"Dibuka boleh ?" Pintaku
Anggukan senang melihat persetujuan dan makin senang melihat baju pilihan itu dan terkejut dengan dua kotak perhiasan itu "Maz ini ?," Menunjukkan bludru itu
" Buat kamu, kenakan sayang"Sang suami
"Maz.... Jangan bercanda ini mahal" Tyo penuh ragu dan ketidak percayaan "Serius pakai yang pas atau dipakai saja dua duanya" sang suami menghampiri dengan senyuman menenangkan
Melingkarkan tangannya dan kembali mengulang "maafkan kata kata kasarku ya sayang,"perkayaan sang suami merupakan sebuah permintaan lembut, meraih bok bludru lainnya dari saku dan menyematkan cincin dijari indah sang istri
Dengan mengucapkan "takkan kubiarkan siapapun mengisinya, karena semua milikku" ungkapan sang suami diakhiri kecupan hingga berbunyi
^^^Cepukksss^^^
Makasih maz, pelukanku mendarat sedikit menjinjit karna sedikit pendek akunya cuman cukup tinggi ukuran cewek
"Pakai yang mana sayang ?" Ndak berlebihan maz?? Takut hilang
"Apa?!!"sang suami sedikit terbawa emosi, "Iya kan mahal,"Tyo menjawabnya "aku sedih mendengarnya, Perhiasan ada tokonya terpenting kamunya jangan hilang"sang suami meenyatakan itu mebuatnya bahagia
Membuka keduanya menimbang dan memutuskan, "Ini saja sayang pas tidak kecil juga besar," Tyo meminta pertimbangan, Anggukan sang suami membuatnya melayang dalam lamunan, berguman dalam hati "semoga bukan mimpi"
Memasang sebuah kalung juga gelang lengkap semua terisi, "ayo sayang" pintanya menunjuk ranjang hatiku bimbang dan tiba tiba tubuhku seperti pohon tumbang
Dan sesaat sadar ada sedikit goyangan berbumbu dengan dekapan tangan gagah itu
Diujung lamunanku mengatakan maafkan aku sayang, aku tahu tapi tidak meneruskan menjadi percakapan dan tetap diam, serta sudah berbaring dengan kain tipis pilihan suamiku, sudah malam tidurlah dulu besok mulai kuliahkan sayang
“Iiiya maz terimaksih” berbuah kecupan itu lagi membuatku grogi menata posisiku lagi, mencoba menyakini sosok itu pergi mengakhiri segala rasa dalam hati
Dengan sebuah kata tak terucap maaf maz, cintaku belum buta serta mengakhiri dengan memejamkan mata
__________________________________________
Pagi tak lagi buta, Artinya apa ? kesiangan sedikit berlari..... Tanpa memandang jelas membuat.... Kejadian yang diharapkan
^^^Bruuaks.... ^^^
Bukan terpental tapi berpelukan, sosok misuami mendekapku dengan cekatan menempel dan tergeletak dilantai
"Ada yang sakit ?" sang suami "Ndak mas kan diatas, sedikit malu" jawabku dan sontak kembali menerima pelukan serta kecupan pas diujung kepalaku
"Maz..... Sampai kapan ?"pintaku " Sebentar....,Aku takut mengingat saat itu....
...flah back...
Saat duniaku gelap malam itu, aku juga tak tahu jelas, tubuhku di angkat mertua dibantu bodygard membawa ke kamar mertuaku sesegera dokter menangani suami terlebih dulu, dan menomer duakanku karna tidak banyak darah selesai dan dirasa aman baru menyentuh
Ternyata diluar dugaan nadiku memelemah serta membuat kegaduhan dan beberapa suntikan akhirnya stabil, Saat mas Hendra bangun mencariku akupun sudah mulai sadar....
Dan sok sok an mau ke kamar mandi tapi duniaku kembali gelap nadiku kembali menurun dan sesaat suamiku tahu langsung memeluk dan membentak smua orang membopongku ke luar menuju Rumah Sakit tanpa bantahan
Sesampainya di Rumah Sakit ketegangan terjadi suami marah frustasi
Saat menegangkan terjadi sampai akhirnya terlewati, saat pagi tiba tiba jangan lagi dekapan erat itu sayang maafkan aku dengan rasa bersalah aku merasakan itu
"Maz aku baik baik saja, dan jangan bilang maaf membuatku ngilu" kataku bukan melepaskan makin memelukku seakan tak ingin kutinggalkan
"Maz" pintaku menyakinkan dan memberikan pelukan balasan serta kecupan yang mengalir dipipi kanan, berbuah "terimakasih sayang"
"Maz sudahan yaa" pintaku sedikit ragu
"Jangan tinggalkan aku" permintaan mas hendra
"Maz bentar aku kesiangan kuliah"timpalku "bukan sayang, bukan itu" dengan muka merayu, melihat wajah itu sesaat teringat kata kata kasarmu tapi ku tepis dengan jawab "tidak akan kecuali maz yang menginginkan itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments