Episode 2

Pagi ini ada acara keluarga di rumah kerabat dekat almarhum ibu Ara, Ara meminta cuti untuk satu hari karena Roy memintanya untuk datang. Untuk menghormati keluarga ibunya.

Ara sudah berdandan menggunakan pakaian pesta lengkap dengan sepatu high heels, hendak pergi ke kondangan. Ia berdandan tidak seperti biasanya.

“kak ..., ayo berangkat ...” Nadin sudah berdiri di depan pintu kamar Ara dengan menenteng dua buah helm di tangannya.

“Bentar dek, aku ambil tas dulu!”

Ara pun beranjak dari duduknya dan

segera menyambar tas yang sudah berada di atas tempat tidur. Ara kembali di depan kaca, sedikit merapikan penampilannya dan segera berlari menghampiri adiknya.

"Kakak ini lama sekali ya ...., acaranya keburu kelar kak ...." keluh Nadin yang sedari tadi sudah menunggunya di luar.

"Iya ...., maaf dek ...!" Ara hanya bisa mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

Mereka pun segera keluar dari rumah dan mengunci pintunya, motor pun sudah terparkir di depan halaman rumah siap untuk di tumpangi.

“Pakek helmnya dulu, kak ....!” Nadin pun menyerahkan helm kepada Ara

“Terimakasih” Ara pun segera memakai helm itu di kepalanya.

Tapi saat hendak naik ke motor tiba-tiba suara ponsel yang berbunyi nyaring menghentikan langkah Ara. Ara pun segera merogoh tasnya, mencari-cari keberadaan benda pipih kecil itu. Setelah dapat di temukan Ara segera menekan tombol hijau. Dan meletakkannya di daun telinganya.

“hallo ....” ucap seseorang dari seberang terdengar sedikit panik.

Ya kepanikan yang sering kali Ara dengar. Begitu menggelegar di telinganya hingga Ara harus sedikit menjauhkannya dari daun telinganya.

“iya pak ada apa?” dan ternyata itu telpon dari Bosnya Ara, Ara yang sudah paham wajahnya langsung di tekuk seperti gulungan karpet mushola.

“cepetan kamu ke apartemen saya” kini Ara yang malah semakin panik,

bagaimana bisa ia sudah ijin kemarin untuk tidak bekerja, tapi kini malah dapat panggilan darurat dari bosnya.

“tapi pak saya kan sudah ijin kemarin!” Ara berusaha menolak.

“tapi ini penting” tapi jelas di seberang sana semakin ngotot saja

“Nggak bisa pak saya ada acara” tapi Ara masih tetap tidak mau

kalah,

” rasanya ingin sekali menjambak rambut si bos” batin Ara

“tapi ini darurat, pokoknya kamu harus datang, titik, nggak ada

nggak nggakan......” akhirnya ancaman si bos mengalahkan benteng yang sudah di bangun

oleh Ara.

“Baik pak!!!!!” setelah ini apa yang bisa dikatakan oleh Ara selain

menyerah dan pasrah

            Kini sambungan

telpon telah di matikan, Ara kembali memasukkan ponselnya kedalam tas, dengan wajah memelas Ara memandang adiknya dengan penuh penyesalan

“Ada apa kak?, bos kakak lagi?” Nadin sudah tahu apa yang akan terjadi, karena kejadian seperti ini sudah untuk yang ke sekian kali, sebenarnya ia begitu kecewa,

tapi mau bagaimana lagi....

“Iya dek, maaf  ya ...!” Ara

merasa sangat bersalah pada adiknya, karena kemarin ia sudah berjanji akan menemaninya dalam acara itu, karena Nadin merasa canggung bila berkumpul

bersama keluarga besar tanpa kakaknya.

Keterlaluan ....., batin Nadin kesal.

“Terus gimana dong kak acaranya?” Nadin begitu malas datang sendiri

“Ya udah kamu berangkat dulu, nanti biar kakak nyusul, kan sudah ada ayah di sana...!” bujuk Ara, Akhirnya

Nadin hanya bisa pasrah walaupun dengan perasaan kesal.

“Terus kakak naik apa?” Nadin menatap motor yang hanya ada satu.

“Gampang kakak bisa naik angkot!”

“Ya udah kak aku berangkat dulu ya!” dengan berat hati Nadin berangkat sendiri dengan mengendarai motornya.

“Ya hati hati di jalan!” ucap Ara sambil berjalan ke ujung jalan untuk mencari angkot yang sedang lewat.

Untung saja tepat saat Ara sampai di ujung jalan, ada angkot yang sedang lewat  Segera Ara menghentikan angkot itu ,

"Bang ..., berhenti bang ...!" Ara melambaikan tangannya hingga angkotnya berhenti.

Ara pun segera masuk ke dalam angkot. Tapi entah kenapa semua mata menatap kepadanya aneh.

"kenapa mereka menatapku seperti itu?" Batin Ara bertanya-tanya. Ara pun menatap bayangan dirinya di kaca spion.

"oh .... astaga ..., aku melupakan helmku. Pantas saja mereka menatapku aneh ..." Batin Ara sambil memegang kelapanya yang masih mengenakan helm. Dengan cepat ia melepaskan helm dari kepalanya.

Membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai di apartemen bosnya, setelah sampai di depan apartemen

bosnya ia segera turun dari angkot dan menyerahkan selembar uang lima ribuan,

Ara menghela nafas kasarnya, ia memasuki lobi apartemen dengan wajah kesalnya.

“Mudah-mudahan ini bukan hal yang konyol lagi” gumam Ara sambil terus berjalan.

Ara menuju ke pintu lift dengan beberapa kali pencetan, tapi karena lift tak kunjung terbuka,

"Kenapa di saat seperti ini ...., lift pun tidak mendukungku ... , menyebalkan ...!" ucap Ara sambil memukul pintu lift dengan kedua tangannya.

Akhirnya terpaksa Ara berlari menuju ke tangga darurat, ia melepas high heelsnya supaya memudahkan langkahnya, ia yang biasa memakai flatshoes menjadi sangat

kesusahan ketika harus memakai sepatu tingginya.

"Sepatu menyebalkan ..." Sepatunya pun ikut kena omelnya.

Setelah sampai di

depan pintu apartemen bosnya, ia segera membunyikan bell dengan begitu kasar.

"Untung saja bos ...., kalau bukan sudah aku tendang dih pintu ..." gerutu Ara sambil menunggu pintu terbuka.

Tak butuh waktu lama akhirnya pintu terbuka, di sana sudah menampilkan seorang

pria dengan wajah frustasinya, tapi tetap saja tampan.

"Kenapa juga dia tampan, menyebalkan ...." batin Ara saat menatap wajah Agra.

Ara segera mengatur nafasnya yang serasa habis karena sudah lari menaiki tangga hingga lantai lima.

“Ada apa bos?” tanya Ara yang masih sedikit ngos-ngosan karena berlari menaiki tangga. Ara yang masih berdiri di depan pintu segera di tarik tangannya untuk masuk kedalam apartemen.

“Lihat ini!”

Agra menunjukkan beberapa kemeja yang berjejer di atas  tempat tidur.

"Bentar ...., aku harus minum..., aku haus ....!" ucap Ara sambil mengatur nafasnya. Agra pun segera mengambilkan sebotol air mineral dingin. Dengan cepat Ara meraihnya dan meminumnya dengan cepat hingga botol itu kosong.

"Kau ini ...., gentong apa apa sih ....?" Agra terlihat keheranan melihat Ara yang meneguk habis minumannya dalam sekejab.

"Ini semua gara-gara bapak. Aku harus lari menaiki tangga karena panggilan bapak yang tak henti di ponselku! Aku kira bapak mau mati sampai nggak sabar nunggu aku datang!" ucap Ara dengan mata menatap tajam pada bosnya.

"Kurang ajar sekali kamu sebagai sekretaris!"

"Bapak lebih nggak tau waktu!" keluh Ara, lalu tatapannya teralihkan pada pakaian yang berjejer di atas tempat tidur.

“ini apa pak ?” Ara benar-benar tak habis pikir dengan yang di

lihat.

"jadi cuma gara-gara ini ...., aku harus berlari, meninggalkan adikku sendiri, pengen aku jambak nih rambut si bos....." batin Ara mengutuki kelakuan si bosnya yang sok keren ini, jika bersama orang lain dia sok cool, tapi jika bersama Ara, sepertinya Agra akan menunjukkan sifat aslinya. Menyebalkan.

“Ya ini kamu harus pilihkan  kemeja mana yang harus aku kenakan untuk acara hari ini, kamu kan tau

hari ini aku diajak Viona menghadiri pameran busananya!” ucap Agra yang tidak mau kalah, ia menunjukkan semua kemeja yang terlihat masih baru.

“Tapi kan pak ....!” Ara memberi jeda pada ucapannya menahan kesal. Seakan kali ini nafasnya keluar dengan percuma.

“Ini bukan yang pertama bapak ketemuan, kenapa harus seribet ini sih?!" Ara benar-benar kesal

dengan kelakuan bosnya, pasalnya bukan Cuma sekali ini saja.

Ini bukan yang pertama, sudah begitu banyak hal yang di luar logika yang di lakukan oleh bosnya itu. Pernah suatu malam saat Ara sedang enak-enaknya tidur ada telpon darurat cuma untuk mengantarkan sebuah berkas yang sebenarnya tidak terlalu penting. Lalu ketika acara ulang tahun adiknya, Ara bela-belain untuk mencarikan makanan untuk Viona yang akhirnya ternyata tidak di makan dan dia harus meninggalkan acara adiknya.

Bahkan seperti tidak ada hari libur, setiap akan libur telpon itu selalu datang.

Pernah suatu ketika saat Ara sedang jalan dengan pacarnya, si bosnya menelfon dan menyuruh datang ke apartemen hanya untuk  menanyakan makanan yang cocok untuk wanita yang sedang diet.

Hal-hal konyol yang selalu di lakukan oleh bosnya, ia tidak tahu kehidupan seperti apa yang di miliki oleh bosnya sebelum hidup mandiri di apartemen yang sekarang dia tinggali, bahkan untuk memilihkan dasi, sepatu, dan masih banyak hal sederhana lainnya saja dia tidak bisa.

Ara hanya bisa memegangi kepalanya yang terasa pusing sambil menatap kemeja yang berjejer di atas tempat tidur itu. Sepertinya si bos menyadari kesalahannya hingga membuatnya mendekati Ara dan berkata sedikit lembut, hanya sedikit.

“Maaf Ara, tapi ini darurat, aku tidak mungkin datang ke acara itu dengan penampilan yang biasa aja, kamu kan orangnya mengerti fashion, makanya aku panggil kamu ke sini!” Agra memberi alasan pada Ara agar tidak marah lagi.

“Tapi kalau kayak gini kan aku jadi telat pak, aku juga punya acara sendiri!” ucap Ara tak bisa menahan

lagi rasa kesalnya. Ia sudah mengabaikan acaranya sendiri dan mengecewakan ayah dan adiknya. Pasti semua kerabatnya banyak menanyakan dirinya.

Setelah perdebatan panjang akhirnya Ara harus menyerah dengan kesal, ia memilihkan semua kebutuhan Agra yang akan ia kenakan ke acara Viona, dari ujung rambut hingga ujung kaki.

SULTAN MAH BEBAS ......!!!!!!!

Bersambung

...Lain waktu ajarkan aku bagaimana mencintai seseorang agar aku tahu hebatnya di cintai...

-

-

-

-

-

-

jangan lupa kasih Like dan Komentarnya ya kakak

Aku tunggu

kasih Vote juga

Follow akun Ig aku ya

IG @tri.ani5249

Happy reading 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

begitu lah kalau kerja sama orang 🤭 tapi jangan sampe ketemu bos kaya Arga deh 🤣

2024-03-04

5

Hatijahanwar

Hatijahanwar

bisa biaa itu si bos jatuh cinta sma arah

2022-02-16

0

Heny Ekawati

Heny Ekawati

bos nyeleneh itu

2021-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog (visual)
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 spesial visual
120 Episode 119
121 Episode 120
122 Episode 121
123 Episode 122
124 Episode 123
125 Episode 124
126 extra part 1
127 extra part 2
128 Pengumuman
129 extra part 3
130 ekstra part 4
131 Ekstra part 5
132 Extra part 6
133 Extra part 7
134 Extra part 8
135 Extra part 9
136 Pengumuman
137 Extra part 10
138 Extra part 11
139 Extra part 12
140 Bonschap 1
141 Bonschap 2
142 Bonschap 3
143 Bonschap 4
144 Bonschap 5
145 bonschap 6
146 Bonschap 7
147 Bonschap 8
148 Bonschap 9
149 Bonschap 10
150 Part 2 (1)
151 Part 2 (2)
152 Part 2(3)
153 Part 2(4)
154 Part 2(5)
155 Part 2(6)
156 part 2(7)
157 Part 2(8)
158 Part 2(9)
159 Part 2(10)
160 Part 2 (11)
161 Part 2(12)
162 Part 2(13)
163 Part 2(14)
164 Part 2 (15)
165 Part 2(16)
166 Part 2(17)
167 Part 2 (18)
168 Part 2 (19)
169 Part 2[20]
170 Part 2 (21)
171 Part 2 (22)
172 Part 2(23)
173 Part 2 (24)
174 Part 2 (25)
175 Part 2 (26)
176 Part 2 (27)
177 Part 2 (28)
178 Part 2 (29)
179 Part 2 (30)
180 Part 2 (31)
181 Part 2 (32)
182 Part 2 (33)
183 Part 2 (34)
184 Part 2 (35)
185 Part 2 (36)
186 Part 2 (37)
187 Part 2 (38)
188 Part 2 (39)
189 Part 2 (40)
190 Part 2 (41)
191 Part 2 (42)
192 Part 2 (43)
193 Part 2 (44)
194 Part 2 (45)
195 Part 2 (46)
196 Part 2 (47)
197 Part 2 (48)
198 Part 2 (49)
199 Part 2 (50)
200 Part 2 (51)
201 Part 2 (End)
202 pengumuman
203 pengumuman
204 Pengumuman ( secuel)
205 Prolog Sekuel Sagara & Sanaya
206 Berbeda ( Gara vs Naya)
207 Aril vs Gara
208 Anak ingusan
209 Guru privat
210 Anak Baru
211 Ariel
212 Terlambat
213 Gosip sekolah
214 Bukan aku yang salah
215 seragam yang hilang
216 Aditya Banu
217 anak ugal-ugalan
218 Kemarahan Oma
219 Selalu menuduhku
220 Sanaya ku
221 Dia begitu Berarti
222 Siapa pelakunya
223 Terimakasih
224 Bekal makan siang
225 Pulang bareng
226 Berantakan
227 Bunda Diah
228 Sosok Aditya
229 posesifnya Sagara
230 Peringatan
231 Jealous
232 Selalu salah
233 Kalah
234 Kalah ( Aditya)
235 Balap Liar
236 Tempat ternyaman
237 Bukan Aku
238 Kenapa kamu?
239 Beasiswa
240 Jadi mama?
241 Saya putrinya
242 Kencan
243 Karena masa lalu
244 Memilih menjauh
245 Untuk menjadi Dewasa
246 Tantangan baru
247 Rencana terselubung
248 Resmi jadi pacar
249 Persiapan makan malam
250 Makan malam
251 Perjodohan
252 Sosok lain
253 Terimakasih
254 Memulainya
255 Mama Abimanyu
256 Kenyataannya!!!
257 Jauhi dia
258 Dia kakakku
259 Dari segi oma
260 Kenapa Aditya?
261 Syarat dari oma
262 Hari pertama ujian
263 Liburan
264 Villa 1
265 Lembar yang indah
266 Semua ada masanya
267 Aku tahu apa istimewanya
268 Menjadi dewasa
269 Membuka lembaran baru
270 Author menyapa
271 pengumuman
Episodes

Updated 271 Episodes

1
Prolog (visual)
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
spesial visual
120
Episode 119
121
Episode 120
122
Episode 121
123
Episode 122
124
Episode 123
125
Episode 124
126
extra part 1
127
extra part 2
128
Pengumuman
129
extra part 3
130
ekstra part 4
131
Ekstra part 5
132
Extra part 6
133
Extra part 7
134
Extra part 8
135
Extra part 9
136
Pengumuman
137
Extra part 10
138
Extra part 11
139
Extra part 12
140
Bonschap 1
141
Bonschap 2
142
Bonschap 3
143
Bonschap 4
144
Bonschap 5
145
bonschap 6
146
Bonschap 7
147
Bonschap 8
148
Bonschap 9
149
Bonschap 10
150
Part 2 (1)
151
Part 2 (2)
152
Part 2(3)
153
Part 2(4)
154
Part 2(5)
155
Part 2(6)
156
part 2(7)
157
Part 2(8)
158
Part 2(9)
159
Part 2(10)
160
Part 2 (11)
161
Part 2(12)
162
Part 2(13)
163
Part 2(14)
164
Part 2 (15)
165
Part 2(16)
166
Part 2(17)
167
Part 2 (18)
168
Part 2 (19)
169
Part 2[20]
170
Part 2 (21)
171
Part 2 (22)
172
Part 2(23)
173
Part 2 (24)
174
Part 2 (25)
175
Part 2 (26)
176
Part 2 (27)
177
Part 2 (28)
178
Part 2 (29)
179
Part 2 (30)
180
Part 2 (31)
181
Part 2 (32)
182
Part 2 (33)
183
Part 2 (34)
184
Part 2 (35)
185
Part 2 (36)
186
Part 2 (37)
187
Part 2 (38)
188
Part 2 (39)
189
Part 2 (40)
190
Part 2 (41)
191
Part 2 (42)
192
Part 2 (43)
193
Part 2 (44)
194
Part 2 (45)
195
Part 2 (46)
196
Part 2 (47)
197
Part 2 (48)
198
Part 2 (49)
199
Part 2 (50)
200
Part 2 (51)
201
Part 2 (End)
202
pengumuman
203
pengumuman
204
Pengumuman ( secuel)
205
Prolog Sekuel Sagara & Sanaya
206
Berbeda ( Gara vs Naya)
207
Aril vs Gara
208
Anak ingusan
209
Guru privat
210
Anak Baru
211
Ariel
212
Terlambat
213
Gosip sekolah
214
Bukan aku yang salah
215
seragam yang hilang
216
Aditya Banu
217
anak ugal-ugalan
218
Kemarahan Oma
219
Selalu menuduhku
220
Sanaya ku
221
Dia begitu Berarti
222
Siapa pelakunya
223
Terimakasih
224
Bekal makan siang
225
Pulang bareng
226
Berantakan
227
Bunda Diah
228
Sosok Aditya
229
posesifnya Sagara
230
Peringatan
231
Jealous
232
Selalu salah
233
Kalah
234
Kalah ( Aditya)
235
Balap Liar
236
Tempat ternyaman
237
Bukan Aku
238
Kenapa kamu?
239
Beasiswa
240
Jadi mama?
241
Saya putrinya
242
Kencan
243
Karena masa lalu
244
Memilih menjauh
245
Untuk menjadi Dewasa
246
Tantangan baru
247
Rencana terselubung
248
Resmi jadi pacar
249
Persiapan makan malam
250
Makan malam
251
Perjodohan
252
Sosok lain
253
Terimakasih
254
Memulainya
255
Mama Abimanyu
256
Kenyataannya!!!
257
Jauhi dia
258
Dia kakakku
259
Dari segi oma
260
Kenapa Aditya?
261
Syarat dari oma
262
Hari pertama ujian
263
Liburan
264
Villa 1
265
Lembar yang indah
266
Semua ada masanya
267
Aku tahu apa istimewanya
268
Menjadi dewasa
269
Membuka lembaran baru
270
Author menyapa
271
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!