Episode 11

Hari-hari Langit kini penuh dengan kebahagiaan lebih dari sebelum nya, Tak terasa kehamilan Nara kini sudah menginjak usia lima bulan, Langit benar-benar menepati janjinya menjaga Nara dan calon anak mereka dengan sangat baik, Langit bahkan mempekerjakan dua Bodyguard untuk menjaga Nara selagi dia tidak bisa menjaga Nara.

Nara sempat menolak dengan ide Langit meberikan Bodyguard untuk menjaganya, Nara merasa tidak membutuhkannya, Namun setelah Langit memaksa dengan alasan demi kebaikan Nara dan calon anak mereka akhirnya Nara setuju.

Dua Bodyguard yang ternyata kembar itu bernama Zayan dan Ziyan, Dua laki-laki itu umurnya tak jauh berbeda dengan Langit mereka hanya berbeda dua tahun dari Langit, Nara sudah mengangap Zayan dan Ziyan sebagai kakak pasalnya mereka benar-benar menjaga Nara dengan sangat tulus dan hati-hati.

Zayan dan Ziyan dulunya adalah anak yang di besarkan di panti dimana keluarga Langit adalah donatur tetapnya, Saat Zayan dan Ziyan berusia lima belas tahun Tuan Kana menyekolahkan mereka di luar n

egri atas keinginan Langit.

Tuan Kana menyetujui permintaan Langit bukan semata-mata hanya menuruti kemauan Langit, Tapi Tuan Kana menyetujui keinginan Langit karena Tuan Kana melihat Zayan dan Ziyan memiliki kepintaran di antara anak-anak yang lain.

Hubungan Ziyan, Zayan dan Langit mulai dari saat itu semakin dekat hingga lima bulan yang lalui Langit menghubungi Ziyan meminta nya untuk pulang dan menjaga istrinya karena Langit hanya mempercayai mereka berdua, Zayan dan Ziyan tidak berfikir dua kali untuk menerima tawaran Langit, Saat itu Juga mereka berdua pulang ke Indonesia.

"Ka Za ka Zi kita ke Mall yuk" Ajak Nara yang merasa bosan karena seharian di rumah.

"Tidak, Tuan Langit melarang Nona untuk keluar rumah" Jawab Ziyan santai namun tetap sopan.

"Ayo lah kak, Nara bosen di rumah Baby pengen jalan-jalan nih" Rayu Nara menggunakan calon anak nya sebagai alasan.

"Tidak Nona, Tuan akan marah jika Nona keluar rumah tanpa Tuan" Sekarang giliran Zayan yang berbicara yang sudah terbiasa dengan sikap pemaksa Nara.

Ntah mengapa semenjak hamil Nara menjadi pemaksa, Dari hal kecil sampai hal besar sekalipun, Jika kemauan Nara tidak di turuti Nara akan memaksa sampai akhirnya kemauan nya di turuti, Nara sendiri juga merasa heran dengan dirinya sendiri kenapa bisa berubah seeprti itu, Namun Nyonya Anggie dan Nyonya Lingga dengan sayang memberi tahu jika itu adalah bawaan baby yang ada dalam kandungan Nara.

"Kak ayolah sebentar saja" Nara terus merayu Zayan dan Ziyan dengan wajah menggemaskannya seperti anak kecil membuat mereka berdua tak tahan dengan hal itu dan langsung menghubungi Langit.

Di kantor Langit sedang memimpin rapat bulanan ya g di adakan setiap bulannya, Ponsel Langit berdering tertera nama Zayan di ponselnya, Langit menjeda rapat sebentar ia keluar untuk menerima telfon dari Zayan.

"Ya Zayan ada apa?" Tanya Langit setelah menempelkan ponsel di telinganya.

"Maaf Tuan, Nona memaksa ingin pergi ke Mall, Kami sudah melarang namun Nona tetap kekeh ingin pergi ke Mall " Lapor Zayan dari sebrang telfon.

Langit menarik nafas nya sebentar "Turuti saja kemauan Nona, Tapi ingat kalian harus menjaga istriku dengan sangat hati-hati dan kalian tidak boleh meninggalkan Nona sendirian walau Nona memaksa" Sebenarnya Langit ragu untuk mengizinkan Nara pergi tanpa dirinya namun Langit juga memahami kondisi Nara yang pasti bosan di dalam rumah terus.

"Baik Tuan kami akan melakukan perintah Tuan dengan sangat baik" Setelah mengatakan itu telfon terputus.

Langit kembali ke ruang rapat untu memimpin rapat, Selama meminpin rapat fikiran Langit tak tenang ia terus kefikiran dengan Nara, Rapat berlangsung lebih cepat dari biasanya, Langit kembali ke ruangannya ia menidurkan dirinya di sofa.

Langit mengambil ponselnya dan menghubungi istrinya, Namun tidak ada jawaban sama sekali, Langit mencoba menghubungi Zayan dan Ziyan namun juga sama tak ada jawaban dan hal itu membuat Langit semakin khawatir.

Langit memutuskan untuk menyusul Nara di Mall beruntung tadi Zayan memberi tahu Mall mana yang akan mereka kunjungi melalui pesan, Di jalan Langit masih terus berusaha menghubungi istrinya namun belum juga mendapatkan jawaban.

Di Mall Nara tengah asik bermain semua permainan yang ada di area permainan, Nara tidak hanya bertiga dengan Zayan dan Ziyan tapi juga dengan Bara dan Evan juga, Mereka tak sengaja bertemu di Mall dan Nara memaksa Bara dan Evan untuk ikut bersamanya, Mau tidak mau Bara dan Evan menuruti kemauan istri sahabatnya itu.

Awalnya Evan ke Mall untu menemani Bara untuk mencari kado untuk anak dari salah satu karyawannya yang sangat Bara percayai, Namun tidak mereka sangka mereka malah bertemu dengan Nara dan dua bodyguard nya, Bara dan Evan yang melihat Nara lebih dulu berniat ingin menghindar mereka tidak mau menahan malu karena ulah Nara tapi apa boleh buat saat mereka akan memutar arah Nara melihat mereka berdua terlebih dahulu, Nara awalnya hanya ingin menyapa namun saat melihat mereka berdua akan kabur akhirnya memaksa Bara dan Evan untuk ikut dengan nya.

"Ra udah ya Ra Gue malu" Mohon Bara yang sedang bermain komedi putar atas permintaan Nara dan di angguki oleh Evan, Zayan dan Ziyan yang menjadi korban kejailan Nara.

"Nanti Aku belum puas ngeliat kalian main komedi putar" Jawab Nara yang sedang duduk sambil makan ice cream menyaksikan mereka berempat bermain komedi putar bersama anak-anak lain.

Bara dan yang lain nya hanya bisa pasrah, Pasalnya jika mereka tidak menuruti kemauan Nara, Nara akan mengadukan pada Langit dengan wajah teraniaya nya dan Langit akan memarahi Bara dan yang lainnya, Bara Evan Zayan dan Ziyan sudah hafal betul dengan hal itu sebab ini bukan yang pertama kalinya.

Nara tertawa cekikikan melihat wajah Bara dan Evan yang menurutnya lucu saat menaiki komedi putar, Nara tersentak kaget saat ada yang menepuk pundak nya pelan, "Mas Langit, Mas disini" Kaget Nara saat mengetahui Langit lah yang menepuk pundaknya.

"Ponsel kamu kemana sayang? Kenapa ga angkat telfon Aku? Aku khawatir!" Tanya Langit masih dengan nafas yang memburu karena habis mengelilingi Mall untuk mencari Nara.

"Ponsel aku di tas Mas, Tas nya aku titipin di tempat penitipan, Maaf ya Mas udah bikin Mas khawatir" Jawab Nara penuh sesal.

Nara memang sengaja mengambil ponsel Bara Evan Zayan dan Ziyan lalu memasukannya ke dalam tas dan meletakan nya di penitipan barang, Karena Nara malas membawa tas dan agar Bara dan Evan tidak kabur dengan alasan ada panggilan dari kantor.

Langit memeluk Nara mencium kening nya sebentar, "Zayan sama Ziyan kemana?, Kenapa mereka meninggalkan mu sendirian?" Tanya Langit marah karena tidak melihat sosok yang ia percayai untuk menjaga istrinya.

"Itu" Tunjuk Nara ke arah komedi putar.

Bara Evan Zayan dan Ziyan melambaikan tangan kepada Langit dengan wajah memelas mereka, Langit yang tadinya akan marah kepada Zayan dan Ziyan seketika melupakan marahnya dan tertawa melihat ke empat orang yang menaiki komedi putar itu, Apalagi saat melihat wajah pasrah dua sahabatnya.

"Mereka berdua ko bisa ada disini juga sayang?" Tanya Langit membawa Nara duduk, Langit merangkul pundak Nara dan tangan satu nya mengelus perut Nara.

"Iya Mas tadi ga sengaja ketemu Bara sama Evan pas mereka mau kabur waktu ngeliat aku, Padahal kan aku cuma mau menyapa mereka aja tadinya, Jadi aku ajak mereka aja sekalian" Jawab Nara tanpa beban dan tanpa rasa bersalah.

Langit tersenyum mendengar jawaban istrinya, Semenjak hamil setiap harinya ada-ada saja kelakuan Nara yang bikin geleng-geleng. kepala, Nara melihat ke empat orang yang masih menaiki komedi putar, Setelah merasa puas Nara meminta mereka untuk turun karena Nara juga sudah merasa lapar.

"Kalian boleh turun sekarang" Ucap Nara dan langsung saja mereka berempat cepat-cepat turun sebelum Nara berubah fikiran.

"Kaya anak kecil Lu berempat naik begituan" Ucap Langit setelah mereka berempat keluar dari area komedi putar.

"Demi siapa kami kaya gini, Kalau ga karena Bini Lu lagi hamil ogah gue naik begituan" Cerocos Bara, Ia merasa sudah tidak ada harga dirinya lagi, Bayangkan saja laki-laki seumuran dia masih bermain komedi putar.

"Si Nara kenapa matanya jeli banget sih Lang, Gue ama Bara udah hampir berhasil kabur tapi malah kalah cepet sama mata Nara" Kini Evan yang bertanya dengan tampang yang tak kalah malu nya dari Bara.

Langit hanya mengedikan bahunya sebagai jawaban dari pertanyaan Evan, "Hitung-hitung kalian berempat belajar jadi Uncle yang baik buat anak Gue"

"Ponsel kalian kemana? Kenapa ga jawab telfon saya?" Tanya Langit pada Zayan dan Ziyan.

"Ponsel mereka ada di tas aku semua Mas, Tadi aku sengaja ambil biar mereka ga ada alasan kabur" Nara menjawab pertanyaan Langit.

"Udah ah aku laper ayo Mas kita makan" Nara menarik tangan Langit dan di ikuti Bara Evan Zayan dan Ziyan di belakang nya.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh Sevanya memperhatikan Nara dengan aura kebenciannya, Sevanya mengepalkan tangannya ia merasa marah dan benci kepada Nara karena bisa mendapatkan semua kebahagiaan itu, Sevanya bersumpah akan membuat Nara menderita, Sevanya pergi meninggalkan Mall dengan kebencian kepada Nara.

NOTE : Tidak semua hal harus kamu bilang tidak apa-apa, Terkadang kamu perlu marah untuk suatu hal yang membuat mu marah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!