Episode 3

 Karena sudah pasti akan terlambat, Agra akhirnya memilih datang ke acara pameran busana itu bersama Ara, mau bagaimana lagi Ara tak bisa menolak perintah bosnya, Ara juga sudah mendapat telfon dari Nadin kalau acaranya sudah

selesai.

Viona adalah seorang desainer sekaligus seorang model, jadi pakaian yang di kenakan pun tak

pernah asal-asalan.

Agra dan Ara yang baru saja memasuki gedung pameran segera di sambut oleh Viona.

“Hai sayang ...!” sapa Viona, gadis itu segera menghampiri kekasihnya memeluk dan mencium bibir Agra. Seakan dunia hanya milik berdua pokonya.

"Hai sayang, maaf ya aku terlambat!"

"Tidak pa pa! Ayo ...!" Ajaknya dengan bergelayut manja di tangan Agra.

Ara yang berada di samping Agra pun hanya bisa memutar bola matanya malas, merasa muak dengan pasangan yang ada di depannya itu. Tapi wajah kecewa muncul saat melihat gadis berkaca mata yang berada di samping kekasihnya.

“kamu datang sama Ara?” tanya Viona dengan nada yang tidak senang begitu menyadari keberadaan Ara di samping Agra.

Jadi sedari tadi aku nggak kelihatan ...., keterlaluan ....

Ara yang sedari tadi hanya melihat kemesraan mereka hanya bisa tersenyum garing sambil membetulkan letak kaca matanya yang sebenarnya tak bergeser

“Iya sayang ..., tadi ada pekerjaan sedikit, makanya aku ajak kesini, nggak papa kan sayang?” Agra memberi alasan supaya Viona tidak

mempermasalahkan keberadaan Ara.

Viona sebenarnya tak suka melihat kedekatan kekasihnya dengan sekretarisnya, tapi ia tak mau menunjukkannya pada kekasihnya itu.

"Nggak pa pa kok sayang ...! Tapi bukankan sebaiknya mengajak Rendi aja?" ucap Viona.

"Rendi?" Agra sedikit berpikir untuk memberikan alasan, "Ahhh, dia sebenarnya sedang ada pekerjaan di luar kota!"

"Tapi kan masih ada lagi, siapa sahabat kamu satunya?"

"Frans?"

"Iya!"

"Dia dokter sayang, sibuk dong sama pasien-pasien nya! Ara juga nggak akan ganggu kita sayang, jangan khawatir!"

Aku harus menjauhkan gadis cupu ini dari Agra ....

"Oh iya sayang ...., kalau gitu aku bisa pinjam dia dong sayang ....?" tanya Viona manja , dan Agra pun hanya mengangguk.

"Tentu ...!" ucap Agra sambil menatap Ara, memintanya untuk menyetujuinya pula. Ara yang menggelengkan kepalanya segera mendapat pelototan dari bosnya.

"Kamu ikut saya bentar ya ...!"ajak Viona pada Ara, Ara pun hanya bisa mengangguk. Ia tak bisa menolak lagi saat bosnya sudah memberi tatapan tajam.

"Kamu tunggu di sini dulu ya sayang, aku ke sana sama Ara bentar ...." ucap Viona, dan lagi-lagi Agra hanya menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan kekasihnya itu.

Viona menari tangan Ara, mengajak Ara menjauh dari Agra, mereka menuju ke ruangan yang terdapat banyak baju yang sedang di gantung rapi dan siap untuk di pakai para model, banyak model yang sedang bersiap-siap dengan memilih baju yang cocok untuk mereka.

"Ara ...., karena kamu ikut, jadi bisa bantu saya dong!"

"Saya harus bantu apa nona?"

"Ruangan ini berantakan sekali, jadi kamu bisa kan menata beberapa pakaian ini?" tanya Viona sambil menunjuk beberapa pakaian yang tak beraturan.

"*M*emang aku siapa? aku bukan pembantunya" batin Ara

“Nggak papa mbak, silahkan ..” ucap Ara pasrah, mau gimana lagi sudah terlanjur basah, ya nyebur aja sekalian. Memang ia bisa apa.

"Ya udah aku tinggal ya ....., jangan kemana-mana, di sini aja ...!" ucap Viona seperti memberi peringatan.

Ara pun hanya bisa mengangguk dengan senyum yang dipaksakan, rasanya jika senyum itu harus bayar kayaknya Ara hari ini dapat bayaran paling banyak.

Ara begitu kesalnya, seharusnya di hari libur ini ia bisa bersantai di rumah bersama bantal dan kasur nya, tapi kini harus bergelut dengan baju-baju dan manekin.

Karena begitu kesal, ia menendang gantungan baju yang terbuat dari besi untuk meluapkan kekesalannya.

"A ...A... Aauhg ......, sakit ya ...." dengan reflek Ara mengangkat kakinya , Ara memegangi ujung jari kakinya yang ngilu.

"dasar ....., di hari libur aku harus bekerja, ini bukan pekerjaanku, aku sungguh sial" gerutu Ara sambil membereskan pekerjaannya.

"Mas kayaknya ada masalah deh ..." samar samar terdengar ada seseorang yang sedang berbicara serius, Ara yang sudah selesai dengan pekerjaannya terkancing untuk menguping pembicaraan mereka

"Ada apa?"

"Salah satu model kita kecelakaan, jadi nggak bisa datang, bagaimana ini?"

"kita harus segera cari penggantinya, acaranya sudah mau mulai"

"tapi bagaimana bisa kita mencarinya secepat ini"

gubrak

Tanpa sengaja Ara menyenggol manekin yang di jadikannya tempat sembunyi.

"Maaf mas ..., saya nggak sengaja ....!" ucap Ara gugup karena ketahuan menguping.

"Mbak ini siapa?" tanya salah satu dari mereka.

He he he ....

Ara hanya bisa tersenyum garing, "Saya sekertaris kekasihnya nona Viona" ucap Ara sambil tersenyum nyengir.

"Bagaimana kalau dia saja?" tanya salah satu dari mereka meminta persetujuan.

"Maksud dia?" tanya pria melambai itu pada rekannya.

"Kita jadikan dia model dadakan kita hari ini, kalau di dandani kayaknya dia cantik!" ucap rekannya sambil menjunjuk Ara.

Ara yang merasa berada dalam posisi yang tidak menguntungkan segera bersiap siap ambil langkah seribu.

"Maaf saya permisi ....., saya buru-buru!" ucap Ara, Ara berbalik badan hendak berlari, tapi terlambat, kerah baju belakangnya sudah lebih dulu di tarik oleh sebuah tangan.

"Lepaskan ...., tolong ... , lepaskan ya ...!" ucap Ara memohon.

"Karena mbak sudah menguping jadi sekalian kami minta bantuan, mbak Viona pasti juga akan setuju!" ucap pria melambai itu.

"Tapi saya mas yang nggak setuju!"

"Enak saja saya di panggil mas, panggil Miss!"

"Iya Miss, saya nggak bisa jadi model ...!" rengek Ara, ia masih kekeh dengan pendiriannya.

"Gampang cantik ...., nanti kamu cuma tinggal berjalan saja di atas sana, melenggak-lenggok di atas sana ...., yang penting Pe De!"

"Tapi mas, maksudku mbak ...., ah ... bagaimana ya, mbak setengah mas masalahnya saya nggak Pe De ...." ucap Ara memelas.

"Ayolah sekali ini saja, kamu nggak mau kan sampai mbak Viona malu ...., ayolah ikut kami ...!"

Walaupun melambai tapi ternyata tenaganya besar juga. Ara menghela nafasnya panjang, ia pun hanya bisa pasrah, ia akhirnya nurut sama dua orang aneh yang gayanya melambay itu.

"Pakai ini ...!" ucap pria melambai itu sambil menyerahkan gaun berwarna hitam.

