Teman-teman baca sampai selesai, ya. Jangan di skip biar terbaca oleh sistem. Lalu, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan kepada aku dengan kasih like, komentar, bunga, kopi, vote, dan ⭐⭐⭐⭐⭐. Semoga hari ini kalian bahagia dan sehat selalu.
***
Bab 8
Siang hari Aisyah mendatangi kediaman mertuanya. Rumah megah dan luas itu kini tempat wanita muslimah itu berada.
"Loh, Aisyah! Kamu ke sini dengan siapa? Mana Andro?" tanya Mama Venus sambil melihat ke arah belakang sang menantu.
"Aku datang sendiri ke sini, Ma," jawab Aisyah dengan senyum kaku. Jujur saja dia masih belum terbiasa dengan ibu mertuanya. Mereka baru bertemu saat malam kemarin, di mana dia dan Andromeda menikah.
Kedua wanita beda generasi itu duduk di ruang keluarga yang lumayan luas. Sofa yang berukuran besar dan membentuk huruf leter U, membuat mereka merasa nyaman duduk berdampingan.
"Kamu, sendiri? Lalu, mana kendaraan kamu?" tanya Mama Venus karena tadi dia tidak melihat adanya mobil terparkir di halaman.
"Aku ke sini naik ojek, Ma. Karena motor milik aku masih di rumah Abah," jawab Aisyah jujur.
Betapa terkejutnya Mama Venus mengetahui sang menantu datang dengan kendaraan umum. Padahal mobil milik Andromeda lebih dari satu.
"Kalau begitu kamu boleh ambil satu atau dua mobil di garasi nanti. Pilih yang kamu mau," ucap Mama Venus.
"Tidak perlu, Ma. Aku—"
"Apa kamu mau mobil yang baru?" potong sang ibu mertua.
Betapa terkejutnya Aisyah mendengar ucapan wanita yang sudah mengandung dan melahirkan suaminya. Perempuan itu belum mengenal betul tabiat dan kebiasaan keluarga suaminya.
"Tidak, Ma. Maksud aku, motor milik aku akan diantarkan ke rumah oleh Abah," kata Aisyah berbohong. Dia tidak mau merepotkan keluarga suaminya. Dia juga tidak mau merepotkan kedua orang tuanya. Mungkin dia akan mengambil sendiri motor miliknya.
"Tidak, naik motor itu terlalu beresiko. Mama akan membelikan kamu mobil, jika kamu tidak mau ambil yang ada di garasi," ucap wanita paruh baya itu dengan tegas.
Tentu saja ini membuat Aisyah menciut tidak bisa membantah lagi ucapan mertuanya. Jika, terus-terusan menolak maka ibu mertuanya akan menganggap rewel dan menantu tidak tahu diri. Jadinya, lebih baik diam dan pasrah saja.
"Mama sudah menyiapkan tempat untuk resepsi pernikahan kalian, WO sudah mengatur semuanya. Tinggal kamu dan Andro memilih baju pengantin," ujar Mama Venus.
Aisyah sangat terkejut mendengar perkataan ibu mertuanya. Jujur saja dia tidak pernah akan membayangkan adanya pesta pernikahan, karena mereka menikah secara terpaksa.
"Ma," panggil Aisyah lirih.
"Kamu tidak perlu memikirkan apa pun lagi, semua sudah mama dan papa urus," balas Mama Venus sambil mengusap punggung tangan Aisyah.
Saat malam pernikahan mereka, Papa Sakti dan Abah Ahmad langsung mengurus segala keperluan untuk mendaftarkan pernikahan Aisyah dan Andromeda ke Kantor Urusan Agama. Pesta pernikahan akan dilangsungkan satu minggu setelah pernikahan mereka.
***
Aisyah membantu ART di rumah mertuanya untuk menyiapkan makan malam. Tadi dia dilarang pulang oleh kedua mertuanya dan menyuruhnya untuk makan malam bersama di sana.
Setelah selesai menyiapkan makan malam, kumandang adzan magrib terdengar dan di waktu yang bersamaan Andromeda datang ke sana.
Tanpa Aisyah tahu, apalagi saat ini dia sedang berada di kamar milik laki-laki itu. Wanita itu hendak mandi terlebih dahulu sebelum mengerjakan sholat. Tubuhnya berkeringat setelah berkutat di dapur tadi.
