"Mas mau dibikinkan apa ?"tanyaku mengalihkan fokusnya "Nanti saja sayang kita berangkat yuk" timpalnya boleh jawabku spontan mencari tas branded itu tidak ada pilihan
"Mas nanti mampir ke minimarket bisa ? Beli kertas atk"pintaku
"Sudah kumasukkan tas sayang, coba lihat kembali"Hendra, sebuah kejutan kudapatkan "Makasih mas,"ucapanku seakan spontan dan bermanja di lengan yang agak besar menurutku entah itu kekar atau apa ? "Hmm.... Mas tidak kerja ?" pertanyaanku sedikit ingin tahu "Kenapa malu diater suami" jawaban mas Hendra sungguh menohok merubah suasana bahagia yang baru juga aku rasakan membuahkan tawaku
Wwkkkwkwkwk.... "Judesnya suamiku" ucapanku sembari menjijitkan kakiku meraih ujung hidung mancung itu dengan gemas "Sudah mulai goda ya "begitu bahagia mendengan balasan mas hendra dan meraihku tapi kali ini gagal karena aku sadar dan tertawa sembari berlari keluar ruangan, meraih pintu dan bingung menghadapi itu, karena kecanggihan dan akunya kedesaan kali yah, "mas ajarin aku" ungkapanku tanpa sedikitpun malu ya itu kenyataan. "Pedesaan sorotan tajam dan mengatakan istriku apapun kamu tetap
istriku sayang segera jadilah ter... Ya sayang dengan serius menjelaskan
Mungkin sedikit atau banyak ketinggalan tapi daya tangkapku mulayan menyimak dan bisa
segera mempraktekkan
Kami keluar dengan langkah ringan tanpa beban turun menggunakan lif dan segera masuk mobil
lebih bagus dari yang dulu dulu sedikit ragu dengan hanya membisu segera ada
suami yang akan menjadi ter itu membukakan pintu segera menunduk masuk sesaat
kami melaju ... Sarapan bubur ya sayang, apa saja maz
Berhenti di suatu tempat ruko besar banyak yang berjajar di parkiran itu kembali melihat
suamiku membukakaan pintu mengulurkan tangan sedikit menunduk dan melangkah
membeli bubur itu
Masuklah kami di sebuah ruangan cukup luas ternyata beberapa ruko di modif menjadi satu,
sayang di sini ? Anggukanku mengiyakan
Menaruh buku kosong mengisyaratkan ada penghuni, semberi menghampiri dan ngomong mbak bisa
yang satu minta tanpa daun bawang bisa dan berlalu pergi
Aku kurang tahu pasti tanggapan mi suami
Karna berlalu menduduki kursi yang ku tinggal itu dengan kertas mewakili kepemilikan
Menarik untuk duduk
Tapi....
Braakksudah ada cewek berpakaian seksi
mendahului
Kesal iya cuman malas berdebat, akhirnya ku ambil kertas di atas meja hendak pergi
Tapi kembali bruaakk.....
Kertasku berhamburan membuat banyak mata tertahan melihat kami, bukannya sok sabar tapi
memang kalau lagi ketemu pak sabar seperti sekarang aku hanya diam mengambil
dan mencari kursi lagi
Nampak ada
yang luang dengan sedikit belaian mentari mencari sosok yang mulai mengisi hati
tak nampak, begitu terkejutnya saat tangan menyentuhku melihat kebelakang
disambut dengan sayang pindah ? Iya berjemur bakar lemak timpalku menetralisir
masalah
Mas masih lama ? Bentar juga datang tapi mejanya ? Aku konfirmasi bentar mataku tertuju
ada pelayan membawa nampan dengan dua mangkok ideku menentukan langkahku
sedikit kalah cepat dengan pelayanan tanganku bermain maz maz pesanan saya
sepertinya ?
Iya mbak meja 18 ini
Buk....Hentakan kecil dimeja
Hay kamu ya main serobot saja .... Ini punyaku bentakannya memekakkan telinga
Celaka tak bisa dihadang dan keberuntunganpun tak bisa dibendung
Berusaha tenang tanpa menggubris seksi yang dipaksankan itu, ku kembali mengatakan ini
pesanan kami sekarang pindah di ujung dengan memastikan daun bawang tak
bertabur disisi mangkok itu
Ini tulisan meja 18 pelayan meragukan, baiklah mas atas... Hay!!!! Wanita sialan
memperlambat sarapanku
Entah kenapa aku memang jenuh dengan pertengakaran dan perkelahian aku hanya melanjutkan
pertanyaanku ini atas nama hendra kan ? Iya jawab pelayan itu pasti serta
mengakhiri perdebatan kami melangkah pergi
Tapi....
Mungkin ? Karena tudak terima siseksi ambal abal bikin ulah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments