Episode 08

Langit duduk bersandar sembari memeluk Nara di atas ranjang, Kini Langit dan Nara sudah kembali kerumah mereka sejak tiga hari yang lalu, Langit memutuskan membawa pulang Nara kerumah karena kondisi Nara yang semakin parah, Muntah dan Mual semakin sering Nara alami.

Langit berencana akan membawa Nara ke rumah sakit besok, Sebelum-sebelum nya Nara menolak di bawa kerumah sakit karena Nara fikir hanya sakit biasa namun setelah merasa kondisinya semakin parah dan Langit terus memaksanya akhirnya Nara setuju untuk di bawa kerumah sakit besok.

Nara menghirup dalam-dalam wangi tubuh Langit yang menurutnya sangat membuatnya nyaman, "Mas aku kangen sama Mami, Kita kerumah Mami yuk Mas kita menginap disana, Aku juga kangen masakan Mami" Ucap Nara tiba-tiba membuat Langit heran, Pasalnya semua permintaan Nara akhir-akhir ini selalu tiba-tiba.

"Sekarang?" Tanya Langit tak percaya.

"Iya Mas sekarang, Boleh ya" Mohon Nara pada Langit dengan wajah memohonnya.

"Besok aja ya sayang, Pulang dari Rumah Sakit kita ke rumah Mami" Ucap Langit bernego dengan Nara.

"Tapi aku mau nya sekarang Mas, Kita ke Rumah Sakitnya dari rumah Mami aja ya Mas please" Rayu Nara mengatupkan dua tangan nya.

Langit tersenyum melihat wajah menggemaskan istrinya, "Yasudah Ayo kita ke rumah Mami" Jawab Langit membuat Nara senang bukan main.

Langit selalu berusaha menuruti semua kemauan Nara walau itu hal sulit sekalipun, Langit sudah berjanji kepada orangtua Nara untuk membahagiakan putri mereka maka dari itu Langit selalu memberikan yang terbaik untuk Nara dan selalu menuruti semua kemauan Nara.

Langit dan Nara sudah dalam perjalanan menuju rumah keluarga Langit, Mereka sengaja tidak memberi kabar kepada orantua Langit jika mereka akan kesana dan akan menginap di sana, Mereka ingin membuat kejutan untuk orangtua Langit.

Empat puluh menit kemudian mereka berdua sampai di rumah keluarga Langit, Nara masuk lebih dulu ke dalam rumah sedangkan Langit sedang mengobrol dengan satpam di rumah keluarga Langit.

"Mami Nara kangen" Ucap Nara memeluk Nyonya Lingga dari belakang dan mengejutkan Nyonya Lingga dan juga Tuan Kana yang sedang menonton tv di ruang keluarga.

"Nara sayang anak Mami" Nyonya Lingga membalas pelukan Nara, Tuan dan Nyonya Kana kaget tiba-tiba menantu kesayangan mereka datang ke rumahnya.

"Mami Nara kangen banget sama Mami" Ucap Nara lagi dalam pelukan Nyonya Lingga.

"Mami juga kangen baget sama kamu sayang" Nyonya Lingga mencium pucuk kepala Nara sayang.

"Kamu sendirian Nak, Langit mana?" Tanya Tuan Kana yang duduk di sebelah istrinya.

"Langit disini pi" Langit menjawab pertanyaan Tuan Kana dan langsung memeluk Tuan Kana.

"Kalian ko kesini ga ngasih tau Mami dulu ssayang?" Tanya Nyonya Lingga, Nara masih betah memeluk Ibu mertuanya.

"Sengaja mi, Kita mau bikin kejutan buat Mami sama Papi" Nara menjawab pertanyaan Nyonya Lingga.

"Kami juga akan menginap disini Mi" Lanjut Nara yang membuat Nyonya Lingga dan Tuan Kana senang bukan main.

"Beneran sayang, Mami seneng banget kalian menginap disini" Nyonya Lingga mengeratkan pelukannya pada Nara sangking merasa senangnya.

Saat anak dan menantunya menginap di rumah nya itu adalah sebuah kebahagiaan bagi Tuan dan Nyonya Kana, Pasalnya semenjak menikah Langit tidak tinggal dengan mereka lagi dan rumah menjadi sepi karena mereka memang hanya memiliki satu anak saja, Jadi saat Nara mengatakan jika mereka berdua akan menginap Tuan dan Nyonya Kana senang sekali.

"Kalian sudah makan belum?" Tanya Tuan Kana di sela-sela obrolan mereka.

"Sudah Pi" Jawab Langit.

"Tapi Nara pengen makan tumis daging lada hitam buatan Mami" Ucap Nara membuat langit terheran padahal di rumah Tadi Nara sudah makan.

"Mau Mami masakin sayang?" Tanya Nyonya Lingga antusias.

"Mau Mi" jawab Nara tak kalah antusias.

Nyonya Lingga langsung pergi kedapur untuk memasakan makanan yang di inginkan menantunya, Nyonya Lingga tidak merasa keberatan sama sekali memasak untuk yang kedua kalinya, Nara menyusul Nyonya Lingga ke dapur berniat untuk membantunya memasak namun saat baru memasuki pintu dapur Nara sudah merasa Mual saat mencium bau bawang.

Nara berlari ke kamar mandi yang ada di dekat dapur dan memuntahkan semua makan malam nya tadi, Langit yang melihat Nara berlari ke kamar mandi menyusulnya, Langit memijit tengkuk Nara pelan, Setelah Nara selesai memuntahkan semua isi perutnya Langit membersihkan mulut Nara.

Nara memeluk Langit, Ia merasa lemas setelah muntah, "Bau bawang Mas, Aku ga suka, Terus tiba-tiba perut aku mual" Ucap Nara menjelaskan apa yang terjadi kepada Langit.

"Yasudah kita tunggu Mami selesai masak di kamar saja ya sayang, Biar ga mencium bau bawang lagi" Ajak Langit yang di angguki Nara, Nara sendiri juga tidak sanggup jika harus menunggu di bawah, Kepala nya juga sedikit pusing.

Langit mrmbawa Nara ke kamar namun sebelum itu Langit pamit kepada Tuan kana terlebih dahulu, Sampai di kamar Nara berbaring di ranjang, Langit mengelus kepala Nara lembut sampai beberapa menit kemudian membuat Nara memejamkan matanya sesaat, Namun saat teringat masakan Nyonya Lingga seketika Nara membuka matanya.

"Kenapa sayang" Tanya Langit saat melihat Nara membuka matanya secara tiba-tiba.

"Mau makan masakan Mami Mas" Jawab Nara membuat Langit tertawa.

"Astaga Sayang, Mas kira ada apa tiba-tiba kamu buka mata" Langit tertawa dengan kelakuan istrinya.

"Yasudah Mas turun dulu ya mau lihat Mami sudah selesai masak atau belum" Langit berdiri ingin meninggalkan Nara sebentar namun nara menahan tangan Langit.

"Aku ikut Mas" Suara Nara mencegah Langit.

"Ayo sayang" Langit tersenyum mengenggam tangan Nara membawanya turun.

Sampai di bawah Langit membawa Nara ke ruang makan dan kebetulan Nyonya Lingga sudah selesai memasak, Nyonya Lingga menyiapkan masakannya di atas meja, Nara yang melihat tumis daging lada hitam di atas meja langsung merasa lapar dan tidak sabar ingin memakannya.

"Duduk sayang, Ayo makan" Nyonya Lingga membawa Nara duduk dan mengambilkan nasi serta daging lada hitam untuk Nara.

Nara makan dengan lahap, Nara merasa masakan ibu mertua nya sangat enak sampai ia lupa untuk menawari Suami dan Ibu mertuanya, Langit dan Nyonya Lingga tersenyum melihat Nara menikmati makanan nya.

"Langit kamu mau makan juga?" Tawar Nyonya Lingga.

"Engga Mi, Langit sudah makan tadi" Tolak Langit secara halus.

Langit tak memberitahukan kepada Nyonya Lingga jika Nara sempat muntah-muntah tadi, Sama di seperti di rumah mertuanya Langit juga tidak mau membuat orangtuanya khawatir dengan keadaan istrinya, Langit berencana memberitahukan kondisi Nara kepada orangtuanya dan mertuanya setelah pulang dari Rumah sakit besok.

Malam semakin larut Langit memeluk erat Nara yang kembali lemas setelah memuntahkan semua makanan yang ia makan tadi, Setelah muntah Nara merasa sangat lemas seperti tak bertenaga, Langit mencium pucuk kepala Nara yang sudah terlelap, Dalam hati Langit merasa cemas dengan kondisi istrinya, Langit takut kehilangan istrinya namun Langit berpura-pura tegar agar istrinya juga tidak terlalu khawatir dengan kondisinya.

NOTE : Tidak ada yang tidak mungkin jika Tuhan sudah berkehendak, Jadi teruslah memohon kepada Tuahan apapun keinginanmu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!