Cilla masih berada di ruang ICU, begitu juga dengan korban nya, Wanita hamil sudah tidak bisa di selamatkan lagi, tetapi Bayi dalam kandungan nya selamat, Seorang Bayi Laki- laki, sementara korban satu lagi Gadis kecil kaki kanan nya hancur dan terpaksa harus di amputasi.
Sementara Cilla mengalami benturan hebat di kepalanya, sejauh ini belum tahu bagaimana kondisi Cilla sebenarnya. Mama dan Papa Cilla yang kebetulan masih di berada di Indonesia segera menuju rumah sakit saat mendapat telpon dari rumah sakit mitrasana
"Apa yang terjadi pada mu Cilla, kenapa semua ini terjadi?", Mama menangis tiada henti nya.
Sementara Papa menemui Keluarga korban, dengan hati-hati Papa Cilla berkata kepada Laki-laki itu, muka nya pucat, mata nya sayu sendu Dia duduk di lantai sambil menangis sesegukan.
"Nak... boleh saya bicara"
tidak ada jawaban dari Laki-laki itu, Dia hanya diam dan terus menangis
"Maaf kan Anak saya", Papa mendekati Laki-laki itu dan mengajak duduk di kursi, akhirnya kedua nya berbincang, Papa Cilla memeluk Laki-laki itu dan mengusap pelan bahu nya.
.
.
Semua biaya rumah sakit, prosesi pemakaman di tanggung oleh Keluarga Cilla dan Papa Cilla menyewa Suster untuk merawat Bayi Laki-laki yang baru lahirkan. Sudah satu Minggu Cilla belum juga sadar, mata nya masih terpejam seolah tak ingin membuka mata nya lagi, sementara Gadis kecil bernama Sabrina sudah lebih sehat, meski bersedih karena kehilangan Mama dan kaki kanannya, Mama dan Papa Cilla berjanji akan memberikan kaki untuk Sabrina.
Karena Keluarga korban tidak memiliki Keluarga di Jakarta, akhirnya Papa Cilla meminta, Dewa untuk tinggal di rumah nya, biar ada Pembantu dan Suster yang merawat kedua Anaknya, Papa Cilla menempat kan Mereka di ruangan sebelah timur biasa di gunakan jika ada Saudara datang untuk menginap.
Tante Citra pun ikut membantu mempersiapkan kamar dan perlengkapan untuk Bayi, kedatangan Dewa dan Anak- anak nya, sudah sangat di tunggu Mama dan Papa Cilla, sebenarnya Dewa menolak ajakan Papa Cilla tapi Sabrina menginginkan nya, Sabrina menyukai Mama Cilla, Sabrina pun memanggil nya Eyang, apalagi setelah bertemu Tante Citra, semakin tak sabar Sabrina ingin tinggal bersama.
Dewa adalah seorang guru, Dia mengajar di salah satu SDN di Jakarta sebagai PNS namun kalau di lihat dari tempat tinggal nya Mama dan Papa Cilla merasa tak tega, karena begitu sederhana sampai tidur pun hanya mengunakan kasur tipis di lantai.
Di tempat lain Widyo sedang berusaha menghubungi Cilla tetapi tidak aktif karena ponsel Cilla hilang saat kecelakaan itu. Widyo sempat bermimpi Cilla mengayuh sepeda di dalam air yang meninggi hingga tenggelam.
"Mas...", adinda membuyarkan lamunan widyo,
"ya"
"Besok Kita jalan yuk, Dinda bosan di rumah terus"
"Memang mau kemana sayang?" tangan Widyo sambil mencolek pinggang Istrinya
"Iiiiih geliii Mas"
Widyo semakin gemas, Ia terus menggelitiki Adinda dan akhir nya terjadi lah perebutan mahkota, bahasa nya vulgar kah karena Penulis berusaha menggunakan bahasa yang umum dan bisa di mengerti.
Malam yang dingin terasa hangat dan bergelora padahal di luar sana hujan gerimis turun sejak sore.
Itulah yang di namakan nafsu, nafsu akan mengalahkan segala nya, bahkan kadang hati dan logika tertunduk lemah karena nya, ketika jalinan asmara yang begitu lama terputus dan berakhir dengan perpisahan, banyak waktu yang terbuang hanya untuk sekedar kata-kata kenangan, sungguh menyedihkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Rina Anggraeni
dasar widyo segitu aja rasa sayangmu buat tunangan u yg udh bertahun" menjalin kasih... jd ikutan sakit nih liat cila yg msh setia sm widyo
2023-06-15
1
Duwisukema
aq mmpr kak, bom like ya...
aq ksh saran kak kalau nama org hurup kapital ya kak, aq jg msh bljr...🙏🙏🙏
mmpr jg di my little wife is my student
mari slg dukung
2020-06-04
3