Setelah pertengkaran Ara dan Agra di mall itu, kini sudah satu minggu Ara mendiamkan agra, ia hanya berbicara seperlunya saja. Ara begitu kesal karena Agra sudah menghina Dio di depan umum. Ia tidak suka kalau bosnya terlalu mencampuri urusannya, apa lagi ini hubungannya dengan sang pacar yang jelas-jelas tidak ada hubungan dengan pekerjaan.
“Berani sekali dia mendiamkan aku!” Agra bergumam lirih sambil terus memandangi Ara yang tetap sibuk menatap latar komputernya.
“Menyebalkan sekali dia, dia pikir dia siapa? Beraninya!!!” Agra masih
terus menggerutu di tempat duduknya sambil menggoyang-goyangkan kursinya dan
sebuah pulpen di tangannya yang tak hentinya dia mainkan.
“Hessst ...esssstt ...!” Agra berusaha membuyarkan konsentrasi Ara,
tapi gadis itu tetap saja tak memandangnya. Ara tetap pura-pura konsentrasi dengan pekerjaannya.
"Rasain kamu bos jahat, congkak, sombong, arogan!" Batin Ara tanpa mengindahkan godaan Agra.
Klutik ...
Sebuah pulpen mendarat tepat di kening Ara,
"Auhggg ....!" keluh Ara sambil mengelus keningnya. Kemudian gadis itu menatapnya dengan membulatkan matanya. Dia sungguh merasa kesal.
Tapi kemudian Ara sadar bahwa dia sedang mendiamkan bosnya itu. tak lama ia hanya menghempaskan
nafasnya kasar dan kembali menatap layar di depannya.
Agra yang semula mulai menyunggingkan senyum karena merasa sudah berhasil memancing Ara, kini kembali pupus.
Karena usahanya tak membuahkan hasil. Agra pun kembali mencari cara.
“Dasar mata empat!” gerutu Agra karena tak kunjung mendapat respon. Agra terus berfikir, tapi tiba-tiba di kejutkan dengan ucapan Ara.
“Apa bos bilang?”
Ara yang sebenarnya mendengarkan apa yang diucapkan bosnya segera merespon
Agra tersenyum senang saat mendapat respon dari Ara. Memang itu tujuannya.
“Kamu kan memang mata empat!”
Agra malah semakin menggoda Ara. Agra memanfaatkan hal itu untuk menggoda Ara agar bisa kembali bicara dengan Ara.
Tapi Ara tau bahwa Agra hanya ingin menyulut emosinya saja, ia pun
segera meredam emosinya dengan melakukan gerakan-gerakan seperti yoga dengan menaik turunkan kedua tangannya di depan dada
Setelah emosinya menurun Ara kembali menatap layar monitornya dan tak mau ambil pusing dengan kelakuan bosnya.
“Kamu masih marah padaku?” akhirnya Agra menurunkan egonya dengan bertanya pada sekretarisnya.
“Sudah tahu nanya, emang dia doang yang bisa marah, enak saja ngejelekin pacar orang, kayak pacarnya dah bener aja!!!!” batin Ara sambil menatap sinis bosnya.
Karena Ara masih setia dengan kediamannya, membuat Agra benar-benar tak tahan. Agra pun segera berdiri dari duduknya. Tapi segera ia redakan sendiri emosinya. Menghadapi Ara tak bisa dengan emosi, pikirnya.
“hei ..., Ara ...., gadis berkaca mata!” panggil Agra dengan sedikit berbisik seakan sedang main petak umpet.
Tapi lagi-lagi tak mendapat respon dari Ara. Akhirnya Agra pun menurunkan egonya.
“Ya udah maafkan aku, aku nyerah!" ya kata maaf sungguh melukai egonya. Ia mengangkat kedua tangannya benar-benar tidak bisa didiamkan oleh sekretarisnya itu.
"Gitu banget sih kamu sama bosmu!" keluh Agra saat melihat sekretaris nya masih tetap diam tidak peduli dengan apapun yang dia lakukan.
"Sebenarnya aku butuh banget bantuan kamu, kalau kamu nggak mau ngomong ya udah aku aja yang ngomong!” Ara hanya memandang
Agra sekilas dan kembali berkutat pada komputer di depannya.
“Aku mau melamar Viona ..., aku belum tahu bagaimana sebenarnya
temanya, kamu kan yang paling jago membuat rencana, jadi aku mohon tolong aku!" Agra mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
"Aku janji deh nggak ngurusin urusan kamu lagi!” Agra membuat wajahnya semelas mungkin agar Ara luluh dan memaafkannya. Wajahnya di buat semanis mungkin.
“*K*alau nggak lupa!!!!” kata ini di teruskan dalam hati.
Ara pun menoleh sebentar, kemudian kembali lagi dengan layar
komputernya.
Agra yang melihat tingkah Ara hanya bisa mengacak-acak rambutnya frustasi, ia kemudian menundukkan kepalanya dengan bantalan kedua tangannya di atas meja. Ia sudah benar-benar menyerah.
"Dia itu memang keras kepala sekali. nggak mungkin aku menyuruh si Rendi buat nglakuin ini ... dia bisa apa? pacaran aja nggak pernah ...." Batin Agra.
Tapi tiba-tiba ia merasakan ada yang mencolek pundaknya, saat ia
mengangkat kepalanya ternyata Ara sudah berdiri di sampingnya sambil
menyerahkan selembar kertas.
"Apa ini?"
"Lihat sendiri ..." ucap Ara dingin. Masih pura-pura marah.
Agra pun menerima dan melihat isi kertas itu, yang ternyata
berisi gambaran rancangan diner romantis membuat senyum mengembang di bibir
Agra.
Tanpa aba-aba Agra pun berdiri dan memeluk Ara, Ara yang mendapat
pelukan tak terduga dari bosnya hanya bisa diam mematung
“makasih, makasih , you are is the best, i like your work” Agra
pun semakin mengeratkan pelukannya.
“bos ..., bos ...., lepaskan aku nggak bisa nafas ...” ara menepuk-nepuk punggung agra supaya mau melepaskan pelukannya.
“maaf, maaf ...” Agra pun segera melepaskan pelukannya, kini Ara
tampak mengatur nafasnya ynga sempat tercekat karena pelukan erat Agra.
“aku saking senangnya ...” agra hanya cengar cengir salah tingkah.
“bos mau bunuh aku, apa mau terima kasih sih ...” ara cemberut kesal sambil membenarkan letak kaca matanya.
“ya... maaf, aku kan nggak sengaja, tapi kamu udah maafin aku kan?” ucap Agra sambil mengerlingkan matanya.
“tergantung kalau bos mau janji nggak bakalan nglakuin itu lagi” ucap Ara.
“emang aku nglakuin apa? aku nggak nglakuin apa-apa ...." Agra pura-pura bodoh.
“jangan campuri urusan pribadiku ...” ucap Ara samvil menunjuk ke wajah bosnya. sungguh anak buah yang berani.
“ok ...” ucap Agra santai.
“janji ...” Ara pun menyodorkan jari kelingkingnya.
“ok janji” Agra pun menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking
Ara.
“berarti nggak marah lagi ya ...?” Agra kembali meyakinkan Ara dan
ara hanya membalas dengan senyuman dan menggangguk.
“yess yesss ..., kalau kitu mari kita rayakan, aku traktir kamu
makan siang”
“ok siapa takut”
Mereka pun akhirnya baikan kembali, sebenarnya yang paling mendapat
imbas jika mereka bertengkar adalah Rendi , patner sekaligus tangan kanan Agra.
Selama seminggu ini Rendi
bekerja ekstre karena Agra dan Ara saling diem-dieman , dan kini penderitaan
rendi telah berakhir, tapi mungkin sementara sih.
****
Mereka sampai di sebuah restauran mewah. Agra juga mengajak Rendi. Mereka makan bertiga
"Kamu boleh pesan apa saja yang kamu suka hari ini ...." ucap Agra."Lo juga Rend..."
"Terimakasih pak ...." ucap Rendi. Tapi sedari tadi perhatian Rendi hanya tertuju pada Ara. Gadis itu sudah membuatnya jatuh cinta. tapi sayang dia sudah punya kekasih.
"Boleh aku pesan tiga menu sekaligus, pak?" tanya Ara pada Agra.
"Emang perut kecilmu itu mampu menampung tiga porsi sekaligus?"
"Jangan meremehkan saya ya pak ..." ucap Ara sambil membetulkan letak kaca matanya.
"Yah ...yah ...., aku percaya ..., si kecil yang rakus ...." ledek Agra. tapi Ara tak perduli. ia tetap memakan apa yang di inginkan.
***
Sekarang sudah jam delapan malam. Ara sudah keluar dari gedung bertingkat itu. Kali ini tidak ada yang menjemputnya.
Ara pun berjalan menuju ke jalan raya untuk menghentikan angkot. Tapi langkahnya terhenti saat sebuah mobil berhenti di depannya.
"Pak Rendi ...?"
"Ra ...., aku beri tumpangan." ucap Rendi.
"Nggak usah pak ...., Aku naik angkot saja."
"Ini bukan tawaran ..., tapi perintah ..."
"Tapi pak ...."
"Ayo masuk ...." Rendi pun membuka pintu mobil. Setelah berfikir keras akhirnya Ara menyerah. Ia pun masuk ke dalam mobil dan memakai seathbelt.
-
-
-
-
-
-
-
kaka reader jangan lupa kasih LIKE dan KOMENTARNYA ya kak, Author benar-benar berharap dukungannya
trus berikan sedikit VOTE nya ya .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
midhaalexander💑
baru x nie baca novel bosny takut di diemin sekertaris ny lucu..😂😂 biasanya sekertaris sll patuh N takut ma bos
2021-04-18
2
Ganta dicahya negri
sebenarnya aku sudah baca Thor
tapi aku lupa
tapi sekarang sedikit-sedikit aku mulai ingat
karena aku penasaran
selalu ada notifikasi yang masuk di novel2 favorit ku
salah satunya karya author yg ini
jadi saking penasarannya biarlah aku mengulangi membacanya
maaf ya Thor 🙏🙏🙏🙏🙏🙏
bukan aku melupakan
tapi setiap cerita dalam novel
itu punya kesan dan pesan sendiri-sendiri
aku belajar banyak dari novel2 yg kubaca
mengambil hikmahnya
bukan hanya sekedar untuk hiburan
2021-04-01
2
wice Wice
seat belt
2021-03-20
0