Andromeda yang tidak tahu adanya Aisyah di dalam kamar mandi, dia masuk ke sana karena ingin membersihkan tubuhnya juga.
Begitu dia membuka tirai dan hendak berendam di bathtub, dia melihat ada istrinya di sana sedang hendak berdiri, karena ingin mengakhiri acara berendamnya.
"Kyaaaak!" teriak kedua anak manusia berbeda jenis kelamin itu.
Aisyah melihat tubuh Andromeda yang bisa dikatakan macho. Tubuh suaminya memiliki kotak-kotak di perutnya, otot di lengan dan paha, yang dulu sempat dia sentuh di malam kelam itu. Muka Aisyah langsung memerah karena sangat malu.
Begitu juga dengan sebaliknya, laki-laki itu bisa melihat tubuh polos istrinya. Perutnya yang masih terlihat rata dengan buah dada yang sudah agak lebih besar dibandingkan dengan saat dia melihat dan menyentuhnya di malam itu.
Kebodohan terjadi kepada kedua orang itu. Pada dasarnya orang akan refleks menutup bagian tubuh mereka jika dilihat oleh orang lain. Namun, kedua orang itu malah sibuk memperhatikan tubuh orang yang ada di depannya.
"Tutup matamu!" teriak Aisyah sambil berjinjit hendak meletakan telapak tangannya untuk menutupi mata Andromeda.
"Apa yang kamu mau lakukan!" balas Andromeda dengan tidak kalah nyaring suaranya.
Tentu saja laki-laki itu tidak mau di sentuh oleh wanita yang dinikahinya kemarin lusa. Jadinya, dia berusaha menghindar. Tentu saja hal ini membuat tubuh Aisyah kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh ke depan.
Tanpa sadar tangan Andromeda menahan tubuh istrinya agar tidak jatuh mencium lantai. Hanya saja tangan laki-laki itu mendarat di tempat yang sejak tadi menjadi objek penglihatannya.
Mata Aisyah terbelalak saat buah dadanya di sentuh oleh sang suami. Begitu juga dengan Andromeda yang sama-sama terkejut.
Selanjutnya hanya keheningan yang terjadi di antara mereka. Sampai Andromeda membalikkan badan dan menggunakan handuknya untuk menutupi sebagian tubuhnya. Aisyah pun buru-buru membasuh badannya dan mengambil air wudhu.
***
Setelah selesai mengerjakan sholat magrib, mereka pun makan malam bersama. Tanpa Andromeda tahu kalau menu makan malam ini yang membuat adalah Aisyah. Sampai Mama Venus dan Papa Sakti memuji rasa masakan Aisyah. Walau sebenarnya rasa masakan itu biasa saja.
"Apa lidah Papa dan Mama sedang bermasalah?" tanya Andromeda.
"Tidak!" balas kedua orang itu sambil menatap tajam ke arah putra sulung.
"Aku suka dengan rasa sambel dan tempe mendoan ini," lanjut Galaxy, adiknya Andromeda.
Aisyah tahu kalau dirinya belum pandai memasak. Dia juga baru belajar memasak baru-baru ini, karena Zahra belajar memasak kepada Mentari. Jadi, dia ikutan sambil menemani kakaknya itu.
Papa Sakti dan Mama Venus menatap ke arah dua orang yang sejak tadi menundukkan kepala. Meski mereka duduk berdampingan, tetapi tidak terucap sepatah kata pun dari keduanya semenjak percakapan tadi.
"Andro ... Aisyah, malam ini kalian menginap di sini, ya!" pinta Papa Sakti.
"Iya, kita harus membicarakan sesuatu yang penting," lanjut Mama Venus.
Aisyah dan Andromeda saling melirik sesaat sebelum kembali melihat ke arah Papa Sakti dan Mama Venus.
***
Apa yang akan terjadi pada Aisyah dan Andromeda saat mereka tidur di kamar yang sama? Tunggu kelanjutannya, ya!
Sambil menunggu up bab berikutnya. Yuk, baca juga karya teman aku ini. Ceritanya bagus dan seru, loh! Cus meluncur ke novelnya dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
semoga Aisyah walo masih usia muda bisa sabar dengan pernikahan yang tiba" ini yah
2025-02-02
1
Yunerty Blessa
𝗖𝗮𝗺 𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗔𝗻𝗱𝗿𝗼..🤣🤣
2023-11-01
1
Umi Ian Hibban Oci
🤣🤣🤣
2023-10-13
1