Hari segera berlalu sejak Alice mengusir Justin untuk keluar dari Rumahnya.
Namun jelas aja hal itu tidak membuat Aleyster senang, Al dari kemarin mencoba bertanya pada Mamanya kenapa.
"Al, kamu itu jangan seperti itu. Kamu itu hanya butuh Mamamu, tidak perlu lagi untuk mencari Papamu,"
Al yang melihat wajah kemarahan dari Mamanya itu, jelas merasa bingung.
Padahal, selama beberapa hari ini terlihat hubungan mereka sudah cukup baik?
Di pagi hari, Mamanya bahkan sudah tidak keberatan jika dirinya diantarkan Papanya untuk pergi ke sekolah.
Dan dibeberapa saat, Papanya bahkan akan mampir datang untuk makan malam bersama, atau hanya sekedar mengirimkan makan malam.
Al merasa sangat senang belakangan ini, walaupun tidak tinggal satu rumah dengan Papanya, namun bisa bertemu setiap hari seperti itu juga sudah cukup menyenangkan.
Bahkan, Papanya itu akan mampir bermain dengan dirinya sesekali.
Seperti kemarin, namun tiba-tiba Papanya kemarin pergi bahkan tanpa bilang padanya.
Dan hari berikutnya hubungan mereka berdua sudah menjadi sangat buruk sama seperti saat pertama kalinya mereka bertemu.
Ketika memikiran ini, Al jelas saja merasa sangat sedih.
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" Tanya Al lagi.
"Al, kamu tidak perlu tahu yang jelas kamu patuhi Mama, dengarkan apa yang Papa katakan, jauh-jauh dari dia,"
"Tapi kenapa? Dia kan Papa Al,"
Mendengar rengekan itu, Alice segera menjadi sedikit emosi dan berkata,
"Kamu dengarkan apa kata aku!"
Mendengar dirinya dibentak itu, Al jelas merasa sangat terpukul dan sedih lalu segera berlari keluar dari ruangan itu, meninggalkan Alice sendirian disana.
Melihat Putranya pergi dengan sedih itu, Alice tiba-tiba merasa bersalah.
Namun apalagi yang bisa dirinya lakukan?
Dirinya tidak bisa membiarkan Justin menipu Putranya, untuk dijadikan bahan percobaan gila itu.
Pemeriksaan apa?
Ujung-ujungnya putranya hanya akan menjadi subjek dari penelitian.
Namun jika dipikir-pikir lagi, soal pemeriksaan dan apa yang di katakan Justin, Alice menjadi cukup cemas juga.
Memang, Al jelas bukan anak normal, dia juga ada dengan cara yang tidak normal, melalui serangkaian penelitian dan percobaan, hingga kebetulan masuk kedalam rahimnya tanpa sengaja.
Sajauh, ini Alice lu menemukan keanehan dalam diri putranya itu.
Dirinya tidak benar-benar tahu, tentang hal-hal ini dimasa depan, atau tenang apa yang sebenarnya orang-orang lakukan pada Al saat masa percobaan itu, Rekayasa Genetik semacam apa yang dulu dilakukan pada putranya itu.
Namun, bagaimana jika ternyata ada efek samping?
Dirinya benar-benar tidak mau jika terjadi sesuatu pada Al.
Sekarang apa yang harus dirinya lakukan?
Merasa pusing, Alice akhirnya memutuskan untuk keluar dari Rumah untuk mencari udara segar.
Jadi, dia meminta maaf pada Al dan mencoba mengajaknya keluar.
"Al tidak mau, Al ingin di Rumah saja,"
"Al, maafkan Mama... Sungguh tadi Mama hanya terbawa emosi, Mama tidak bermaksud memarahimu mohon mengerti, Mama,"
"Mama yang tidak mengerti, Al,"
Al yang masih marah itu, segera menutupi dirinya dengan selimut, terlihat mencoba tidur sambil mengabaikan Alice.
Alice tidak bisa berbuat apa-apa melihat putranya marah itu, hanya menunggu di sana sampai putranya benar-benar tidur.
Setelah Putranya tidur, Alice memutuskan untuk pergi keluar rumah mencari udara segar sambil nanti mampir mencari makan malam.
Saat itu, Alice sedang berada di taman, dan melihat ada berbagai jajanan dan makanan yang enak dijual di sana.
Untuk mencoba membujuk Putranya, Alice mulai membeli beberapa jajanan di sana, terlihat cukup antusias juga saat mengantri.
Namun, ketika ada didepan penjual martabak, Alice menjadi teringat sesuatu.
Itu benar, Justin kadang akan mampir ke rumah untuk bermain dengan Putranya, sambil membawa beberapa camilan, seperti martabak, salah satu makanan kesukaanya dan Al.
Martabak yang Justin bawa, rasanya sangat enak, membuat Alice tiba-tiba merindukan rasa martabak itu.
Sial, memikiran Justin membuat Alice merasa kesal sendiri.
Jelas, dia sudah benar-benar tertipu oleh kebaikan itu, masa hanya dengan beberapa makanan, dirinya sudah menjadi seperti ini?
Alice yang menatap penjual martabak itu, tidak memperhatikan ketika berjalan, jadi Alice tidak sengaja menabrak seseorang, dan menumpahkan minuman yang orang itu bawa.
"Ah... Saya benar-benar minta maaf," kata Alice dengan panik.
Namun begitu Alice mengangkat wajahnya, dirinya melihat wajah yang familiar.
Tentu saja, Alice cukup kaget untuk bisa bertemu dengan orang itu di sini.
Karena orang itu seharusnya tidak berada di sini.
"Pak Dokter Kevin? Anda disini?"
Pria yang di tabrak Alice itu, juga cukup kaget ketika melihat Alice.
"Alice? Kamu di sini? Aku tidak mengira kita bisa bertemu lagi begitu cepat," kata Pria itu sambil tersenyum ramah.
Senyuman itu, yang akan membuat beberapa gadis terpesona dengan ketampanannya, dengan wajah itu, walaupun mengenakan sebuah kacamata namun kharisma Pria dewasa disana tidak lepas.
Seorang Dokter Muda Tampan.
Ya, ini juga adalah Dokter yang selama ini menolong Alice ketika kehamilanya dulu.
Dokter yang sangat baik padanya dan Al selama ini ketika tinggal di Pedesaan, jika tidak ada Dokter ini, Alice tidak tahu apakah dirinya dan Al masih akan bisa selamat atau tidak.
Alice benar-benar berhutang pada pria yang ada di hadapannya ini.
Jadi, tentu saja, Alice senang ketika melihat wajahnya.
"Ini benar-benar kebetulan kita bertemu di sini," kata Alice dengan senyuman ramahnya.
"Ya, dunia memang terlihat sempit bukan?"
Lalu Alice baru saja ingat tentang dirinya yang menumpahkan minuman pada Pria dihadapannya itu.
"Ah, Bajumu sampai basah seperti ini, Aku benar-benar minta maaf Pak Dokter,"
"Tidak masalah sama sekali ini nanti juga kering,"
"Tapi tetap saja tidak bisa begitu, saya benar-benar merasa tidak enak,"
"Sungguh, ini tidak apa-apa,"
"Tidak-tidak, jika Pak Dokter tidak keberatan, mungkin Pak Dokter bisa mampir ke rumah saya yang cukup dekat dari sini untuk membersihkan baju bapak,"
"Kamu tinggal di sekitar sini?"
"Benar, rumah saya kebetulan tidak begitu jauh dari sini, hanya di sekitar kompleks itu, dan Al pasti juga sangat senang jika bertemu dengan Pak Dokter," kata Alice dengan ceria.
Itu benar, Alice baru ingat Al juga sangat menyukai Dokter Kevin ini!
Hal-hal ini mungkin bisa menyembuhkan kesedihan dan kemarahan Al!
"Hmm, Aku pikir itu bukan pilihan yang buruk, aku akan mampir. Aku juga merindukan anak itu, dan juga, Nona Alice, aku sudah bilang padamu sebelumnya jika di luar jam praktek, kamu tidak perlu begitu sopan dan memanggilku Pak Dokter, panggil saja namaku Kevin,"
"Upss, saya benar-benar lupa karena pertemuan ini benar-benar mendadak, Saya benar-benar tidak mengira bisa bertemu di sini, kalau boleh tau, Bapak Kenapa bisa ada di kota ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Siti Nurjanah
apa dr Kevin ini adik tiri dari ayah biologis Al?
2023-01-11
2