Bab 22.
23
Bab 23. Hasil Penyelidikan
24
Bab 24. Kedatangan Mertua
25
Bab 25.
26
Bab 26. Gara-Gara Ngidam
27
Bab 27. Interogasi
28
Bab 28. Bersama Mama Mertua
29
Bab 29. Kebenaran
30
Bab 30. Perasaan Aisyah
31
Bab 31. Mendatangi Rumah Armand
32
Bab 32. Aisyah Sakit
33
Bab 33. Pengakuan Angela
34
Bab 34. Pergi Berbelanja Bersama
35
Bab 35. Cemburu?
36
Bab 36. Teman Berubah
37
Bab 37. Saling Marahan
38
Bab 38. Syukuran
39
Bab 39. Gosip
40
Bab 40. Hati Yang Terluka
41
Bab 41. Penyesalan Andromeda
42
Bab 42. Ciuman Di Depan Mantan
43
Bab 43. Menyerah
44
Bab 44. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
45
Bab 45. Aisyah Melahirkan (1)
46
Bab 46. Aku Mencintaimu
47
Bab 47. Aku Mencintaimu (2)
48
Bab 48. Aku Mencintaimu (3)
49
Bab 49. Aisyah Melahirkan (2)
50
Bab 50. Aisyah Melahirkan (3)
51
Bab 51. Malika
52
Bab 52. Aisyah Sadar Dari Koma
53
Bab 53. Sidang Keluarga (1)
54
Bab 54. Sidang Keluarga (2)
55
Bab 55. Kehidupan Baru
56
Bab 56. Pergi Ke Bali
57
Bab 57. Menikmati Liburan
58
Bab 58. Aisyah Lebih Menggoda
59
Bab 59. Poligami
60
Bab 60. Kebaikan Hati Aisyah
61
Bab 61. Aisyah Sakit
62
Bab 62. Aisyah Hamil Lagi
63
Bab 63. Menemani Zahra
64
Bab 64. Kepergian Zahra
65
Bab 65. Calon Ahli Waris
66
Bab 66. Extra part & Pemenang Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!