Kedelapanbelas

"Danesh bener Lex, Lo gak bisa salahin Alycia jelas-jelas disini Lionel yang salah sampe buat Alycia luka tapi dengan entengnya Lo mau salahin Alycia yang gak tau apa-apa bahkan gak pernah nyari urusan sama Lo dan Lionel." Ucap Gibran sembari menatap datar Lionel yang bersembunyi didekapan Alex.

"Cinta boleh bego jangan." Celetukan Santi membuat

suasana semakin memanas.

"Kita pergi aja." Ajak Alycia yang sudah risih.

Alycia beranjak pergi di ikuti Santi, Danes, Rayyen juga Eric. Devano menatap Alycia khawatir dan ikut beranjak pergi menyusul Alycia sedangkan Xender hanya berdiri diam dan berbalik pergi kembali ke kelasnya.

Di pintu kantin berdiri Kania, Ara dan Rahma yang sudah melihat kejadian itu dari awal. Mereka menatap Lionel dan Alex dengan pandangan muak.

"Bisa-bisa nya Lo di jodohin sama cowok brengsek

kayak gitu sha." Ara menepuk bahu Kania pelan.

"Lionel itu kok makin lama pengen gue musnahin ya?." Celetuk Rahma yang terlihat sangat tak suka.

"Guys haruskah?." Tanya Kania yang menatap

kedua sahabatnya dengan senyum misterius.

Ara dan Rahma mengangguk'an kepalanya dengan senyum yang ikut mengembang. Setelah itu beranjak masuk ke dalam kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong tanpa memperdulikan suasana kantin yang masih aneh.

Alycia meringis kecil saat tangannya memerah di olesi salep oleh Santi.

"Pelan pelan San perih ini Lo mah jahat bener."

"Sssttt udah diem gue lagi kesel sama Alex."

Alycia hanya memutar bola matanya malas. Mengalihkan atensi nya ke tiga sosok pemuda yang berdiri di depannya.

"Btw makasih ya Nes." Alycia tersenyum tulus.

"Hmmm."

Danes hanya berdehem singkat di sertai senyum tipis yang membuat Alycia sadar bahwa lagi dan lagi alur novel sudah berubah.

"Santai aja Ci Lo udah kayak adek untuk kita." Rayyen

rambut Alycia lembut.

"Alycia ajah nih?." Tanya Sandra menatap mereka.

"Kalo Lo jadi jodoh gue aja gimana?." Seru Eric yang mendapat pukulan di bahunya kencang.

"Ogah banget sama buaya kayak Lo."

Alycia terkekeh kecil melihat kelakuan Santi dan Eric seperti Tom and Jerry.

Tanpa mereka sadari di pintu UKS yang tidak tertutup rapat. Devano berdiri melihat dan mendengar perkataan mereka dengan sang adik.

Lagi-lagi dirinya gagal menjaga adiknya. Dirinya merasa sangat tidak berguna. Langkahnya gontai berbalik pergi meninggalkan UKS tanpa sadar ternyata Alycia melihat keberadaan Devano yang sudah beranjak pergi.

Alycia merasa hari ini sangat sial sungguh, tangannya yang sudah terbalut kain kasa. Dan sekarang mobilnya mogok di jalan yang cukup sepi karna langit sudah sangat gelap tanda hujan akan turun.

Setelah mengotak-atik mesin mobil yang percuma saja dirinya tidak tau dimana kerusakan nya. Berjongkok mengusap rambutnya frustasi.

Matanya sudah memerah menahan tangis yang memang sudah di tahan sejak tangannya terluka. Isakan kecil mulai terdengar yang membuat nya tidak sadar bahwa ada suara motor yang berhenti di sampingnya.

Tepukan di pundak Alycia membuat Alycia

mendongak menatap sosok yang tertutup helm full

face. Dari celana panjang yang Alycia lihat walau baju

orang ini tertutup jaket hitam dan wajahnya menggunakan masker tapi Alycia tau cowok ini

satu sekolah dengan dirinya.

"Hidup Lo susah banget ya sampe ngemis pinggir

jalan gini? mana nangis lagi." Celetuk cowok itu yang

perlahan membuka helmnya.

Sesaat Alycia mengerjapkan mata kaget langsung

lanjut part 19

#jangan lupa like komen voting dan subscriber biar kalo up kalian tau🥰🤣

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!