di tengah keheningan, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling berbentur dengan piring, tiba-tiba suara Agra memecah keheningan
“kalau di luar kantor gini jangan panggil gue bapak, kesannya gue
tua banget ...” Agra bicara dengan nada santai tidak formal sepertii biasanya
"memangnya kenapa? lagian aku bentar lagi juga nggak jadi bawahan kamu, suka-suka aku ndong ..., aku pasti bakal manggil kamu dengan AGRA ....., ingat AGRA ..." batin ara mengumpat sambil matanya memicing sebal pada bosnya
“emang bapak sudah tua ...” jawab Ara malas dan kembali
melanjutkan makannya tanpa mempedulikan tanggapan si bos
“enak aja ..., gue masih muda kale, masih ganteng , maco, keren
,seksi ....” Agra pun membanggakan diri dengan membusungkan dada
“pe de ..., banget nih bos ...., galaknya aja minta ampun ....” batin ara kembali menatap sebelah mata pada Agra
"kenapa menatapku seperti itu ...? jangan lama-lama natapnya ntar jatuh cinta"
"bagusan pacar aku kemana-ma...." ucapan Ara menggantung saat tanpa sengaja mata Ara menatap sosok yang begitu iya kenal melewati pintu utama hendak masuk ke dalam restaurant
senyum Ara segera merekah , tangannya pun sudah menggantung di udara hendak memanggil orang itu, tapi segera di cegah oleh agra
"diam, diam ..." agra segera menutup mulut ara dan mendekap tubuhnya supaya tidak terlihat oleh orang itu, Ara pun meronta ingin melepaskan diri
"tapi janji dulu, jangan mengeluarkan suara ..." ara hanya bisa mengangguk pasrah di dalam dekapan Agra
Agra pun melepaskan tubuh ara
"perhatikan saja, jangan mengeluarkan suara" karena tempat duduk mereka di pojok ruangan, sehingga tidak mudah meja lain menjangkau pandangannya pada meja mereka, sedangkan mereka bisa melihat ke segala penjuru ruangan
mau tak mau Ara hanya bisa mengawasi orang itu dari kejauhan, mata Ara langsung membelalak tak percaya
saat ia melihat pria itu menghampiri perempuan tak jauh dari ia duduk
Ara pun hendak beranjak dari duduknya tapi langannya lebih dulu di
tahan oleh Agra
“apaan sih pak ...” Ara berusaha melepaskan genggaman tangannya,
tapi genggaman Agra lebih kuat alhasil Ara tak dapat melepaskan diri
“duduk aja, kita jadi penonton disini ...” akhirnya Ara hanya bisa
nurut dan kembali duduk tapi matanya tak beralih dari pria itu yang tak lain
adalah Dio
Tangan Ara semakin mengepal saat melihat Dio yang tiba tuiba cipika cipiki pada wanita itu, wanita yang usianya jauh di atas usianya, mereka duduk bermesraan layaknya sepasang kekasih
di depan umum,
"itu tidak mungkin ibu atau tantenya ..." batin Ara
"jangan cuma membatin" ucapan agra membuyarkan konsentrasi Ara, agra dapat melihat raut kemarahan di wajah ara
Ara terbakar cenburu, kecewa, marah ,rasanya ingin segera mencakar wajah Dio, tapi tak bisa ia lakukan karena tangan Agra masih terus mencekeram tangannya tanpa berkeinginan untuk melepasnya
Tak berapa lama setelah menyamtap makanan, dio pun meninggalkan
restauran bersama wanita yang sama yang pernah Agra lihat wakktu itu
“ayo kita ikuti ...” Agra pun menarik tangan Ara untuk mengikuti Dio
dan meninggalkan beberapa lembar uang seratus ribuan
Ara hanya bisa pasrah, seandainya agra membiarkan Ara untuk menghampiri dio mungkin Ara akan segera menyiram wajahnya dengan air atau mungkin menampar, mencakar pipinya dan meminta penjelasan
Setelah keluar dari restauran ternyata dio tidak mengendarai
motornya, ia masuk ke dalam sebuah mobil mewah berwarnah merah sepertinya mobil
itu milik perempuan itu
Agra pun membawa Ara ke mobil dan mengikuti kemana mobil itu pergi,
"gra ...., kenapa melarangku ...?" ara masih tidak terima dengan perlakuan agra yang terkesan seenaknya saja
"nanti kamu juga tahu sendiri" jawab agra santai, matanya masih tak beralih dari layar ponselnya membuat wanita di sampingnya mendengus kesal
setelah berjalan tiga puluh menit akhirnya mobil itu berhenti di sebuah hotel
mewah
“bagaimana bos ?” saat agra membuka kaca mobil tiba-tiba seorang berperawakan tinggi besar
memakai jaket serba hitam menghampiri mobil Agra, Ara pun sedikit terkejut
“ikuti mereka, kalau sudah hubungi saya” Agra memberi perintah pada pria itu
“baik bos” pria pun meninggalkan mereka yang masih di dalam mobil
Setelah pria itu tak terlihat lagi, ara pun menoleh pada Agra yang
masih santai sambil terus memainkan ponselnya
“pak tadi siapa?” Ara sedikit mendongak agar bisa melihat wajah
bosnya
“sudah ku bilang jangan panggil pak kalau lagi nggak di kantor”
jawab agra yang pandangannya masih belum beralih dari ponselnya
“ihhh ...” ara nginjak injakkan kakinya sebal
“gra ..., dia tadi siapa? Trus kenapa kita masih di sini?” kini
Agra beralih menatap Ara dan menyakukan ponselnya
"kadang dingin, kadang sok keren ..., dan lagi kenapa dia menatapku seperti itu ...." batin Ara
“dia orang suruhanku, kita nunggu info dari dia” setelah mendapat
jawaban dari Agra , Ara pun hanya bisa nunggu sambil sesekali memainkan
ponselnya karena tak mau terlalu lama bertatapan dengan bosnya
bisa-bisa jantungnya melonbcat dari tempatnya , menakutkan sekali tatapannya ...., begitu mengintimidasi ....
"kok lama sih pak ...?" lagi lagi ara benar-benar tak tahan dengan sikap bosnya itu
"aku turun sendiri ya pak....?" karena tak juga mendapat jawaban dari bosnya ara kembali mendengus
"berhenti bicara, jangan cerewet ...." agra malah kembali memberi tatapan yang membuat nyali ara benar-benar menciut
-
-
-
-
-
-
-
-
Jangan pernah menyembunyikan kebohongan karena kebenaran akan selalu
menemukan jalannya seperti bayangan selalu menemukan pemiliknya saat
matahari beranjak pergi.
-
-
-
-
-
-
kira-kira apa ya yang di lakuin Dio ...?
ih jadi penasaran ya ....
Agra jangan dingi-dingi sama Ara, jatuh cinta tau rasa
kira-kira dah jatuh cinta belum ya agranya ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Ganta dicahya negri
cinta.......
apakah ini cinta.....
he....e...e..eee
ha....a...a..aaa
hm..m....mmm
oh inikah cinta......
😁😁😁😁😁😁🙊
2021-04-01
1
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Agra sbnerny dah mulai ad rasa tapi blom menyadari😁😁😁😁😁
2021-02-28
2
Reisa Adiwidya
mkx gau kerja
2020-12-30
1