Bukan sayang bukan itu dengan muka merayu, melihat wajah itu sesaat teringat kata kata kasarmu, tapi ku tepis dengan menjawab "tidak akan kecuali maz yang menginginkan itu"
"Hentikan kata katamu itu!!"mas hendra kembali angkuh sontak badanku membeku kembali bayangan itu, kata kata itu membuat aku berlari air mataku tak lagi terbendung menutup kamar mandi dan menguncinya
Tanpa merubah apapun ku nyalakan air membasahi diri dan menikmati sakitku, dan terlintas sosok ibu membuatku kembali menghapus air mataku mensegerakan ritual mandi Menghela napas dalam upayaku untuk lebih tenang dan berlalu membukan handle itu
Dan nanpak sosok frustasi itu, " jangan pernah mengatakan kecuali"kata mas hendra terusannya meraihku spontan pelukan tak sempat ku hindari karena kaget handukku hampir terlepas
membuatku memegangi
Mataku yang sedikit sembab harus terbelalak karena itu, "hampir saja gumamku, ini suami rasa nano nano kali yah kadang menyenangkan lebih sering menyebalkan
Diamku membuat pertanyaan
"Sayang berjanjilah" pintanya atau tuntutan ?
Lagi malas merasa handuk juga mengendor tanpa atribut pengaman akhirnya anggukan yang bisa kulakukan
Pelukan apalagi ini, aku hanya bisa pasrah membiarkan toh kami suami istri meski ...... Ach lupakan tepisku
Jangan hanya diam sayang aku butuh jawaban, Kata kata itu memintaku kembali fokus, "Aku hanya bisa membuktikan bukan hanya kata kata tapi sebuah tindakan" dan memberanikan
diri merenggangkan pelukan itu sembari membenahi balutan pinkku yang hampir lepas, mas Hendra Hanya memandang sedangkan Aku berlalu meraih tombol coklat mencari barang tak ketemu, "di ujung sayang, disini" mas Hendra dengan memegang pdw warna kulit kesukaanku
"Haduh.... Mas malu tahu"kataku, menghampirinya meminta sedikit memaksa dengan kejengkelan " maz buruan dingin ini, " pintaku "sini "pintanya lagi di ujung tempat tidur ada sofa kekinian karena emosi menyelimutiku membuatku terburu buru menghampiri alhasil tersandung dan ambruk hampir saja melesat dan kembali sigab suamiku menarikku dan tepat mendarat dalam pangkuannya
Beratakan berhamburan itulah kenyataan makin lengkap pinkku tertarik ujung sofa itu sontak membuka bagian paha dan menarik bagian saudara kembarku hampir nyembul
Karena sangat tiba tiba bukan sebuah rekayasa jadi rasa malu atas itu membuatku dan kita tercengang dengan pikiran masing masing
Dan meraih kembali pdw di tangan yang kembali diusili membuat tubuhku kembali menindih tubuh suami, semakin menggambar jelas lekukan saudara kembar di dada suamiku
seketika senyumnya mengembang , dan rengekkan ku "maz..... Ayolah mas...." bukan jawaban kembali gerakan membalik badanku bertukar posisi, dadaku makin sesak, sesesak hatiku merasakan banyak hal keraguan dan masih ada nama terpendam, mungkin lamunanku tergambar ? Mungkin ? Sampai suara terulang "sayang
sudah siang ayo ku antar"mas Hendra dengan menggoyang lenganku
"Ba...baik maz"timpalku sembari menghindar dari tubuh gagah di sebelah harapanku segera melangkah dan bangun
Tapi Kembali handukku tertindih tubuh suamiku membuatku segera kembali duduk mengikuti tarikan itu meski mungkin ? Terlihat belahan pahaku dari samping , mungkin ?
Sembari kembali terkejut menetralisir dengan mengatakan "maz itu..... "pintaku serta menunjuk bagian handuk yang tertindih
Bengongnya serta gelagapan bilang " eh.... Iya maaf maaf" berlalu pergi menggumam dalam hati mengatakan bodoh amat suami sendiri
Mengenakan pdw kasukaan entah bocoran dari mana sampai tahu semua prwku terutama atasan berkacamata itupun suka warna kulit dan sengangnya saat kurasanya nyaman dan pas bukan bermaksud sombong, ku tahu ini branded mahal buatku mungkin tidak buat
kalian, tapi buatku itu bukan sebuah jaminan kenyamanan apalagi terkait pdw aku memang susah
Senang keluar dengan mengenakan setelan rok pangjang serta kemeja kekinian membuatku sedikit terliahat lebih panjang senyumku kembali mengembang saat menata rambutku sedikit ikatan karena basah
Dari belakang memegang pinggang, yang lumayan terlihat karena bajuku masuk kedalam rok, yang dibedakan tanpa paksaan mas Hendra menariknya keluar mengatakan "ayo sudah siang" sembari merapikan kembali kemeja melingkar kembali mengatakan "sebaiknya begini sedikit penekanan" diam sajalah ndak usah komentar
"Mas mau dibikinkan apa ?"tanyaku mengalihkan fokusnya "Nanti saja sayang kita berangkat yuk" timpalnya boleh jawabku spontan mencari tas branded itu tidak ada pilihan
"Mas nanti mampir ke minimarket bisa ? Beli kertas atk"pintaku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Masri Masri
ra patek dong alur critane ky ora pilah
2021-05-03
0