"Tapi ini terlalu terbuka!" ucap Ara.

"Nggak pa pa ...., ini trend masa kini, gaun pesta ya harus seperti ini kan ...!"

Pria itu mendorong tubuh Ara untuk masuk ke ruang ganti, Ara mau tak mau segera memakai gaun itu, sebenarnya Ara begitu tidak nyaman karena bagian dadanya terlalu terbuka.

"Nah gitu kan cantik ...!" ucap pria melambai itu, ia segera menarik tangan Ara untuk duduk di depan meja rias.

Setelah selesai di make over, tiba giliran Ara untuk naik ke atas panggung.

"Mbak,, mas, bagaimana ini, aku nggak bisa!" rengek Ara agar tidak memakainya. Tapi pria yang ingin di panggil Miss itu malah mendorongnya hingga ke panggung dan kembali menutup tirai ya.

Walau pun dengan terpaksa, akhirnya Ara hanya bisa menurut saja, Ara keluar dengan di sambut tepuk tangan, semua mata tertuju padanya begitu juga dengan Agra.

Ara bingung harus melakukan apa sekarang, ia terlanjur masuk.

Tersenyum Ara, tersenyum ...., ucap Ara dalam hati. Setelah berhasil tersenyum, ia pun mulai berjalan di atas catwalk.

Hal yang tidak di duga di tunjukkan oleh Agra, ia sangat terkejut dengan penampilan Ara saat ini, memang begitu terbuka.

"*A*pa yang dia lakukan? mana kaca matanya , ..." gumam Agra, matanya tak melepaskan dari melihat Ara, Agra terlihat begitu kesal melihat penampilan Ara. membuat wanita di sampingnya merasa kesal.

"Itu baju desain ku yang dipakai oleh sekertarismu itu ...!" ucap Viona iri, karena merasa Ara lebih terlihat anggun mengenakannya.

"Itu terlalu terbuka ...!" ucap Agra pelan tapi masih bisa di dengar oleh Viona.

Ara melenggak-lenggok di atas catwalk, ia seperti menyihir para tamu. Ara begitu berbeda.

Tidak bisa di biarkan ...., Agra tiba-tiba melepaskan tangan Viona dan berjalan naik ke atas catwalk, menghampiri Ara membuat Ara terdiam.

Apa yang bos lakukan ....?

Agra melepaskan jasnya dan memakaikan di pundak Ara menutupi tubuh bagian atas Ara yang terbuka. Ara begitu terkejut hingga ia mendongakkan kepalanya menatap Agra.

"Segera turun, atau aku akan menyeretmu pulang saat ini juga!" bisik Agra.

Bukannya mendapat cibiran hal itu malah mendapat tepuk tangan dari para tamu yang hadir.

Viona menahan kesal di bawah gara-gara ulah Agra itu. Bahkan Agra dan Ara malah terlihat seperti sepasang kekasih di atas sana, Viona hanya bisa ikut bertepuk tangan walaupun hatinya sedang terbakar cemburu.

Ara pun segera berbalik dan pergi ke balik panggung sedangkan Agra kembali turun menghampiri Viona.

"Kamu apa-apaan sih sayang? Kesannya kamu kayak kekasihnya Ara aja!"

"Ara yang bawa ke sini aku sayang, jadi aku ya g bertanggung jawab! Aku tahu berasal dari keluarga seperti apa Ara ini! Sudahlah sayang nggak usah di besar-besarin!"

"Baiklah, tapi beneran kan kalian nggak ada apa-apa?"

"Kamu nggak percaya sama aku?"

"Percaya!"

...🍂🍂🍂...

Ara yang sudah di belakang panggung pun segera melepas pakaiannya dan mengganti dengan kebaya yang ia kenakan tadi.

Setelah selesai mengganti baju, Ara pun segera mencari keberadaan bosnya. Tapi ia melihat bosnya itu masih sibuk dengan pacarnya dan para wartawan, Ara pun mengurungkan niatnya, tapi terlambat Agra sudah melihatnya, walau tak segera menghampiri Ara, tapi Agra mengawasi setiap apa yang di lakukan Ara.

Ara hanya bisa berkeliling sendiri di acara pameran membosankan menurutnya itu, sedangkan Agra dan Viona sedang sibuk berfoto dan menjawab pertanyaan para wartawan, walaupun matanya tetap tertuju pada Ara.

"Ya udah sayang ...., aku harus pulang dulu, Ara sudah menungguku ...!" ucap Agra, ia pamit pada Viona.

"Tapi aku gimana? Acaranya belum selesai ....!" ucap Viona dengan nada manjanya.

"Nanti aku jemput lagi setelah mengantar Ara ...!"

"Baiklah ...., tapi jangan lama ...!"

Agra pun mencium kening Viona sebelum meninggalkan kekasihnya itu.

Agra segera membawa Ara masuk ke dalam mobil, terjadi keheningan di sana

Mereka lebih suka dengan pikirannya masing-masing, hingga tanpa terasa sudah sampai di depan rumah Ara.

Saat Ara akan membuka pintu, Agra segera menahan tangan Ara

"Ada apa lagi pak ....?" tanya Ara kesal , karena badannya sudah merasa begitu capek.

"Itu tadi tidak bagus ...!" ucap Agra ragu

"Apanya?" Ara gagal mencerna ucapan Agra.

"Pakaian itu..., itu terlalu terbuka, jangan mau pakai seperti itu lagi ....!"

"Hah ....., lagian pak siapa juga mau pakai seperti itu, aneh aneh aja bapak ini, ini aku kembalikan jasnya, ngomong-ngomong terimakasih ya pak!"

Ara hanya menggelengkan kepala dan segera keluar dari mobil, hanya lima meter berjalan, Ara sudah masuk ke dalam rumah

"Argh .....!" Agra memukul stir keras, mengutuki kebodohannya sendiri.

"Apa sih yang gue pikirin, bisa bisa nya gue nglakuin itu sama Ara pakek ngomong kayak gitu lagi!"

...🍂🍂🍂...

Di ruang kerja seorang nyonya besar, sekretarisnya sedang berdiri di samping meja kerjanya sambil menunjukkan beberapa foto.

Nyonya besar itu sedang memperhatikan satu per satu foto yang di tunjukkan hingga akhirnya matanya terfokus pada foto yang terakhir.

"Ini sepertinya bukan wanita itu? Dia siapa?" tanyanya pada sekretarisnya.

"Itu adalah sekretaris tuan muda, nyonya!"

"Cari tahu bagaimana foto ini bisa di ambil!"

"Baik nyonya, kalau begitu saya permisi!"

"Iya silahkan!"

Belum juga mencapai pintu langkah sekretarisnya, nyonya itu kembali memanggil.

"Tunggu!"

Pria dengan tubuh tegap itu pun segera berhenti dan berbalik, ada sedikit uban yang menghiasi kepalanya mengadakan usianya tidak muda lagi.

"Iya nyonya!"

"Minta Rendi untuk mengawasinya dengan lebih ketat, sepertinya gadis model itu tidak baik!"

"Baik nyonya!"

...Aku bukan siapa-siapa di hati dan hidupmu, tapi sepertinya kau sengaja menarikku untuk masuk ke dalamnya tanpa aku sadari hingga aku sulit untuk terlepas lagi...

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat

Follow akun Ig aku ya

IG @ tri.ani5249

...Happy reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Annisa Ratna

Annisa Ratna

Penulisannya detail. Penggambaran situasi, perasaan tokohnya begitu detail..
Saya suka...😍😍😍

2022-02-14

0

Annisa Ratna

Annisa Ratna

ngakak...🤣🤣🤣🤣

2022-02-14

0

Debbie Teguh

Debbie Teguh

ara keren bgt

2021-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog (visual)
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 spesial visual
120 Episode 119
121 Episode 120
122 Episode 121
123 Episode 122
124 Episode 123
125 Episode 124
126 extra part 1
127 extra part 2
128 Pengumuman
129 extra part 3
130 ekstra part 4
131 Ekstra part 5
132 Extra part 6
133 Extra part 7
134 Extra part 8
135 Extra part 9
136 Pengumuman
137 Extra part 10
138 Extra part 11
139 Extra part 12
140 Bonschap 1
141 Bonschap 2
142 Bonschap 3
143 Bonschap 4
144 Bonschap 5
145 bonschap 6
146 Bonschap 7
147 Bonschap 8
148 Bonschap 9
149 Bonschap 10
150 Part 2 (1)
151 Part 2 (2)
152 Part 2(3)
153 Part 2(4)
154 Part 2(5)
155 Part 2(6)
156 part 2(7)
157 Part 2(8)
158 Part 2(9)
159 Part 2(10)
160 Part 2 (11)
161 Part 2(12)
162 Part 2(13)
163 Part 2(14)
164 Part 2 (15)
165 Part 2(16)
166 Part 2(17)
167 Part 2 (18)
168 Part 2 (19)
169 Part 2[20]
170 Part 2 (21)
171 Part 2 (22)
172 Part 2(23)
173 Part 2 (24)
174 Part 2 (25)
175 Part 2 (26)
176 Part 2 (27)
177 Part 2 (28)
178 Part 2 (29)
179 Part 2 (30)
180 Part 2 (31)
181 Part 2 (32)
182 Part 2 (33)
183 Part 2 (34)
184 Part 2 (35)
185 Part 2 (36)
186 Part 2 (37)
187 Part 2 (38)
188 Part 2 (39)
189 Part 2 (40)
190 Part 2 (41)
191 Part 2 (42)
192 Part 2 (43)
193 Part 2 (44)
194 Part 2 (45)
195 Part 2 (46)
196 Part 2 (47)
197 Part 2 (48)
198 Part 2 (49)
199 Part 2 (50)
200 Part 2 (51)
201 Part 2 (End)
202 pengumuman
203 pengumuman
204 Pengumuman ( secuel)
205 Prolog Sekuel Sagara & Sanaya
206 Berbeda ( Gara vs Naya)
207 Aril vs Gara
208 Anak ingusan
209 Guru privat
210 Anak Baru
211 Ariel
212 Terlambat
213 Gosip sekolah
214 Bukan aku yang salah
215 seragam yang hilang
216 Aditya Banu
217 anak ugal-ugalan
218 Kemarahan Oma
219 Selalu menuduhku
220 Sanaya ku
221 Dia begitu Berarti
222 Siapa pelakunya
223 Terimakasih
224 Bekal makan siang
225 Pulang bareng
226 Berantakan
227 Bunda Diah
228 Sosok Aditya
229 posesifnya Sagara
230 Peringatan
231 Jealous
232 Selalu salah
233 Kalah
234 Kalah ( Aditya)
235 Balap Liar
236 Tempat ternyaman
237 Bukan Aku
238 Kenapa kamu?
239 Beasiswa
240 Jadi mama?
241 Saya putrinya
242 Kencan
243 Karena masa lalu
244 Memilih menjauh
245 Untuk menjadi Dewasa
246 Tantangan baru
247 Rencana terselubung
248 Resmi jadi pacar
249 Persiapan makan malam
250 Makan malam
251 Perjodohan
252 Sosok lain
253 Terimakasih
254 Memulainya
255 Mama Abimanyu
256 Kenyataannya!!!
257 Jauhi dia
258 Dia kakakku
259 Dari segi oma
260 Kenapa Aditya?
261 Syarat dari oma
262 Hari pertama ujian
263 Liburan
264 Villa 1
265 Lembar yang indah
266 Semua ada masanya
267 Aku tahu apa istimewanya
268 Menjadi dewasa
269 Membuka lembaran baru
270 Author menyapa
271 pengumuman
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Prolog (visual)
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
spesial visual
120
Episode 119
121
Episode 120
122
Episode 121
123
Episode 122
124
Episode 123
125
Episode 124
126
extra part 1
127
extra part 2
128
Pengumuman
129
extra part 3
130
ekstra part 4
131
Ekstra part 5
132
Extra part 6
133
Extra part 7
134
Extra part 8
135
Extra part 9
136
Pengumuman
137
Extra part 10
138
Extra part 11
139
Extra part 12
140
Bonschap 1
141
Bonschap 2
142
Bonschap 3
143
Bonschap 4
144
Bonschap 5
145
bonschap 6
146
Bonschap 7
147
Bonschap 8
148
Bonschap 9
149
Bonschap 10
150
Part 2 (1)
151
Part 2 (2)
152
Part 2(3)
153
Part 2(4)
154
Part 2(5)
155
Part 2(6)
156
part 2(7)
157
Part 2(8)
158
Part 2(9)
159
Part 2(10)
160
Part 2 (11)
161
Part 2(12)
162
Part 2(13)
163
Part 2(14)
164
Part 2 (15)
165
Part 2(16)
166
Part 2(17)
167
Part 2 (18)
168
Part 2 (19)
169
Part 2[20]
170
Part 2 (21)
171
Part 2 (22)
172
Part 2(23)
173
Part 2 (24)
174
Part 2 (25)
175
Part 2 (26)
176
Part 2 (27)
177
Part 2 (28)
178
Part 2 (29)
179
Part 2 (30)
180
Part 2 (31)
181
Part 2 (32)
182
Part 2 (33)
183
Part 2 (34)
184
Part 2 (35)
185
Part 2 (36)
186
Part 2 (37)
187
Part 2 (38)
188
Part 2 (39)
189
Part 2 (40)
190
Part 2 (41)
191
Part 2 (42)
192
Part 2 (43)
193
Part 2 (44)
194
Part 2 (45)
195
Part 2 (46)
196
Part 2 (47)
197
Part 2 (48)
198
Part 2 (49)
199
Part 2 (50)
200
Part 2 (51)
201
Part 2 (End)
202
pengumuman
203
pengumuman
204
Pengumuman ( secuel)
205
Prolog Sekuel Sagara & Sanaya
206
Berbeda ( Gara vs Naya)
207
Aril vs Gara
208
Anak ingusan
209
Guru privat
210
Anak Baru
211
Ariel
212
Terlambat
213
Gosip sekolah
214
Bukan aku yang salah
215
seragam yang hilang
216
Aditya Banu
217
anak ugal-ugalan
218
Kemarahan Oma
219
Selalu menuduhku
220
Sanaya ku
221
Dia begitu Berarti
222
Siapa pelakunya
223
Terimakasih
224
Bekal makan siang
225
Pulang bareng
226
Berantakan
227
Bunda Diah
228
Sosok Aditya
229
posesifnya Sagara
230
Peringatan
231
Jealous
232
Selalu salah
233
Kalah
234
Kalah ( Aditya)
235
Balap Liar
236
Tempat ternyaman
237
Bukan Aku
238
Kenapa kamu?
239
Beasiswa
240
Jadi mama?
241
Saya putrinya
242
Kencan
243
Karena masa lalu
244
Memilih menjauh
245
Untuk menjadi Dewasa
246
Tantangan baru
247
Rencana terselubung
248
Resmi jadi pacar
249
Persiapan makan malam
250
Makan malam
251
Perjodohan
252
Sosok lain
253
Terimakasih
254
Memulainya
255
Mama Abimanyu
256
Kenyataannya!!!
257
Jauhi dia
258
Dia kakakku
259
Dari segi oma
260
Kenapa Aditya?
261
Syarat dari oma
262
Hari pertama ujian
263
Liburan
264
Villa 1
265
Lembar yang indah
266
Semua ada masanya
267
Aku tahu apa istimewanya
268
Menjadi dewasa
269
Membuka lembaran baru
270
Author menyapa
271
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!