Flash back on pada malam itu..
"Awh.. " Sabrina sengaja menubrukkan diri saat melihat Romain berjalan tergesa di lorong dekat loby,
sebelumnya Sabrina sudah merasa curiga akan gerak gerik Romain dan Alleea, niat ingin mengetahui ada hubungan apa diantara mereka, Sabrina meminta tolong seorang temannya untuk menyiapkan sebuah alat penyadap,
Berpura pura kaki terkilir tidak bisa berjalan, Sabrina melancarkan rencana dengan meminta tolong Romain membantu kembali kekamarnya.
merintih kesakitan agar Romain semakin percaya dengan meminta tolong menelponkan dokter kenalannya.
Netra Sabrina terus mengawasi Romain yang sibuk menyambungkan panggilan didekat pintu,
terlalu jauh, bagaimana aku bisa menempelkan alat ini..
alat penyadap itu berukuran kecil mirip stiker yang hanya ditempel, namun memiliki sinyal jangkauan yang kuat untuk merekam suara target.
dan pada saat meminta tolong Romain mengambil sesuatu didekat kaki ranjangnya, pada saat itulah Sabrina menempelkan alat penyadap di tubuh Romain.
Usai memastikan Romain pergi dari kamarnya, Sabrina menurunkan kaki menapak lantai dengan ekspresi biasa saja melangkah menuju sebuah sofa,
akting terkilir yang sangat meyakinkan..
Sabrina duduk bersandar pada sofa sembari memangku laptop dan mengenakan earphone ditelinga, memasukkan kode kode untuk menyambungkan koneksi sinyal dan,
Malam itu Sabrina mendengar semua percakapan Romain dengan seorang wanita yang Sabrina yakini adalah Aleea .
Flash back off..
Hari ini di penginapan Timnas Portugal..
Aleea menikmati sarapan terakhir bersama para rekan medis , duduk di samping Elly mereka melakukan obrolan ringan seputar timnas Portugal
apalagi topik yang lebih menyenangkan daripada membicarakan para pria tampan berotot nan seksi.
"apa kamu tahu? semalam aku menghabiskan waktu dengan salah satu pemain.. uughh dia sangat keras dan berotot.. " ucap Elly tanpa menyebutkan nama pemain.
"Malam malammu selalu panas Elly, kami rasa kamu punya bakat untuk jadi wanita simpanan hahaa.. " celetuk salah satu anggota lain.
"Hhmm.. itu ide yang. cukup bagus setidaknya aku dapat bayaran mahal sekali main ya kan "
Elly sungguh tipikal wanita murahan yang tidak pemilih, asal itu pemain bola dan kaya pasti mau.
Aleea yang sedari tadi menyimak obrolan mereka merasa risih namun hanya diam saja, pura pura sudah biasa.
"Leea.. ceritakan bagaimana malammu bersama Antonio Silva, bukankah Kalian dekat ? kami yakin kalian tidak hanya sekali menghabiskan malam di atas ranjang, " menyebut nama Antonio Silva membuat para tim medis auto meneteskan liur.
Antonio Silva adalah satu satunya pemain yang sulit di gapai, tidak seorangpun pernah merasakan hujaman liar di bawah kungkungan tubuh pria macho itu, dan hanya Aleea yang belakangan selalu dekat dengan Antonio Silva, jadi wajar jika mereka berpikir Aleea adalah wanita beruntung karena menghabiskan malam panas berkali kali..
Aleea hanya tersenyum, mana mungkin juga dia mengaku tidak pernah melakukan hubungan badan. Bisa di ledek habis habisan jika ada seorang perawan didalam tim.
"Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata kata kak, kalian akan tahu sendiri jika mersakan nya hehee.." senyum manis Aleea terlihat menyebalkan karena tidak mau jujur.
Sesi sarapan yang diselingi topik pembicaraan vulgar sesama anggota Tim medis wanita selesai.
aleea sedang mengemasi barang dikamar saat terdengar suara ketukan pintu, mempersilakan masuk saat tahu itu adalah Elyy.
"Apa ada yang bisa aku bantu Leea? " Elly duduk ditepi ranjang.
"Aku tidak membawa banyak barang jadi hanya ini saja sih kak.. " menunjuk sebuah koper kecil.
"Aku senang bekerja denganmu sebagai rekan medis, kamu sangat cekatan menolong pemain yang cedera, kamu seperti memiliki tangan ajaib yang bisa menyembuhkan dengan cepat hehee.. " kata Elly.
"Kak Elly dan rekan lainnya juga hebat kok, aku yakin kalian adalah tim medis terbaik yang dimiliki timnas Portugal, " ujar Aleea yang ikut duduk didekat Elly.
