Episode 4

Di kantor

Seperti biasa Viona pasti akan datang di jam makan siang, ruangan yang luas itu pasti akan terasa panas setelah kedatangan Viona, keberadaan Ara di ruangan itu hanya dianggap seperti patung di sudut ruangan

Ya ruangan Ara memang satu ruangan dengan bosnya, tak jarang mereka  bahkan berciuman di depan Ara, Viona sering duduk di pangkuan Agra dengan manja dan pastinya akan di lanjutkan untuk makan

siang, seperti saat ini

“Selamat siang sayang ...!” sapa wanita bertubuh ramping itu, Viona seperti biasa masuk ke ruangan bosnya seperti melewati jalan tol

tanpa mengetuk pintu langsung nylonong saja.

“Sayang, kamu sudah datang?.” Agra yang tadinya sibuk dengan layar laptopnya kini sudah menoleh ke

sumber suara.

Dan Ara sudah mengibas- kibaskan tangannya di depan wajahnya dan sesekali membetulkan letak

kaca matanya

“Dasar cacing kepanasan!”

gerutu Ara “Nggak bisa apa sedikit sopan!”

Kemudian ia menoleh ke bosnya

“Si Bos sih, ulat bulu kayak gitu aja di pelihara!” Ara sudah ngedumel sendiri di dalam hati.

(tapi jangan salah Agra menyadarinya lo.)

"Ra, dari pada gitu terus mending di lanjut tuh pekerjaannya!" ucap Agra yang menyadari kekesalan Ara.

Viona pun menoleh pada Ara dan tersenyum penuh kemenangan lalu beralih kembali ke Agra, ia mengusap dagu Agra dengan begitu manja,

“Sayang ...., shoping yuk ...!” ucap Viona  yang sudah duduk di pangkuan sambil melingkarkan tangannya di leher Agra manja.

“Aku sibuk sayang ...., lihat ini banyak sekali berkas yang harus aku tandatangani!” Agra menunjukkan tumpukan berkas yang ada di depannya.

“Tapi kan ada Ara sayang, kamu kan bosnya, buat apa ada dia kalau kamu juga kerja keras, mau ya sayang ...., sudah lama nih nggak ke salon!” Viona terus merayu.

“Baiklah ..., apa sih yang nggak buat kamu ..!" akhirnya Agra menyerah, ia pun segera mengambil jasnya dan berdiri menggandeng tangan Viona, sebelum keluar ia tak lupa menoleh

ke tempat Ara duduk

“Ara , kamu handel semuanya ya , ada beberapa berkas yang belum aku teliti, aku keluar dulu ...!” Ara ya dari tadi sedang tidak fokus sedikit

terkejut dengan ucapan bosnya.

“Baik bos!”

Setelah bosnya keluar akhirnya Ara bisa bernafas lega. Ia tidak perlu melihat pemandangan yang sering membuat bulu kuduknya merinding sendiri.

“Dasar bos nggak punya pendirian, sedikit di rayu aja udah klepek-klepek!” Ara pun terus menggerutu selama bosnya pergi.

“Dasar bos, kalau sama pacar sampek lupa waktu!” Ara masih sibuk dengan layar di depannya dengan segala gerutuannya.

“Ra, pak Agra kemana?”

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Ara mengalihkan perhatiannya pada si pemilik pertanyaan.

Ternyata Rendi sahabat sekaligus tangan kanan Arga menghampiri Ara. Entah sejak kapan pria itu berdiri di depannya.

“Pak Rendi, mengagetkan saja, biasa pak sama nona Viona!” jawab Ara sedikit kikuk karena Rendi yang selalu dengan sikap dinginnya. Memang sangat cool hingga membuat siapa saja yang melihatnya terkesima. Ketampanannya juga sebelas dua belas dengan bos.

“Saya mau pulang, apa mau ikut sekalian?" tanya Rendi, bukan yang pertama dan ini beberapa kali membuat Ara sedikit canggung. Apa lagi sikapnya tidak sedingin dengan karyawan lain.

“nggak usah pak, masih banyak pekerjaan soalnya, lagian pula nanti di jemput pacar pak!” Ara berusaha mencari alasan.

“Oh gitu ya!" wajahnya terlihat sedikit kecewa tapi segera dengan cepat ia ubah. Dia sebenarnya sudah tahu Agra di mana, karena di manapun Agra, Rendi juga ada kalaupun tidak ada anak buahnya pasti ada bersamanya. Menanyakan keberadaan Agra hanya sebagian dari basa-basi nya

"Kalau begitu saya duluan ya, jangan di forsir kerjanya, nanti sakit!”

Aihhhhh ...., meleleh aku ....

Ara benar-benar terpaku dengan ucapan Rendi,

“Terimakasih pak atas perhatiannya!” hatinya seakan leleh olehnya.

“Sama-sama...!” Rendi pun berlalu keluar dari ruangan Ara, oh salah lebih tepatnya ruangan kerja bos Agra dan asistennya yaitu Ara

Akhirnya Ara bisa mengelus dada lega, ia benar-benar takut kalau jatuh cinta berhadapan dengan pria-pria ganteng seperti itu, apalagi statusnya sekarang adalah pacar dari seseorang.

*Dio ..., aku masih setia pokoknya ....

...🍂🍂🍂*...

Seperti hari-hari biasanya. Sore ini Nadin keluar dari kampusnya, jam kuliah sudah selesai.

Walaupun bisa bawa motor sendiri tapi Nadin lebih suka nebeng sama Dio, pacar kakak perempuannya. Dio adalah idola Nadin sejak masih SMA.

Nadin tahu tempat di mana biasanya Dio menunggu dirinya. Dengan langkah pasti, ia berjalan menyusuri lorong kampus.

“Kak pulang yuk ....!” Nadin menghampiri Dio yang sedang nongkrong di taman bersama

teman-temannya. Nadin tak perduli jika Dio sedang bersama teman-teman nya.

“Hei Nadin ...,tambah cantik aja ...!” sapa salah satu teman Dio. Teman Dio menatap Nadin dengan tatapan yang berbeda.

“Awas lo ..., Dio orangnya suka makan orang!” sahut teman yang lainnya, disambut tawa teman-teman

yang lainnya, tapi dio malah terlihat kesal karena candaan teman-temannya.

“Apaan sih kalian .....!" protesnya pada teman-teman nongkrongnya, "Ayo kita pulang!” Dio pun segera meraih tangan Nadin menjauh dari

teman-temannya. Ia terus menggenggam tangan Nadin hingga sampai di parkiran.

"Lain kali nggak usah samperin kakak, kamu tunggu di kelas aja biar kakak ya nyamperin Nadin!" ucap Dio setelah berhenti di parkiran kampus.

"Maaf ...., kak Dio marah ya?" ucap Nadin dengan wajah memelasnya.

"Nggak ...., Sudah lupakan ...., Ayo naik!" ucap Dio, walaupun tidak terlalu senang karena Nadin di goda oleh teman-temannya, tapi apa boleh buat semuanya sudah terlanjur.

Seperti biasa mereka menaiki

motor Dio. Tepatnya motor berdua karena tidak jarang angsuran motor itu di bebankan pada Ara.

“Pegangan.... , nanti jatuh ...!” ucap  Dio sambil menarik tangan Nadin melingkar di perutnya. Ia melajukan motornya di tengah keramaian kota di sore hari, memang jam-jamnya padat kendaraan karena jam pulang kerja.

Nadin pun melingkarkan tangannya di perut Dio dengan senyum yang mengembang.

“kak ..., teman-teman kakak itu emang suka kayak gitu ya?”

“iya, pokoknya kamu nggak usah deket-deket sama mereka, kalau butuh apa-apa langsung hubungi

kakak, kamu mengerti?”

“iya kak!”

Tidak butuh waktu lama, mereka pun

sampai di depan rumah Nadin.

“Sini biar aku bantu!” Dio membantu melepaskan helm yang di kenakan Nadin, perhatian-perhatian

kecil yang di berikan Dio inilah yang menumbuhkan rasa suka di hati kecil

Nadin, walau tak bisa di pungkiri ia juga merasa bersalah dengan Ara, kakaknya

“Terimakasih kak ...!” Nadin hanya bisa memandang mata Dio dengan penuh kekaguman, dan pandangan

itu di balas dengan senyum ramah Dio, membuat hati Nadin semakin bergetar.

“Kakak langsung aja ya ...!” ucap Dio setelah berhasil melepaskan helm Nadin.

“kakak mau kemana?” Tanya Nadin.

“Menjemput Ara, soalnya udah janji!” seketika hati Nadin menjadi terasa ngilu, kenyataan itu menyadarkannya, bahwa iya tidak boleh berharap banyak dari kekasih kakaknya itu.

“Hati-hati di jalan ya kak ...!” ucap Nadin sambil melambaikan tangannya.

“Ya ...!” Dio mengelus pipi Nadin dengan sebelah tangannya, lagi-lagi perhatian itu yang Dio tunjukkan pada nadin, membuat hati Nadin menghangat setiap dekat dengan Dio,

kekasih kakaknya.

"Jangan seperti ini kak, nanti aku semakin jatuh cinta." Batin Nadin sambil mengantar kepergian Dio.

Dio pun meninggalkan halaman rumah Nadin, Dengan cepat ia menuju ke kantor Ara.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai di kantor Ara. Sesampainya di depan kantor, ia meraih ponsel yang ada di saku celananya mencari nomor kontak yang ada di layar ponselnya. Nomor kedua setelah Nadin, ya Dio lebih sering menghubungi Nadi dari pada Ara. Entah karena memang mereka berada di kampus yang sama atau karena sebab lain.

Tut tut tut

Setelah panggilan ke dua akhirnya tersambung.

“Hallo ..., aku sudah di depan tempatmu bekerja!” ucap Dio.

“Oh ya tunggu ya, 5 menit lagi aku turun!” dari seberang sana menyahut.

Dio pun mematikan sambungan telponnya, ia duduk di atas motor sambil menunggu Ara turun, dan benar saja 5 menit kemudian tampak Ara keluar dari dalam gedung

dengan sedikit berlari.

“Maaf ya dah buat kamu

nunggu lama ...!” Ara yang sudah menghampiri Dio.

“Tak apa-apa ..., nggak lama kok ...., aku juga baru nyampek!” Dio pun sedikit mengacak-acak rambut Ara gemas, dan mencium kening Ara.

Dio memang cowok yang romantis, sangat romantis.

“Ayo ....!” Ajak Dio sambil memakaikan helm ke kepala Ara.

Kini Ara sudah berada di atas motor bersama Dio.

“Kita kemana dulu sayang?” tanya Dio pada Ara. Memastikan tujuan mereka.

“Terserah kamu saja ..., aku ikut saja ....!” ucap Ara sambil mengeluarkan senyum manisnya.

“Kita jalan-jalan dulu ya, kan sudah lama nggak jalan-jalan!” Dio memberi usul.

“Siap ...!” Ara pun bersikap tegak seperti hendak memberi penghormatan.

Tapi sayang beribu sayang, belum sampek jalan, lagi-lagi pengacau datang, siapa lagi kalau bukan bos besar Ara, ya dia Arga.

“Ara ..., berhenti .....!” teriak Arga dari arah yang berlawanan.

“Aduh ..., mati aku ...!” gumam Ara sambil menepuk keningnya jengkel.

“Ada apa lagi sih bos kamu itu?” tanya Dio tampak begitu kecewa.

“Nggak tau sayang, bentar ya!”

jawab Ara yang masih belum tahu apa yang akan terjadi. Ara pun kembali turun dari atas motor.

Agra berjalan menghampiri mereka berdua dengan sedikit berlari.

“Mau kemana ...Heh ...?” tanya Agra sambil sedikit mengangkat wajahnya di tujukan kepada Ara. Kedua tangannya ia lipat di depan dada.

“Ya pulang lah bos, ini kan sudah waktunya jam pulang!” jawab Ara jengkel.

“Tapi saya masih butuh kamu ...!" suara Agra agak meninggi. Agra menatap tajam pada Dio, ia begitu tidak suka dengan kekasih sekretarisnya itu.

“Maksud bapak...?” Ara benar benar di buat syok. kenapa harus ada lembur di waktu yang tidak tepat.

“Temani saya bertemu klien, sekarang ...!” ucapnya dengan penuh penegasan.

“tapi pak ...!” ucap Ara lemas dan pastinya begitu keberatan.

“Nggak ada tapi tapi ... tak ada bantahan ....!” tanpa aba-aba Agra menarik tangan Ara , dan Ara hanya bisa pasrah sambil terus melihat ke arah Dio dengan wajah penuh rasa bersalah, sedangkan Dio sudah tentu sangat kesal, Dio mengepalkan tangannya.

"Dasar pengacau .....!" unpat Dio sambil memukulkan tangannya ke udara.

Setelah Ara dan Agra menghilang dari pandangannya, Dio yang masih berdiri mematung, melampiaskan

kekesalannya dengan memukul jok sepeda motornya.

“Aaaaaa ...!” ia berteriak dengan kesal.

“Lagi-lagi seperti ini!” Dio mengepalkan tangannya.

“Sebenarnya siapa sih yang pacarnya, aku apa bosnya ...!” Dio hanya bisa pasrah menahan kekesalan.

Ia mengambil kembali ponselnya dan mencari nomor seseorang

Tut tut tut

“hallo kak ...!” ya orang pertama yang selalu ia hubungi adalah Nadin, adik perempuan Ara.

“Hallo Din, bisa temenin kakak nggak?”

"Kemana? Kak Ara gimana? kak Dio sudah ketemu sama kak Ara?" berbagai pertanyaan di lontarkan oleh Nadin.

"Ntar aku ceritain ...., kamu di rumah atau di mana?"

"Iya kak aku masih di rumah."

"Kakak jemput ya ...?"

"Nggak usah kak. Kita ketemu di taman aja ya ...!"

“Baik, kakak tunggu di taman ya ...”

“Baik kak ...!”

Sambungan telfon pun terputus, ya begitulah setiap kali ada masalah dengan Ara , Dio selalu meminta Nadin untuk menghiburnya.

Dio pun menjalankan motornya menuju ke taman kota, di sana akan di suguhi dengan pemandangan yang indah sedikit menyegarkan pikiran.

Dio duduk di bangku taman tepi danau, langsung menghadap ke matahari terbenam, sinar matahari sore yang dipantulkan oleh air danau menambah keindahan dan kehangatan.

“Kakak ...!”

Nadin menghampiri Dio yang sedang sibuk memandangi danau, ia duduk di samping Dio.

“Kakak kenapa?”

tapi masih belum mendapat jawaban dari Dio, ia seperti asik dengan dunianya sendiri.

“Pasti gara-gara kak Ara lagi?” kini Nadin semakin kesal.

“Sebenarnya Ara tuh cinta nggak sih sama kakak? Dia selalu menomer satukan bosnya!”

“Kenapa kakak ngomong kayak gitu sih? Kak Dio kan tahu kalau kakak Ara sayang banget sama kakak!”

“Habis ..., apa-apa bosnya, apa apa bosnya, kapan dia punya waktu buat aku!”

“Kak Dio nggak usah sedih, kan ada aku yang selalu setia nemenin kakak!”

“Makasih ya din, kamu memang yang terbaik!”

“Ya udah kakak jangan sedih lagi!”

Akhirnya Nadin lah yang menemani dio sepanjang sore, mereka jalan-jalan di daman, pergi ke

kafe, nonton, walaupun bukan sepasang kekasih tapi hubungan mereka seperti sepasang kekasih, walaupun Nadin hanya sebagai adik perempuan Ara yang juga

menyukai Dio.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA KASIH LIKE, KOMENTAR DAN VOTENYA YA ....

Follow akun Ig aku ya

IG @ Tri.ani5249

HAPPY READING 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Novika Riyanti

Novika Riyanti

aduh 🤦🤦🤦
kyk a mg bklan kejadian ne...😲😲😲

2021-12-23

0

Tuty rahayu Rahayu

Tuty rahayu Rahayu

si Arga suka sam ara

2021-10-22

0

Mawar Berduri

Mawar Berduri

Perhatian kecil begini membuat Nadin salah arti dan bikin dia Cinta dan berharap Banyak akan Dio

2021-05-10

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog (visual)
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 spesial visual
120 Episode 119
121 Episode 120
122 Episode 121
123 Episode 122
124 Episode 123
125 Episode 124
126 extra part 1
127 extra part 2
128 Pengumuman
129 extra part 3
130 ekstra part 4
131 Ekstra part 5
132 Extra part 6
133 Extra part 7
134 Extra part 8
135 Extra part 9
136 Pengumuman
137 Extra part 10
138 Extra part 11
139 Extra part 12
140 Bonschap 1
141 Bonschap 2
142 Bonschap 3
143 Bonschap 4
144 Bonschap 5
145 bonschap 6
146 Bonschap 7
147 Bonschap 8
148 Bonschap 9
149 Bonschap 10
150 Part 2 (1)
151 Part 2 (2)
152 Part 2(3)
153 Part 2(4)
154 Part 2(5)
155 Part 2(6)
156 part 2(7)
157 Part 2(8)
158 Part 2(9)
159 Part 2(10)
160 Part 2 (11)
161 Part 2(12)
162 Part 2(13)
163 Part 2(14)
164 Part 2 (15)
165 Part 2(16)
166 Part 2(17)
167 Part 2 (18)
168 Part 2 (19)
169 Part 2[20]
170 Part 2 (21)
171 Part 2 (22)
172 Part 2(23)
173 Part 2 (24)
174 Part 2 (25)
175 Part 2 (26)
176 Part 2 (27)
177 Part 2 (28)
178 Part 2 (29)
179 Part 2 (30)
180 Part 2 (31)
181 Part 2 (32)
182 Part 2 (33)
183 Part 2 (34)
184 Part 2 (35)
185 Part 2 (36)
186 Part 2 (37)
187 Part 2 (38)
188 Part 2 (39)
189 Part 2 (40)
190 Part 2 (41)
191 Part 2 (42)
192 Part 2 (43)
193 Part 2 (44)
194 Part 2 (45)
195 Part 2 (46)
196 Part 2 (47)
197 Part 2 (48)
198 Part 2 (49)
199 Part 2 (50)
200 Part 2 (51)
201 Part 2 (End)
202 pengumuman
203 pengumuman
204 Pengumuman ( secuel)
205 Prolog Sekuel Sagara & Sanaya
206 Berbeda ( Gara vs Naya)
207 Aril vs Gara
208 Anak ingusan
209 Guru privat
210 Anak Baru
211 Ariel
212 Terlambat
213 Gosip sekolah
214 Bukan aku yang salah
215 seragam yang hilang
216 Aditya Banu
217 anak ugal-ugalan
218 Kemarahan Oma
219 Selalu menuduhku
220 Sanaya ku
221 Dia begitu Berarti
222 Siapa pelakunya
223 Terimakasih
224 Bekal makan siang
225 Pulang bareng
226 Berantakan
227 Bunda Diah
228 Sosok Aditya
229 posesifnya Sagara
230 Peringatan
231 Jealous
232 Selalu salah
233 Kalah
234 Kalah ( Aditya)
235 Balap Liar
236 Tempat ternyaman
237 Bukan Aku
238 Kenapa kamu?
239 Beasiswa
240 Jadi mama?
241 Saya putrinya
242 Kencan
243 Karena masa lalu
244 Memilih menjauh
245 Untuk menjadi Dewasa
246 Tantangan baru
247 Rencana terselubung
248 Resmi jadi pacar
249 Persiapan makan malam
250 Makan malam
251 Perjodohan
252 Sosok lain
253 Terimakasih
254 Memulainya
255 Mama Abimanyu
256 Kenyataannya!!!
257 Jauhi dia
258 Dia kakakku
259 Dari segi oma
260 Kenapa Aditya?
261 Syarat dari oma
262 Hari pertama ujian
263 Liburan
264 Villa 1
265 Lembar yang indah
266 Semua ada masanya
267 Aku tahu apa istimewanya
268 Menjadi dewasa
269 Membuka lembaran baru
270 Author menyapa
271 pengumuman
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Prolog (visual)
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
spesial visual
120
Episode 119
121
Episode 120
122
Episode 121
123
Episode 122
124
Episode 123
125
Episode 124
126
extra part 1
127
extra part 2
128
Pengumuman
129
extra part 3
130
ekstra part 4
131
Ekstra part 5
132
Extra part 6
133
Extra part 7
134
Extra part 8
135
Extra part 9
136
Pengumuman
137
Extra part 10
138
Extra part 11
139
Extra part 12
140
Bonschap 1
141
Bonschap 2
142
Bonschap 3
143
Bonschap 4
144
Bonschap 5
145
bonschap 6
146
Bonschap 7
147
Bonschap 8
148
Bonschap 9
149
Bonschap 10
150
Part 2 (1)
151
Part 2 (2)
152
Part 2(3)
153
Part 2(4)
154
Part 2(5)
155
Part 2(6)
156
part 2(7)
157
Part 2(8)
158
Part 2(9)
159
Part 2(10)
160
Part 2 (11)
161
Part 2(12)
162
Part 2(13)
163
Part 2(14)
164
Part 2 (15)
165
Part 2(16)
166
Part 2(17)
167
Part 2 (18)
168
Part 2 (19)
169
Part 2[20]
170
Part 2 (21)
171
Part 2 (22)
172
Part 2(23)
173
Part 2 (24)
174
Part 2 (25)
175
Part 2 (26)
176
Part 2 (27)
177
Part 2 (28)
178
Part 2 (29)
179
Part 2 (30)
180
Part 2 (31)
181
Part 2 (32)
182
Part 2 (33)
183
Part 2 (34)
184
Part 2 (35)
185
Part 2 (36)
186
Part 2 (37)
187
Part 2 (38)
188
Part 2 (39)
189
Part 2 (40)
190
Part 2 (41)
191
Part 2 (42)
192
Part 2 (43)
193
Part 2 (44)
194
Part 2 (45)
195
Part 2 (46)
196
Part 2 (47)
197
Part 2 (48)
198
Part 2 (49)
199
Part 2 (50)
200
Part 2 (51)
201
Part 2 (End)
202
pengumuman
203
pengumuman
204
Pengumuman ( secuel)
205
Prolog Sekuel Sagara & Sanaya
206
Berbeda ( Gara vs Naya)
207
Aril vs Gara
208
Anak ingusan
209
Guru privat
210
Anak Baru
211
Ariel
212
Terlambat
213
Gosip sekolah
214
Bukan aku yang salah
215
seragam yang hilang
216
Aditya Banu
217
anak ugal-ugalan
218
Kemarahan Oma
219
Selalu menuduhku
220
Sanaya ku
221
Dia begitu Berarti
222
Siapa pelakunya
223
Terimakasih
224
Bekal makan siang
225
Pulang bareng
226
Berantakan
227
Bunda Diah
228
Sosok Aditya
229
posesifnya Sagara
230
Peringatan
231
Jealous
232
Selalu salah
233
Kalah
234
Kalah ( Aditya)
235
Balap Liar
236
Tempat ternyaman
237
Bukan Aku
238
Kenapa kamu?
239
Beasiswa
240
Jadi mama?
241
Saya putrinya
242
Kencan
243
Karena masa lalu
244
Memilih menjauh
245
Untuk menjadi Dewasa
246
Tantangan baru
247
Rencana terselubung
248
Resmi jadi pacar
249
Persiapan makan malam
250
Makan malam
251
Perjodohan
252
Sosok lain
253
Terimakasih
254
Memulainya
255
Mama Abimanyu
256
Kenyataannya!!!
257
Jauhi dia
258
Dia kakakku
259
Dari segi oma
260
Kenapa Aditya?
261
Syarat dari oma
262
Hari pertama ujian
263
Liburan
264
Villa 1
265
Lembar yang indah
266
Semua ada masanya
267
Aku tahu apa istimewanya
268
Menjadi dewasa
269
Membuka lembaran baru
270
Author menyapa
271
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!