Senandung Pilu
Deg deg kan dan nervous itu lah yang saat ini tengah Naraya Jasmine Damara rasakan, Pasalnya beberapa menit lagi statusnya akan berubah menjadi seorang istri dari Samudra Langit, Laki-laki yang tak sengaja ia temui di sebuah Danau di negara Swiss.
Bermula dari Naraya yang tak sengaja menabrak punggung Langit saat matanya asik melihat ponsel dan saat mata mereka saling menatap kedua insan Tuhan itu saling jatuh cinta, Tak di sangka dari pertemuan tak di sengaja itu membawa mereka dalam sebuah pernikahan.
Naraya terus menggenggam tangan nyonya Anggie ibu kandungnya, Saat suara Langit terdengar lantang mengucapkan Ijab Kabul, Dan saat kata sah terdengar di telinganya Naraya tak dapat membendung air matanya, Rasa bahagia menyelimuti hatinya.
"Selamat ya sayang" Ucap Nyonya Anggie memeluk putri kesayangannya.
"Terimakasih Mama" Naraya membalas pelukan nyonya Anggie.
Nyonya Anggie menciumi seluruh wajah putri kesayangannya, Rasa bahagia dan haru turut menyelimuti hati Nyonya Anggie pasalnya anak semata wayangnya telah menjadi seorang istri dari laki-laki yang amat di cintainya dan mencintainya.
Naraya turun ke bawah untuk menemui suaminya, Aura bahagia terpampang dari wajah mereka berdua, Mereka berdua bergantian meminta restu kepada orangtua mereka dan mereka semua melakukan pemotretan, Setelah itu mereka berdua di minta untuk istirahat sebelum acara resepsi di gedung nanti malam.
Sampai di dalam kamar Langit langsung memeluk sayang Nara, "Hari ini aku bahagia banget, Akhirnya sekarang kamu resmi menjadi istri aku" Ucap Langit dengan wajah bahagianya.
"Aku juga bahagia, Aku ga nyangka dari ketidak sengajaan aku yang nabrak punggung kamu akhirnya sekarang aku jadi istri kamu" Jawab Nara sembari memegang pipi Langit.
"Terimakasih karena kamu sudah mau jadi istri aku" Langit mencium kening Nara lembut.
"Aku juga berterimakasih karena kamu mau menerima aku yang banyak kekurangan ini jadi istri kamu" Jawab Nara dengan wajah sedikit sendu.
"Hutsss jangan ngomong seperti itu,Aku ga suka,Bukankah sudah aku katakan aku tidak masalah dengan penyakitmu, Aku mencintaimu beserta kekuranganmu Nara" Langit selalu tak suka saat Nara membicarakan penyakitnya yang menurutnya itu bukan lah hal yang besar.
"Awww awww sayang sakit" Teriak Langit kesakitan saat Nara mencubit lengannya.
"Kamu tu ya ngeselin tapi bikin aku sayang" Mereka tertawa bersama setelah itu mereka berdua beristirahat sebelum malam datang.
•
•
•
Malam telah datang Nara memakai gaun putih yang melekat anggun di tubuhnya, Langit tak henti-henti nya bersyukur bisa memiliki Nara seutuhnya, Tamu silih berganti menyalami pasangan pengantin baru dan hal itu membuat Nara kelelahan, Pasalnya tamu dari dua keluarga yang datang sangat banyak.
Putra tunggal dari pemilik Perusahaan Samudra Group dan Putri tunggal dari Perusahaan Damara Group melakukan pernikahan tentu saja tamu yang orangtua mereka undang sangat banyak, Bahkan sampai tengah malam pun para tamu masih memenuhi ruang resepsi.
Langit melihat wajah istrinya yang sudah kelelahan langsung membawanya duduk, Langit berjongkok untuk melepaskan heels yang Nara pakai dan meletakkan kaki Nara di lutut Langit, "Terimakasih" Ucap Nara lebut yang di jawab langit dengan senyuman.
"Apa ini sakit sayang?" Tanya Langit mengelus kaki Nara yang memerah karena terlalu lama memakai heels.
"Sedikit" Jawab Nara pelan, Rasanya ia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berbicara banyak.
Langit menurunkan kaki Nara kemudian menggendong Nara ala bridal style, "Langit apa yang kau lakukan?" Kaget Nara tiba-tiba Langit menggendong nya.
Tidak menjawab pertanyaan Nara, Langit langsung membawa Nara menemui orangtua mereka "Mami Papi Papah Mamah Langit mau bawa istri Langit ke kamar dulu, Istri Langit udah kelelahan" Izin Langit kepada kedua orangtua mereka.
Nara yang ada dalam gendongan langit hanya bisa menyembunyikan wajahnya malu nya di dada bidang Langit, Pasalnya saat ini orangtua mereka tidak hanya berempat melainkan bersama rekan bisanis mereka.
"Yasudah cepat bawa menantu Mami ke atas biarkan dia istirahat" Nyonya Lingga yang tak lain adalah Mami Langit menjawab sambil tersenyum.
"Perlu Mama temani nak?" Beo Nyonya Anggie yang langsung di larang Tuan Damara.
"Jangan Ma masa Mama mau nemenin pengantin baru sih, Yang ada nanti Mama ganggu" Gelak tawa terdengar riuh mendengar ucapan Tuan Damara, Naraya semakin malu dan semakin menyembunyikan wajahnya.
"Pergilah nak bawa istrimu istirahat, Biar tamu-tamu disini Papi dan Papa mu yang mengurus" Ucap Tuan Kana Papi Langit.
Setelah mendapatkan izin Langit langsung membawa Nara ke kamar, Di dalam lift Nara sengaja menggigit dada Langit,Bukannya menjerit langit malah tertawa kencang.
"Aku malu tau sama Mami Papi Papa Mama" Ucap Nara yang kini sudah menatap Langit.
"Kenapa malu sayang?, Mereka pasti ngerti kok" Jawab Langit enteng.
"Ishh kamu tu ya" Nara mencubit pipi Langit pelan.
Sampai di dalam kamar Langit meletakan Nara di ranjang, Langit menatap seluruh wajah Nara dengan intens dan hal itu membuat Nara deg deg kan, Langit menyusuri wajah Nara dari mata hidung dan bibir, Langit mengecup bibir Nara sekilas.
"I Love You"
"I Love You More"
Dan mereka melakukan apa yang seharusnya di lakukan pengantin baru, Setelah mereka selesai dengan kegiatan mereka dan sudah membersihkan diri masing-masing, Langit memeluk Nara membuat lengan nya untuk menjadi batal istrinya.
"Langit,,,Langit" Panggil Nara menggoyangkan pipi Langit namun Langit tak merespon panggilan nya.
"Langit" Panggil Nara lagi tapi kali ini dengan ciuman di pipi Langit.
"Aku mau di panggil Mas" Ucap Langit tiba-tiba.
"Hah Mas" Kaget Nara pasalnya Langit tak pernah membicarakan jika setelah menikah ingin di panggil Mas.
"Iya Mas, Mas Langit" Kali ini Langit berbicara sambil menghadap ke arah Nara.
"Beneran mau di panggil Mas" Tanya Nara sungguh-sungguh.
"Iya sayang beneran"
"Mas Langit" Nara mencoba memanggil Langit dengan Mas dan ekspresi Langit terlihat begitu bahagia dengan panggilan barunya.
"Iya sayang" Jawab Langit lembut.
"Aku mencintaimu Mas Langit"
"Aku juga mencintaimu Istriku, Semoga kita bisa membina rumahtangga yang bahagia dan semoga Tuhan cepat menitipkan malaikat kecil dalam keluarga kita Amin" Setelah mengatakan itu langit mencium kening Nara cukup lama dan mereka berdua terlelap dalam gelapnya malam.
Banyak harapan dan doa yang mereka utarakan, Namun mereka tidak pernah tau doa mereka yang mana yang akan di kabulkan Tuhan, Ntah satu persatu atau ntah sekaligus doa mereka akan di kabulkan, Atau Tuhan akan memberikan mereka ujian terlebih dahulu sebelum mengabulkan doa-doa mereka sehingga saat semua doa mereka terkabul mereka berdua sudah siap secara fisik dan mental.
Hallo semuanya apakabar,Lama ya kita ga bertemu semoga kalian selalu dalam ke adaan baik-baik saja ya, Author minta dukungannya ya buat cerita Author yang baru terimakasih Sampai jumpa lagi😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments