Episode 18

Zayan dan Ziyan sudah sampai di Indonesia, Rendy menunggu mereka berdua di pintu kedatangan internasional, Mereka bertiga langsung pergi meninggalkan Bandara menuju apartemen Rendy.

"Dimana dia sekarang Ren, Aman kan?" Tanya Zayan membuka pembicaraan, Dia yang mereka maksut adalah Sevanya.

"Aman Bang, Abang tenang aja Rendy udah nyuruh orang buat ngawasin dia" Jawab Rendy tanpa mengalihkan pandangan nya, Matanya fokus melihat ke arah jalan.

"Yang Abang minta udah kamu siapan Ren?"

"Sudah Bang semua sudah Rendy siapin" Jelas Rendy, Zayan tersenyum menyadari adik satu panti dengan nya ini sudah besar dan sudah bisa di andalkan.

Hanya Rendy dan Zayan yang sedari tadi terlibat percakapan sedangkan Ziyan tidak ada suaranya karena ia sudah tidur, Mungkin Ziyan kelelahan menempuh perjalanan berjam-jam dalam pesawat dan menyelesaikan pekerjaan sebelum mereka kembali ke Indonesia.

Satu jam kemudian mereka bertiga sampai di apartemen Rendy, Rendy membantu membawakan koper Zayan, Sampai di dalam apartemen mereka memutuskan untuk istirahat sejenak agar lelah tidak mengalahkan mereka.

Di apartemen nya Sevanya sedang menikmati kebahagiaannya karena rencana memiliki Langit agar segera berhasil apalagi dengan keadaan Nara yang belum juga sadar sampai saat ini, Sevanya bahkan berhatap semoga Nara tidak akan pernah bangun selamanya.

"Langit sebentar lagi kau akan kembali menjadi milikku" Ucap Sevanya pada foto Langit yang ia pegang.

Sevanya tidak pernah tau jika rencanya tidak ada yang berhasil, Sevanya terlalu bodoh menganggap Langit tidak akan pernah tau jika ia adalah dalang dari kecelakaan yang menimpa Nara, Sevanya fikir setelah pengemudi mobil itu mati tidak akan ada yang tau jika ia adalah dalang nya, Namun ternyata ia salah Langit lebih cerdas dari dugaan nya.

Suara ketukan pintu di luar membuat Sevanya bangkit dari duduk nya meletakan foto langit di laci kemudian membukakan pintu "Hai Baby" Sapa Sevanya memeluk kekasihnya.

"Hai Baby" Laki-laki itu langsung memeluk Sevanya dan membawanya ke kamar, Lagi-lagi ntah apa yang mereka lakukan di dalam kamar, Itu adalah salah satu sisi gelap Sevanya.

Ini bukan kali pertama Sevanya melakukan hal itu bersama laki-laki, Dulu saat masih bersama Langit pun Sevanya sudah melakukan nya bahkan berkali-kali dan berganti-ganti pasangan, Rokok dan Minuman alkohol sudah menjadi makanan dan minuman Sevanya sehari-hari.

Pernah sekali Sevanya ingin menjebak Langit agar tidur dengannya berharap ia akan hamil dan Langit akan menikahinya walau tanpa restu orangtua Langit, Namun rencana nya gagal Rendy datang tepat sebelum Langit di bawa Sevanya pergi.

Di Rumah Sakit Nyonya Anggie sedang mengelap tubuh Nara dengan air hangat, Nyonya Anggie mengelap dengan perlahan seolah takut membangunkan Nara, Selesai mengelap tubuh Nara Nyonya Anggie duduk di kursi samping ranjang Nara.

"Sayang kapan mau bangun, Mama rindu nak" Nyonya Anggie mengelus kepala Nara.

"Mama kangen suara kamu nak" Satu tetes mata berhasil lolos dari mata Nyonya Anggie.

"Anak kamu hari ini sudah di bawa pulang oelh Langit dan Papa mu, Dia sehat dan kuat, Dia tampan seperti Langit tapi matanya seperti matamu, Mama kalau liat anak kamu suka nangis Mama selalu ingat kamu, Anak kalian di bawa pulang ke rumah kalian Mami Langit yang menemani disana, Sayang Mama mohon bangun ya kasian anak kamu dia butuh kasih sayang Bunda nya" Ucap Nyonya Anggie panjang lebar mengutarakan isi hatinya, Air mata pun tak bisa ia bendung lagi.

Langit membuka pintu ruangan Nara, Ia masuk bersama Tuan Damara, Mereka datang bersama setelah kembali dari mengantarkan baby boy ke rumah, Nyonya Anggie buru-buru menghapus air matanya, Ia sudah berjanji kepada suaminya tidak akan menangis lagi di depan Nara.

"Cucu Mama ga rewel kan Langit?" Tanya Nyonya Anggie mendekati suaminya yang duduk di sofa.

"Engga Ma, Cucu Mama ga rewel dia pinter Ma" Jawab Langit ikut duduk di sofa bersama mertuanya.

"Syukurlah kalau cucu Mama ga rewel, nanti pulang dari sini Mama mau mampir ke rumah Mama mau liat cucu Mama"

"Iya Ma, Mama mampir aja ada Mami di sana"

"Ayo Ma kita pulang, Mama juga butuh istirahat" Ajak Tuan Damara, Beberapa hari ini kesehatan Nyonya Anggie sempat menurun karena memikirkan keadaan Nara.

"Langit Papa sama Mama pulang dulu ya, Kamu juga jangan lupa istirahat" Pamit Tuan Damara, Langit mencium tangan mertuanya sebum mertuanya pergi.

Setelah kepergian mertuanya Langit menghampiri Nara ia mencium seluruh wajah Nara, Setiap ciuman nya banyak untaian doa dalam hatinya, Harapan nya masih sama agar istrinya cepat sadar.

Ponsel Langit bergetar satu pesan masuk ke ponselnya, Langit mengambil ponselnya dan membuka satu pesan itu, Langit tersenyum culas membaca pesan dari Sevanya "Langit aku merindukan mu"

"Aku juga merindukan mu" Balas Langit mulai menjalankan rencana nya.

"Benarkah Langit kau merindukan ku, Apa kau sudah memaafkan ku Langit?"

"Ya aku sudah memaafkan mu, Aku tidak bisa melupakan kenanganku bersama mu" Langit akan membuat Sevanya merasa rencana nya berhasil agar rencana dia juga berhasil.

"Oh Langit aku sangat senang akhirnya kau memaafkan ku, Aku juga tidak bisa melupakan kenangan kita Langit"

Langit sengaja mengabaikan pesan Sevanya, Sebenarnya ia merasa jijik dan malas berbalas pesan dengan Sevanya, Ponsel Langit kembali bergetar pesan masuk dari Sevanya.

"Langit kenapa tidak membalas pesan ku, Apa kau sibuk?

"Ya aku sedang sibuk mengurus istriku yang sedang sakit"

"Merepotkan sekali istrimu Langit, Apa kau tidak merasa bosan mengurus istrimu yang sedang sekarat itu" Tanpa sadar Sevanya mengetikan hal itu.

"Apa maksut mu?"

"Aku tau kau pasti bosan menanti istrimu sadar, Jika kau membutuhkan pelukan datanglah kepadaku karna istrimu tidak akan pernah bisa memelukmu lagi"

Langit menggenggam kuat ponselnya wajah nya sangat marah membaca pesan Sevanya, Kata-kata Sevanya seolah mengatakan jiak Nara tidak akan pernah sadar, Langit bersumpah akan meyumpal mulut Sevanya saat tiba waktunya nanti.

"Tentu" Balas Langit singkat.

Setelah itu ia meletakan ponselnya di nakas, Langit mengganti baju nya setelah itu ia tidur di ranjang yang sama dengan Nara, Selama Nara sudah di pindahkan di ruang perawatan VVIP Langit selalu tidur satu ranjang dengan Nara.

Di apartemen nya Sevanya tengah berguling kesana kemari, Ia merasa sangat bahagia Langit membals pesan nya dan akan menemui nya, Sevanya benar-benar berfikir rencana nya teah berhasil, Ia berhasil membuat Langit berpaling ke arah nya nya lagi tinggal satu langkah lagi rencananya akan sempurna.

Sevanya tidak pernah tau langkah terakhir dari rencananya tidak akan pernah terjadi, Pembalasan yang lebih kejam dari orang-orang yang menyayangi Nara sudah menantinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!