Episode 02

Nara dan Langit menjalani kehidupan pernikahan dengan sangat bahagia, Dimana Langit akan bekerja dan Nara menunggunya di rumah, Langit tak menginzinkan Nara untuk bekerja kembali setelah menikah, Langit hanya ingin istrinya bersantai di rumah dan biarkan dia yang bekerja.

Kini pernikahan mereka sudah menginjak tahun pertama dan sampai kini pun belum ada tanda-tanda akan hadirnya malaikat kecil di keluarga mereka, Langit tak pernah mempermasalahkan hal itu namun terkadang Nara sering terlihat murung dan menyalahkan dirinya, Padahal dengan jelas dokter mengatakan jika mereka berdua tidak ada masalah hanya saja memang belum di beri kepercayaan.

Sebisa mungkin Langit selalu ada untuk Nara dan selalu menghibur Nara di kala Nara sedang merenung seperti saat ini "Sayang ada apa?" Tanya Langit ikut duduk di samping Nara dan menggenggam tangan Nara.

"Mas sepertinya aku memang ga bisa kasih kamu anak deh, Buktinya sampai sekarang aku belum hamil juga" Jawab Nara menatap Langit.

"Berapa kali aku bilang sayang, Kamu bukannya ga bisa tapi memang Tuhan belum mempercayai kita, Mas ga suka kamu ngomong kaya gitu" Langit membawa Nara dalam pelukan nya.

"Kamu mau ikut Mas ke kantor biar kamu ga bosen, Biar Mas juga ada yang nemenin" Rayu Langit menaik turunkan alisnya, Langit sengaja mengalihkan pembicaraan agar istri tercintanya tidak memikirkan hal itu lagi.

"Tapi nanti aku mau izin ya, Aku mau ketemu sama Rumi" Rumi adalah satu-satunya teman yang tulus berteman dengan Nara yang bukan hanya memandang status keluarga Nara.

"Boleh,Jam berapa?"

"Agak siangan Mas,Soalnya Rumi ada sedikit kerjaan"

"Yasudah yang penting kamu ikut Mas ke kantor dulu" Setelah mengatakan itu mereka berdua pergi ke kantor bersama.

Beberapa menit kemudian mereka berdua sampai di kantor, Para staf menyapa mereka berdua dengan ramah dan seperti biasa hanya Nara yang menjawap sapaan para staf, Lagit jangan di tanya dia tidak akan membalas ataupun tersenyum baginya senyumnya hanya untuk istrinya.

Sampai di lantai paling atas di mana ruangan Langit berada Langit di kejutkan dengan kedatangan teman seperjuangannya yang sudah lama tidak pulang ke tanah air, Terakhir pulang saat pernikahan Langit.

"Surprise" Teriak Bara mengejutkan Langit, Nara dan juga Evan yang juga ada di dalam ruangan Langit, Evan tidak menyangka jika Bara akan berteriak seperti itu.

Evan datang bersama Bara ke kantor Langit, Beberapa saat lalu Bara tiba-tiba datang ke kantor Evan untuk memberinya kejutan sebab ia pulang ke tanah air tidak memberitahukan kedua sahabatnya

Langit ,Bara dan Evan adalah tiga sekawan perjuangan, Mereka bertiga berteman sudah sangat lama dari mereka sekolah dasar sampai mereka dewasa, Mereka bertiga saling melengkapi satu sama lainnya dan karena itulah pertemanan mereka masih bertahan sampai sekarang.

Mereka bertiga memiliki sifat yang berbeda-beda, Jika Langit adalah orang yang keras dan tidak ramah berbeda dengan Bara yang selalu ramah kepada siapapun bahkan karena keramahannya itu tak jarang membuat Langit dan Evan malu, Lain hal dengan Evan, Evan adalah tipe pria yang di idam-idam kan banyak wanita, Dia adalah laki-laki baik tampan dan sopan tapi sayang nya dia tidak tertarik dengan percintaan.

"Astaga" Ucap Nara dan Langit bersamaan tangan mereka memegang dada mereka karena kaget.

"Sialan" Maki Langit bertelak pinggang.

"Langit aku merindukanmu" Ucap Bara dengan nada yang di buat menjijikan,Bara merentangkan tangannya berniat ingin memeluk Langit namun Langit menghindar.

"Jahat banget Lu,Kalu begitu gua peluk Nara aja deh" Bara berniat memeluk Nara namun belum sempat memajukan langkahnya Langit sudah menarik kerah baju Bara.

"Kalau Lu berani peluk Nara gua potong tangan Lu" Ancam Langit, Nara dan Evan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah dua manusia yg ada di hadapan mereka.

"Duduk Ra anggep aja kantor sendiri" Evan buka suara mempersilahkan Nara duduk.

"Lah memang iya" Ucap Langit dan Bara bersamaan yang hanya di tanggapi kedikan bahu oleh Evan.

"Kalian ini baru ketemu udah pada ribut aja" Beo Nara yang sedari tadi hanya diam memperhatikan tingkah mereka bertiga.

"Biasa Ra lagi mencurahkan kangen" Jawab Bara yang duduk di samping Evan.

Setelah itu mereka melanjutkan obrolan mereka, mereka tertawa bersama saat Bara membuat lelucon, Mereka menyempatkan makan siang bersama sebelum Bara dan Evan pergi, Beberapa saat setelah Bara dan Evan pergi Nara juga pamit pergi untuk menemui Rumi.

"Mas aku pergi sekarang ya, Rumi udah nunggu di Cafe" Pamit Nara yang berdiri di samping kursi kerja Langit.

"Iya hati-hati ya sayang,Inget jangan makan yang pedes-pedes dan kabarin Mas terus" Pesan Langit kepada Nara.

"Iya Mas" Jawab Nara, Setelah itu Nara memberikan ciuman di pipi dan bibir Langit namun langit menahan tengkuk Nara saat Nara mencium bibirnya.

"Dasar mesum" Nara memukul lengan suaminya pelan saat Langit melepaskan ciumannya.

"Mesum sama istri sendiri ga dosa tau" Jawab Langit, Setelah itu Nara pergi menemui Rumi.

Saat keluar dari area Perusahaan tidak sengaja mobil Nara bersimpangan dengan mobil yang sangat familiar dalam ingatan Nara, Mobil itu memasuki area Perusahaan dan berenti di depan pintu masuk Perusahaan.

Nara menunggu pemilik mobil keluar, Ia ingin memastikan apakah tebakan nya benar, Dan benar saja pemilik mobil itu adalah Sevanya mantan Langit, Dalam hati Nara bertanya-tanya untuk apa Sevanya datang ke kantor Langit.

Setelah menimbang-nimbang apakah ia harus kembali ke kantor atau tidak, Akhirnya Nara memilih untuk tidak kembali, Mungkin saja Sevanya ada urusan pekerjaan di kantor Langit lagi pula ia sepenuhnya percaya kepada Langit.

Sesampainya di Cafe Nara mencari-cari dimana Rumi duduk saat sudah menemukannya Nara di buat terkejut dengan apa yang di lihat nya.

Nara tersenyum mihat tingkah dua laki-laki yang sedang duduk bersama Rumi, Mereka berdua adalah Bara dan Evan, Nara berjalan menghampiri mereka.

"Hai" Sapa Nara setelah sampai di meja Rumi.

"Nara akhirnya Lu dateng juga" Rumi memeluk Nara dan mengajak Nara duduk.

"Wawww apakah ini pertanda bahwa kita jodoh" Ucap Bara tanpa beban.

"Jodoh dari mana nya ada-ada aja ni orang satu" Rumi menjawab ucapan Bara.

"Kalian berdua ko bisa ada disini?" Tanya Nara menghentikan perdebatan Bara dan Rumi.

"Ini" Evan menunjuk wajah Bara "Si manusia astral satu ini tiba-tiba pengen nongkrong padahal kerjaan Gue masih banyak di kantor"

"Sabar bro itung-itung cuci mata, Eh ga sengaja ketemu neng Rumi di sini" Bara mengedipkan sebelah matanya kepada Rumi.

"Dih ngapain Lu ngedipin mata kelilipan mata Lu" Sewot Rumi.

"Bukan, Ini tu tanda cintaku padamu" Sudah lama Bara memiliki rasa untuk Rumi sejak pertama mereka bertemu saat pertunangan Langit dan Nara dan sudah berulangkali Bara mengutarakan perasaan nya namun selalu di tolak oleh Rumi.

Rumi hanya menganggap yang di katakan Bara hanyalah sebuah kata saja sebab Rumi tak pernah melihat keseriusan dari ucapan Bara, Tak di pungkiri Rumi juga sedikit ada rasa untuk Bara hanya saja dia belum yakin dan ia takut jika Bara hanya bermain-main saja dengan nya.

Mereka berempat asik mengobrol dan Bara lah yang selalu membuat lelucon, Di tempat lain seseorang sedang menysun rencana untuk merayu seseorang agar kembali kepadanya tidak perduli seseorang itu sudah memiliki istri tekatnya sudah bulat untuk memilikinya kembali.

NOTE : Semangat terus ya untuk kalian semua, kebahagiaan sudah menanti kalian di depan sana.

Hallo kita ketemu lagi semoga kalian sehat-sehat ya.

Terpopuler

Comments

Winna

Winna

New comer✌️

2023-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!