Mereka kemudian sedikit bercerita saling bertukar pikiran tentang hal hal dunia medis dan sepak bola.
hampir satu jam lamanya hingga seseorang kembali terdengar mengetuk pintu kamar,
Aleea membuka pintu dan terkejut, itu adalah Antonio Silva sedang berdiri didepan pintu dengan penampilan kasual.
"Silva.. ada apa tumben kesini ?" kata Aleea.
"Penampilanku sudah cukup pantas untuk ikut mengantarmu kembali ke penginapan Timnas Maroko bukan ?"
"Astaga.. kamu tidak boleh kesana Silva , aku yakin pelatih dan yang lainnya juga akan melarangmu.. "
"Tapi aku ingin menghabiskan hari denganmu Leea, setelah ini kita akan sulit bertemu kan.. "
Elly yang sedari tadi mengamati Leea yang tak kunjung kembali masuk, menghampiri ke arah pintu.
Terkejut melihat sosok tampan yang sedang ngobrol dengan Leea,
"eghem.. sepertinya kalian butuh waktu berdua, sebaiknya aku kembali ke kamarku aja, bye Leea semoga perjalananmu lancar dan aku senang mengenalmu walau hanya sebentar.. " memeluk Aleea sebagai salam perpisahan.
"Terima kasih juga untuk semuanya kak Elly.. " balas Aleea.
Antonio Silva hanya diam saat Elly menatapnya..
singkat cerita,
Aleea tiba dipenginapan timnas Maroko menjelang sore hari.
Para rekan medis timnas Maroko menyambut kedatangan Aleea di loby, membantu membawakan koper dan mengantar sampai depan kamar.
"Kami senang kamu kembali dengan selamat Leea.. welcome home.. " ucap Jasmine memeluk erat.
"Aku juga kangen kalian semua, dan aku tidak sabar untuk pertandingan berikutnya, kita tim medis Maroko yang hebat kan " Kata Aleea bersemangat.
"istirahatlah Leea, kita bertemu saat jam makan malam, see you.. " Jasmine dan beberapa rekan lain meninggalkan lorong.
Baru saja Aleea meletakkan koper didekat ranjang, terdengar suara ketukan di pintu..
ceklek.. suara pintu terbuka..
itu adalah Sabrina, dan hei.. ada urusan apa sampai seorang Sabrina menghampiri dirinya..
"Hai Leea, bisa aku masuk ? bisa ya.. " masuk tanpa permisi dan langsung duduk disebuah kursi.
menatap tidak suka pada Aleea yang masih berdiri didekat pintu.
"Aku tidak suka kamu kembali kesini Leea, kenapa kamu tidak berada di timnas Portugal aja sampai piala dunia selesai ?!" bersedekap angkuh dengan sorot mata membenci.
"Maaf.. tapi mau di timnas mana aku ditugaskan itu bukan urusanmu nona Sabrina dan Sejujurnya aku sangat senang berjumpa denganmu, bukankah sebaiknya kita berteman? siapa tahu aku bisa menyalurkan energi positif padamu hehee.. "
kalimat halus yang mengejek ditambah senyum manis yang Aleea tampilkan membuat Sabrina jijik.
Sabrina tidak menjawab kalimat Aleea justru mengamati setiap sudut kamar Aleea, memutar bola mata malas kemudian berjalan menuju pintu.
Aleea yang sedari tadi memegang handle pintu tidak menaruh curiga sedikitpun, baginya Sabrina hanya wanita manja yang memanfaatkan koneksi untuk bisa bebas berkeliaran di dalam lingkup timnas Maroko.
"Jangan dekati Romainku !! i hate you bi*tch !!" Sabrina sengaja mendorong tubuh Aleea yang menghalangi jalan keluar nya.
Aleea kembali tersenyum ramah dan berkata,
"nice to meet you Sabrina, see you next time, bye.. "
Sabrina melihat sikap Aleea kembali mengumpat,
"tingkahmu membuatku mau muntah, cih.. " menghentakkan kaki lalu menjauh pergi dari kamar Aleea.
Sabrina benar benar tidak suka..
sementara Aleea masuk kedalam kamar setelah menutup dan mengunci pintu.
Mengumpat sendiri atas perlakuan Sabrina padanya,
Dia pikir dia siapa ?? cih suka sekali merendahkan orang lain, seharusnya dia bercermin, apa dia tidak ada cermin untuk melihat dirinya dan tingkah menyebalkannya itu heh !!!
Aleea mengambrukkan diri diatas ranjang usai menenggak segelas air putih, berusaha menetralkan emosi dengan tidur sejenak..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments